2.5. Kerangka Pemikiran Konseptual
Peningkatan perekonomian Indonesia semenjak krisis ekonomi tahun 1997 tentunya harus diikuti dengan perkembangan industri keuangan yang terus membaik.
Sejak diresmikan oleh BAPEPAM-LK pada tanggal 14 dan 15 maret 2003, pasar modal berbasis syariah terus menunjukkan kinerja yang meningkat.. Peran pasar
modal sebagai tempat bertemunya para pemilik dana investor dengan pihak yang memerlukan dana emiten ditengah perekonomian Indonesia yang menunjukkan
pertumbuhan positif dirasa sangat penting dan harus terus dikembangan. Reksadana syariah merupakan salah satu alternatif bagi para investor yang
ingin menginvestasikan dana yang dimilikinya dalam pasar modal syariah. Reksadana merupakan sebuah bentuk investasi yang dilakukan secara kolektifbersama-sama dan
dikelola oleh manajer investasi. Reksadana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan kuat
untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas Sutedi, 2011. Selain manajer investasi, terdapat sebuah lembaga yaitu bank
kustodian yang berperan dalam hal penyimpanan atau portofolio milik investor serta melakukan penyelesaian transaksi dan administrasi reksadana. Bank kustodian dan
manajer investasi kemudian bertanggung-jawab terhadap BAPEPAM-LK yang berada di bawah naungan Departemen Keuangan.
Dalam pengambilan keputusan dalam berinvestasi termasuk di reksadana syariah, sebuah pemikiran logis dari investor yang menginginkan return yang tinggi
di kemudian hari tentunya akan melihat perkembangan dari reksadana syariah tersebut. Perkembangan reksadana syariah ditentukan oleh faktor ekonomi dan faktor
non-ekonomi. Faktor ekonomi salah satunya ditentukan oleh kondisi makroekonomi, sedangkan faktor non-ekonomi antara lain pengetahuan dalam berinvestasi, regulasi,
pengelola reksadana, serta kondisi politik dan keamanan. Dalam penelitian ini difokuskan untuk menganalisis pengaruh variabel
makroekonomi terhadap perkembangan reksadana syariah di Indonesia. Adapun variabel makroekonomi yang akan dianalisis antara lain : suku bunga Sertifikat Bank
Indonesia SBI, suku bunga Sertifikat Bank Indonesia SBIS, Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar AS KURS, Inflasi INF, Indeks Harga Saham Gabungan IHSG,
dan Jakarta Islamic Index JII. Sedangkan perkembangan reksadana syariah dapat diukur dengan indikator dari Nilai Aktiva Bersih NAB, jumlah investor, jumlah
reksadana dan juga jumlah unit penyertaan reksadana. Namun dalam penelitian ini difokuskan Nilai Aktiva Bersih NAB, dimana semakin tinggi nilai NAB maka
semakin berkembang reksadana syariah tersebut.
BI
Gambar 2. Kerangka Pemikiran Konseptual
Keterangan : Pengaruh
Ruang Lingkup Penelitian Metode Analisis
Perkembangan Reksadana Syariah : NAB RDS
Faktor Internal •
Modal •
Manajemen •
SDM Faktor Eksternal
Faktor Ekonomi
• SBI
• SBIS
• Kurs
• Inflasi
• IHSG
• JII
Faktor Non Ekonomi
• Regulasi
• Politik
• Keamanan
VARVECM
2.6. Hipotesis Penelitian