2.4. Penelitian Terdahulu
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Akbar 2004 dalam tesisnya yang berjudul “Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Makroekonomi Dan Tingkat
Pengembalian Pasar Terhadap Imbal Hasil Reksa Dana”. Penelitian ini difokuskan untuk melihat pengaruh faktor-faktor makroekonomi yang meliputi inflasi, suku
bunga SBI dan nilai tukar rupiah terhadap dollar dan tingkat pengembalian pasar IHSG terhadap imbal hasil reksadana tetap dalam kurun waktu tahun 2001 sampai
dengan tahun 2003. Penelitian dilakukan secara time series terhadap data inflasi, suku bunga SBI, nilai tukar rupiah terhadap dollar dan tingkat pengembalian pasar IHSG
sebagai variabel eksogen dan imbal hasil reksadana pendapatan tetap sebagai variabel endogen. Adapun model pengolahan data yang digunakan dalam penelitian adalah
Vector Autoregression VAR dengan menggunakan software EVIEWS 4.1. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa berdasarkan R-square, variabel
makroekonomi yaitu inflasi, suku bunga SBI, kurs dan tingkat pengembalian pasar IHSG secara bersama-sama hanya mampu menjelaskan 17 persen terhadap imbal
hasil reksa dana pendapatan tetap. Dari uji F dan uji T, tidak ada variabel makroekonomi dan tingkat pengembalian pasar baik secara individu maupun
bersama-sama mampu mempengaruhi imbal hasil reksadana pendapatan tetap, lag pertama dan lag kedua imbal hasil reksadana pendapatan tetap mempunyai kontribusi
yang lebih besar dibandingkan faktor-faktor makroekonomi dan tingkat pengembalian pasar.
Penelitian lain dilakukan oleh Aroem 2005 dalam skripsinya tentang “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Reksa Dana di
Indonesia Periode 2000- 2004”. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, SBI, inflasi, Indeks Harga Saham Gabungan IHSG, dan jumlah reksadana, serta nilai aktiva bersih sebagai indikator
perkembangan reksadana. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan metode kuadrat terkecil atau Ordinary Least Square OLS. Program yang digunakan
adalah EViews 4.1. Dari hasil pengolahan diperoleh faktor-faktor yang signifikan mempengaruhi
perkembangan reksadana adalah suku bunga SBI dua bulan sebelumnya,IHSG bulan sebelumnya, jumlah reksadana dua bulan sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap
dollar, dan inflasi bulan sebelumnya. Suku bunga SBI, IHSG, nilai tukar rupiah terhadap dollar, dan inflasi berpengaruh secara negatif terhadap perkembangan
reksadana. Sedangkan jumlah reksadana memberikan dampak yang positif terhadap perkembangan reksadana.
Sjaputera 2005 dalam tesisnya yang berjudul “Pengaruh Perubahan Tingkat
Inflasi, Nilai Tukar Uang, Tingkat Suku Bunga Bebas Risiko Dan Indeks Syariah Terhadap Kinerja Reksa Dana Syariah”, bertujuan untuk melihat pengaruh dari
beberapa variabel makro seperti perubahan inflasi, SBI, nilai tukar uang dan indeks syariah JII terhadap kinerja reksadana syariah. Dalam penelitian ini, Nilai Aktiva
Bersih NAB digunakan sebagai indikator kinerja reksadana syariah. Seluruh data diperoleh dari publikasi Bank Indonesia dan Bursa Efek Jakarta. Waktu yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dari tahun 2000 sampai dengan 2004. Sedangkan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode regresi linier
berganda. Hasil pengujian menunjukkan secara bersama-sama variabel-variabel tersebut
mempunyai variabel yang signifikan terhadap kinerja reksadana syariah, sedangkan hasil regresi menunjukkan variabel-variabel yang diteliti memiliki pengaruh yang
beragam. Untuk inflasi, kurs, dan JII memiliki pengaruh yang positif, sedangkan untuk SBI memiliki pengaruh yang negatif. Dari semua variabel yang diteliti, JII
merupakan variabel yang mempunyai pengaruh yang signifikan sedangkan variabel lainnya tidak signifikan.
Sylviana 2006 dalam tesisnya yang berjudul Pengaruh Variabel Makro Ekonomi Terhadap Pertumbuhan Imbal Hasil Reksa Dana Syariah Periode November
2004-Juni 2006 Dengan Menggunakan Data Panel, menganalisis aspek fundamental khususnya yang berkenaan dengan dampak dari kondisi makroekonomi sebagai
pengaruh eksternal yang mempengaruhi imbal hasil reksadana syariah. Variabel makro yang digunakan yaitu SBI, nilai tukar rupiah terhadap dollar dan IHSG.
Penelitian ini menggunakan data panel. Jenis reksadana yang digunakan adalah reksadana pendapatan tetap dan campuran yang masih tetap ada selama periode
penelitian ini yaitu dari November 2004 sampai dengan Juni 2006. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa terdapat korelasi yang positif antara
variabel SBI dan kurs terhadap pertumbuhan imbal hasil reksadana syariah.
Sedangkan korelasi antara variabel IHSG terhadap pertumbuhan imbal hasil reksadana syariah adalah negatif, dengan asumsi variabel lain tetap dan begitu juga
sebaliknya. Penelitian oleh Putratama 2007
dalam skripsinya yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Perkembangan Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana
Syariah D i Indonesia”, melihat seberapa signifikan pengaruh variabel Gross
Domestic Product GDP, jumlah uang beredar, Real Exchange Rate, tingkat bonus Sertifikat Wadiah Bank Indonesia SWBI, tingkat inflasi, Jakarta Islamic Index
JII, dan jumlah reksadana syariah terhadap perkembangan reksa dana syariah yang diukur berdasarkan nilai aktiva bersihnya. Data yang digunakan adalah data bulanan
selama periode tahun 2003-2006 dengan metode analisis Error Correction Model ECM.
Berdasarkan hasil estimasi model jangka pendek dapat diketahui bahwa variabel jumlah uang beredar M2, Real Exchange Rate, SWBI, inflasi, JII, dan
jumlah reksadana syariah berpengaruh signifikan terhadap NAB reksadana syariah. Sedangkan variabel GDP tidak berpengaruh signifikan terhadap NAB reksadana
syariah. variabel SWBI dan jumlah reksadana syariah memiliki hubungan positif dengan NAB reksadana syariah. Sedangkan variabel jumlah uang beredar M2, Real
Exchange Rate, inflasi, JII memiliki hubungan negatif dengan NAB reksadana syariah.
Berdasarkan hasil estimasi model jangka panjang dapat diketahui bahwa variabel jumlah uang beredar M2, Real Exchange Rate, inflasi, JII, dan jumlah
reksadana syariah berpengaruh signifikan terhadap NAB reksadana syariah. Variabel GDP, Real Exchange Rate, inflasi, JII, dan jumlah reksadana syariah memiliki
hubungan positif dengan NAB reksadana syariah. Sedangkan variabel jumlah uang beredar M2, SWBI, dan inflasi memiliki hubungan negatif dengan NAB reksadana
syariah. Penelitian Arisandi 2009,
dalam skripsinya yang berjudul “Analisis Faktor- Faktor Yang Memengaruhi Perkembangan Reksa Dana Syariah D
i Indonesia”. Pada penelitian ini variabel-variabel yang digunakan adalah nilai tukar rupiah, inflasi,
Jakarta Islamic Index JII, SWBI, dan jumlah unit reksadana syariah terhadap NAB reksadana syariah. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder kuantitatif, yang diperoleh dari Badan Pengawas Pasar Modal
BAPEPAM, Bank Indonesia BI, dan Direktorat Perbankan Syariah DPS BI. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data bulanan dari Januari 2005 sampai
dengan Juni 2008. Estimasi model dalam studi ini menggunakan metode Ordinary Least Square OLS.
Hasil penelitian mengindikasikan variabel nilai tukar rupiah, inflasi, Jakarta Islamic Index JII, dan jumlah unit reksadana syariah memiliki hubungan positif
dengan NAB reksa danasyariah. Sedangkan variabel SWBI memiliki hubungan negatif dengan NAB reksadana syariah.
Tabel 5. Ringkasan Hasil Penelitian Terdahulu
No Peneliti
Metode Penelitian Kesimpulan
1
Akbar 2004
Vector Autoregression
VAR Inflasi, suku bunga SBI, kurs dan
tingkat pengembalian pasar IHSG secara bersama-sama hanya mampu
menjelaskan 17 persen terhadap imbal hasil reksa dana pendapatan tetap.
2
Aroem 2005
Regresi Linier Berganda Suku bunga SBI, IHSG, nilai tukar
rupiah terhadap dollar, dan inflasi berpengaruh secara negatif terhadap
perkembangan reksa dana. Sedangkan jumlah
reksa dana
memberikan dampak
yang positif
terhadap perkembangan reksa dana.
3
Sjaputera 2005
Regresi Linier Berganda inflasi, kurs, dan JII memiliki
pengaruh yang positif terhadap NAB RDS, sedangkan untuk SBI memiliki
pengaruh yang negatif terhadap NAB RDS.
4
Sylviana 2006
Panel Data Terdapat korelasi yang positif antara
variabel SBI dan kurs terhadap pertumbuhan imbal hasil reksa dana
syariah. Sedangkan korelasi antara variabel IHSG terhadap pertumbuhan
imbal hasil reksa dana syariah adalah negatif
5
Putratama 2007
Error Correction Model Variabel jumlah uang beredar, Real
Exchange Rate, inflasi, dan JII berpengaruh signifikan dalam jangka
pendek maupun jangka panjang terhadap NAB reksa dana syariah.
6
Arisandi 2009
Ordinary Least Square OLS
Hasil penelitian
mengindikasikan variabel nilai tukar rupiah, inflasi, Jakarta Islamic Index
JII, dan jumlah unit reksa dana syariah memiliki hubungan positif
dengan NAB reksa dana syariah. Sedangkan variabel SWBI memiliki
hubungan negatif dengan NAB reksa dana syariah.
2.5. Kerangka Pemikiran Konseptual