2.3.6. Jakarta Islamic Index JII
Jakarta Islamic Index JII yang dikeluarkan BEI merupakan indeks yang menggambarkan kinerja saham syariah di Indonesia. JII pertama kali dikeluarkan
oleh BEI pada saat itu bernama Bursa Efek Jakarta bekerjasama dengan PT. Danareksa Investment Management pada tanggal 3 Juli 2000. Meskipun demikian,
agar dapat menghasilkan data historikal yang lebih panjang, hari dasar yang digunakan untuk menghitung JII adalah tanggal 2 Januari 1995 dengan angka indeks
dasar sebesar 100. Metodologi perhitungan JII sama dengan yang digunakan untuk menghitung IHSG BEI, 2010.
JII terdiri dari 30 saham yang merupakan saham-saham syariah paling likuid dan memiliki kapitalisasi pasar paling besar. BEI melakukan review JII setiap enam
bulan yang disesuaikan dengan periode penerbitan penerbitan DES oleh BAPEPAM- LK. Setelah dilakukan penyeleksian saham syariah oleh BAPEPAM-LK yang
dituangkan ke dalam DES, BEI melakukan proses penyeleksian lanjutan yang didasarkan kepada kinerja perdagangannya. Adapun proses seleksi JII berdasarkan
kinerja perdagangan saham syariah yang dilakukan oleh BEI adalah sebagai berikut Huda dan Nasution, 2008:
1. Memilih kumpulan saham dengan jenis usaha utama yang tidak bertentangan dengan prinsip hukum syariah dan sudah tercatat lebih dari tiga bulan kecuali
bila termasuk di dalam saham-saham 10 berkapitalisasi besar.
2. Memilih saham berdasarkan laporan keuangan tahunan atau tengah tahunan berakhir yang memiliki kewajiban terhadap aktiva maksimal sebesar 90
persen. 3. Memilih 60 saham dari susunan diatas berdasarkan urutan rata-rata
kapitalisasi pasar market capitalization terbesar selama satu tahun terakhir. 4. Memilih 30 saham berdasarkan urutan tingkat likuidasi rata-rata nilai
perdagangan selama satu tahun terakhir. Jika dilihat dari metode seleksinya, dapat diduga bahwa saham-saham yang
tercatat dalam JII adalah sama dengan saham-saham di LQ 45 setelah dikeluarkan saham perusahaan lembaga keuangan konvensional dan saham perusahaan rokok.
Dengan kata lain JII adalah LQ 30 tanpa rokok dan bank. Umumnya JII berhubungan positif dengan Nilai Aktiva Bersih NAB
reksadana syariah. Peningkatan JII mencerminkan kinerja perusahaan yang meningkat sehingga berpotensi untuk memperoleh pendapatan yang lebih besar.
Pendapatan perusahaan yang meningkat akan menyebabkan kenaikan return bagi hasil reksadana syariah. oleh karena itu masyarakat akan menginvestasikan dananya
melalui reksadana syariah dengan harapan memperoleh return yang lebih besar.
Kaitan antara JII dan NAB reksadana syariah dikemukakan oleh Sjaputera 2005, Putratama 2007, dan Arisandi 2009 yang menyimpulkan bahwa JII berpengaruh
positif terhadap NAB reksadana syariah.
2.4. Penelitian Terdahulu