3. Reksadana Indeks Portofolio  reksa  dana  terdiri  atas  efek-efek  yang  menjadi  bagian  dari  indeks
acuan.  Manajer  investasi  wajib  menginvestasikan  minimal  80  persen  dari  NAB pada sekurangnya 80 persen efek yang menjadi bagian indeks acuan.
2.2.5 Ciri-Ciri Operasional Reksadana Syariah
Gambar 1. Ciri Operasional Reksa Dana Syariah
Sumber : Firdaus dkk, 2005
Reksadana  Syariah  memiliki  perbedaan  dengan  Reksadana  Konvensional. Ciri-ciri operasional Reksadana Syariah, di antaranya Firdaus dkk, 2005 :
1. Mempunyai  Dewan  Syariah  yang  bertugas  memberikan  arahan  kegiatan Manajer Investasi MI agar senantiasa sesuai dengan syariah Islam.
Jenis Usaha Tidak Bertentangan dengan
Syariah Islam Penghasilan
Dewan Syariah
Investor
Mudharabah Bagi Hasil
Perusahaan
2. Hubungan  antara  investor  dan  perusahaan  didasarkan  pada  sistem mudharabah,  dimana  satu  pihak  menyediakan  100  persen  modal  investor,
sedangkan satu pihak lagi sebagai pengelola Manajer Investasi. 3. Kegiatan  usaha  atau  investasinya  diarahkan  pada  hal-hal  yang  tidak
bertentangan dengah syariah Islam.
2.2.6 Mekanisme Kerja Reksadana
Perbedaan  paling  mendasar  antara  reksadana  konvensional  dan  reksadana syariah  adalah  terletak  pada  proses screening dalam  mengkonstruksi  portofolio.
Filterisasi menurut prinsip syariah adalah mengeluarkan saham-saham yang memiliki aktivitas haram seperti riba, gharar, minuman keras, judi, daging babi, rokok, dan lain
sebagainya.  Di  samping  itu,  proses  filterisasi  juga  dilakukan  dengan  cara membersihkan  pendapatan  yang  dianggap  diperoleh  dari  kegiatan  haram  dan
membersihkannya dengan cara charity. Dalam mekanisme kerja yang terjadi di reksadana ada tiga pihak yang terlibat
dalam pengelolaan dana, yaitu Firdaus dkk, 2005 : 1. Manajer  Investasi  sebagai  pengelola  investasi.  Manajer  investasi  ini
bertanggung-jawab  atas  kegiatan  investasi,  yang  meliputi  analisa  dan pemilihan  jenis  investasi,  mengambil  keputusan-keputusan  investasi,
memonitor  pasar  investasi,  dan  melakukan  tindakan-tindakan  yang dibutuhkan untuk kepentingan investor.
2. Bank kustodian adalah bagian dari kegiatan usaha suatu bank  yang bertindak sebagai  penyimpan  kekayaan  safe  keeper  serta  administrator  reksadana.
Dana  yang  terkumpul  dari  sekian  banyak  investor  bukan  merupakan  bagian dari  kekayaan  menajer  investasi  maupun  bank  kustodian,  tetapi  milik  para
investor yang disimpan atas nama reksadana di bank kustodian. Baik manajer investasi  maupun  bank  kustodian  yang akan  melakukan  kegiatan  ini  terlebih
dahulu harus mendapat ijin dari Bapepam. 3.
Pelaku  perantara  di  pasar  modal  broker,  underwriter  maupun  di  pasar uang bank dan pengawas yang dilakukan oleh Bapepam.
2.2.7.Keuntungan Dan Risiko Investasi Melalui Reksadana
Pada  dasarnya  setiap  kegiatan  investasi  mengandung  dua  unsur,  yaitu keuntungan dan resiko. Berikut ini terdapat beberapa keuntungan dalam berinvestasi
melalui reksadana Huda dan Nasution, 2008: 1. Tingkat Likuiditas Yang Baik
Yang dimaksud dengan likuiditas disini adalah kemampuan untuk mengelola uang  masuk  dan  keluar  dari  reksadana.  Dalam  hal  ini  yang  paling  sesuai  adalah
reksadana  untuk  saham-saham  yang  telah dicatatkan  di  bursa  dimana  transaksi terjadi setiap hari, tidak seperti deposito berjangka atau sertifikat deposito periode
tertentu.  Selain  itu,  pemodal  dapat  mencairkan  kembali  saham  unit  penyertaan setiap  saat  sesuai  dengan  ketetapan yang  dibuat  masing-masing  reksadana
sehingga memudahkan investor untuk mengelola kasnya.
2. Manajer Profesional Reksadana  dikelola  oleh  manajer  investasi  yang  andal,  ia  mencari  peluang
investasi  yang  paling  baik  untuk  reksa  dana  tersebut.  Pada  prinsipnya,  manajer investasi  bekerja  keras  untuk  meneliti  ribuan  peluang  investasi bagi  pemegang
saham  unit  reksadana.  Sedangkan  pilihan  investasi  itu  sendiri  dipengaruhi  oleh tujuan investasi dari reksadana tersebut.
3. Diversifikasi Diversifikasi adalah istilah investasi dimana anda tidak menempatkan seluruh
dana anda di dalam satu peluang investasi saja, dengan maksud membagi risiko. Manajer  investasi  memilih  berbagai  macam  saham,  sehingga  kinerja  satu  saham
tidak  akan  memengaruhi  seluruh  kinerja  reksadana.  Pada  umumnya,  reksadana mempunyai kurang lebih 30 sampai 60 jenis saham dari berbagai perusahaan.
Bandingkan  jika  membeli  saham  secara  langsung,  investor  mungkin  hanya dapat  membeli  satu  jenis  saham  saja,  nilai  dari  portofolionya  tentu  akan  sangat
bergantung pada kinerja harga saham tersebut. Jika kinerjanya baik, investor akan mendapatkan  keuntungan,  tetapi  jika  harga  saham  tersebut  jatuh,  investor  akan
mendapatkan  kerugian  yang  persentasenya  sebesar  investasi  yang  dikeluarkan. Diversifikasi memberikan keseimbangan dengan memberikan batasan maksimum
atas investasi pada suatu jenis saham.
4. Biaya Rendah Reksadana merupakan kumpulan dana dari banyak investor sehingga besarnya
kemampuan melakukan investasi akan menghasilkan biaya transaksi yang murah. Di samping  keuntungan-keuntungan  dalam  berinvestasi  melalui  reksa dana,
terdapat juga beberapa risiko dalam melakukan investasi melalui reksa dana, yaitu : 1. Risiko Perubahan Kondisi Ekonomi dan Politik
Sistem  ekonomi  terbuka  yang  dianut  oleh  Indonesia  sangat  rentan  terhadap perubahan ekonomi internasional. Perubahan kondisi perekonomian dan politik di
dalam maupun di luar negeri atau peraturan khususnya di bidang pasar uang dan pasar  modal  merupakan  faktor  yang  dapat  memengaruhi  kinerja  perusahaan-
perusahaan di Indonesia, termasuk perusahaan-perusahaan  yang tercatat di Bursa Efek  Indonesia  BEI,  yang  secara  tidak  langsung  akan  memengaruhi  kinerja
portofolio reksadana. 2. Risiko Berkurangnya Nilai Unit Penyertaan
Nilai  unit  penyertaan  reksadana  dapat  berfluktuasi  akibat  kenaikan  atau penurunan nilai aktiva bersih reksadana. Penurunan dapat disebabkan oleh, antara
lain : a.
Perubahan harga efek ekuitas dan efek lainnya. b.
Biaya-biaya  yang  dikenakan  setiap  kali  pemodal  melakukan  pembelian dan penjualan.
3. Risiko Wanprestasi oleh Para Pihak Terkait Risiko ini dapat terjadi apabila rekan usaha manajer investasi gagal memenuhi
kewajibannya.  Rekan  usaha  dapat  termasuk  tetapi  tidak  terbatas  pada  emiten, pialang, bank kustodian, dan agen penjual.
4. Risiko Likuiditas Penjualan kembali pelunasan tergantung pada likuiditas dari portofolio atau
kemampuan  dari  manajer  investasi  untuk  membeli  kembali  melunasi  dengan menyediakan uang tunai.
5. Risiko  Kehilangan  Kesempatan  Transaksi  Investasi  Pada  Saat  Pengajuan Klaim Asuransi
Dalam hal terjadinya kerusakan atau kehilangan atas surat-surat berharga dan aset reksadana  yang disimpan di bank kustodian, bank kustodian dilindungi oleh
asuransi yang akan menanggung biaya penggantian surat-surat berharga tersebut. Selama  tenggang  waktu  penggantian  tersebut,  manajer  investasi  tidak  dapat
melakukan  transaksi  investasi  atas  surat-surat  berharga  tersebut.  Kehilangan kesempatan  melakukan  transaksi  investasi  ini  dapat  berpengaruh  terhadap  nilai
aktiva bersih per unit penyertaan.
2.2.8. Nilai Aktiva Bersih Reksadana Syariah