Kerangka Pemikiran Operasional Optimalisasi Produksi Jamur Tiram Putih di Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Nusa Indah, Bogor

23 h. Aktivitas harus proporsional terhadap sumber-sumber. Hal ini berarti ada hubungan yang linear antara aktivitas dengan sumber-sumber proportionality. i. Model programming deterministik, artinya sumber dan aktivitas diketahui secara pasti.

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional

P4S Nusa Indah merupakan pusat pelatihan budidaya jamur tiram putih, yang juga melakukan usaha pembibitan dan budidaya sendiri. Dalam usahanya ini P4S Nusa Indah memiliki tujuan untuk memaksimumkan keuntungan. Produk yang dihasilkan terdiri dari berbagai jenis, yaitu bibit siap panen ukuran 17 x 35 cm, 18 x 35 cm, dan 20 x 30 cm, dan jamur tiram putih yang berasal dari bibit siap panen ukuran 17 x 35 cm, 18 x 35 cm, dan 20 x 30 cm. Permintaan minimum untuk bibit siap panen ukuran 17 x 35 cm per bulannya sebesar 5.000 log, untuk bibit siap panen ukuran 20 x 30 cm sebesar 4.000 log hingga 7.000 log setiap dua bulan sekali. Permintaan maksimum jamur tiram per bulannya sebesar 12.000 kg. Namun permintaan ini masih belum terpenuhi seluruhnya oleh P4S Nusa Indah. Untuk memenuhi permintaan yang ada, P4S Nusa Indah harus meningkatkan produksinya. Namun peningkatan produksi ini dibatasi oleh sumberdaya yang dimiliki, sehingga P4S Nusa Indah harus menentukan kombinasi produksi yang tepat. Produk-produk tersebut menggunakan sumberdaya yang sama yaitu bibit, serbuk, tenaga kerja, dedak, dan lahan. Meskipun sumberdaya yang digunakan sama, tetapi biaya yang dikeluarkannya berbeda sehingga terjadi persaingan penggunaan sumberdaya. Untuk mencapai keuntungan yang maksimum, P4S Nusa Indah dituntut untuk dapat berproduksi secara efisien dengan segala keterbatasan sumberdaya yang dimiliki. Selain itu P4S Nusa Indah harus memilih kombinasi produksi yang tepat, karena keuntungan setiap produk berbeda. Untuk produksi bibit keuntungannya kecil tetapi jangka waktu yang dibutuhkan relatif singkat yaitu hanya satu bulan. Produksi jamur tiram keuntungannya lebih besar, tetapi waktu yang dibutuhkannya juga relatif lebih lama yaitu empat bulan. 24 Keputusan kombinasi produksi yang tepat dapat diperoleh dengan menggunakan program linier. Program linier akan memberikan perencanaan terbaik diantara kemungkinan-kemungkinan yang dapat dilakukan. Program linier digunakan sebagai metode perhitungan untuk menghasilkan keuntungan yang maksimum dengan mengalokasikan sumberdaya secara efisien. Adanya ketidakpastian dalam dunia usaha, seperti perubahan harga jual produk atau ketersediaan sumberdaya, maka diperlukan analisis post optimal. Analisis ini digunakan untuk mengetahui bagaimana solusi optimal yang diperoleh P4S Nusa Indah jika terjadi perubahan dari kondisi awal. Perubahan ini akan mempengaruhi keuntungan yang diterima oleh P4S Nusa Indah. Dengan melakukan evaluasi antara kondisi aktual dan optimal, maka dapat diketahui apakah P4S Nusa Indah sudah mendapatkan keuntungan yang maksimum atau belum. Jika belum, maka dicari alternatif pemecahan masalah terbaik, sehingga P4S Nusa Indah dapat mencapai kegiatan produksi yang dapat menghasilkan keuntungan maksimal. Untuk lebih jelasnya kerangka pemikiran operasional dari penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3. 25 Gambar 3. Kerangka Pemikiran Operasional Produksi :  Bibit 17 x 35 cm  Bibit 18 x 35 cm  Bibit 20 x 30 cm  Jamur Tiram Putih Sumberdaya terbatas :  Bibit  tenaga kerja  lahan  serbuk gergaji  dedak dan plastik Analisis Optimalisasi produksi Kombinasi Produksi Alokasi Sumberdaya Maksimum Keuntungan Kondisi Aktual Evaluasi Analisis Post Optimal Analisis Sensitivitas Permintaan :  Bibit 17 x 35 cm  Bibit 18 x 35 cm  Bibit 20 x 30 cm  Jamur Tiram Putih 26 IV METODE PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu