39 Pengelolaan Pelabuhan Perikanan, sesuai dengan surat keputusan tersebut, instansi
terkait yang ada di PPN Pekalongan terdiri atas : a UPT PPN Pekalongan; b Perum Prasarana Perikanan Samudera cabang Pekalongan; c Dinas Perikanan; d
Kantor Kesyahbandaran; e Kantor Bea dan Cukai; dan f POLRI.
4.2 Perikanan Tangkap di PPN Pekalongan
4.2.1 Produksi Ikan Hasil Tangkapan
Produksi hasil tangkapan merupakan salah satu indikasi dalam pengembangan pelabuhan perikanan, dengan mengetahui jumlah dan nilai produksi
dari tahun ke tahun, maka akan terlihat prioritas pengembangan di pelabuhan tersebut. Produksi hasil tangkapan di PPN Pekalongan dalam sepuluh tahun terakhir
mengalami fluktuasi, baik jumlah produksi maupun nilai produksinya. Produksi
hasil tangkapan, nilai produksi dan pertumbuhannya dapat dilihat pada Tabel 5.
berikut :
Tabel 5.
Produksi dan nilai produksi hasil tangkapan tahun 1996-2005 di PPN Pekalongan
Tahun Produksi Total
ton Pertumbuhan
Nilai Produksi Rp.10
6
Pertumbuhan
1996 81,101
65.9 1997
79,434 -2.0
67.2 1.8
1998 81,215
2.2 151.3
55.5 1999
65,438 -19.4
163.6 7.5
2000 65,103
-0.5 152.6
-7.2 2001
71,913 10.4
207.4 26.4
2002 51,761
-28.0 166.5
-24.5 2003
55,158 6.5
168.9 1.4
2004 58,962
6.9 181.5
6.9 2005
43,350 -26.5
177,9 -2.0
Sumber : Data statistik PPN Pekalongan tahun 2005 dan data diolah kembali
Dari Tabel 5 memperlihatkan bahwa produksi hasil tangkapan di PPN
Pekalongan pada tahun 2005 sebesar 43,350 ton dengan nilai produksi Rp 177.9 milyar, jika dibandingkan produksi tahun 2004 sebesar 58,952 ton dan nilai
produksinya Rp181.5 milyar, berarti mengalami penurunan untuk masing-masing produksi dan nilai produksinya sebesar 26.5 dan 2.0. Secara umum, produksi
hasil tangkapan dari tahun 1996 sampai dengan 2005 mengalami fluktuasi, hal ini
40 diduga karena adanya penurunan stok sumberdaya ikan yang ada di perairan
Indonesia terutama perairan yang menjadi daerah penangkapan ikan untuk kapal- kapal yang berasal dari Pekalongan. Produksi hasil tangkapan terbesar yaitu pada
tahun 1998 sebesar 81,215 ton, dimana pada saat itu diduga sumberdaya ikan yang ada masih melimpah yang diikuti dengan kestabilan harga solar serta biaya untuk
perbekalan masih rendah. Pada tahun 2001, nilai produksinya sangat besar jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, harga rata-rata per kg hasil tangkapan yang
didaratkan pada tahun 2001 yaitu Rp 2890,-, harga hasil tangkapan yang cukup tinggi disebabkan oleh jenis ikan dan mutu ikan yang didaratkan pada saat itu lebih
baik serta diikuti oleh permintaan pasar yang meningkat menyebabkan harga hasil tangkapan naik. Harga rata-rata hasil tangkapan yang stabil, akan berdampak baik
terhadap para nelayan, penghasilan nelayan akan bertambah dan kepercayaan para nelayan terhadap PPN Pekalongan akan semakin meningkat. Timbal baliknya feed
back yaitu PPN Pekalongan dijadikan sebagai tempat bagi kapal-kapal ikan untuk
mendaratkan hasil tangkapannya. Produksi hasil tangkapan per jenis alat tangkap
dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6.
Produksi hasil tangkapan per jenis alat tangkap tahun 1996-2005 di PPN Pekalongan
Produksi Hasil Tangkapan per Jenis Alat Tangkap ton Tahun
Purse seine Mini Purse seine
Gillnet Lainnya
Total
1996 44,249 34,798
1,683 370 81,100
1997 75,072 2,674
1,394 294 79,434
1998 76,296 1,735
889 2,295 81,215 1999 60,971
1,787 1,053 1,626 65,437
2000 60,610 1,585
1,110 1,798 65,103 2001 67,514
1,817 1,371 1,211 71,913
2002 47,552 1,604
1,962 643 51,761
2003 50,758 1,502
2,610 288 55,158
2004 54,535 1,615
2,713 99 58,962
2005 38,739 2,132
2,409 70 43,350
Sumber : Data statistik PPN Pekalongan tahun 2005 dan data diolah kembali
Tabel 6. memperlihatkan bahwa hasil tangkapan di PPN Pekalongan
didominasi oleh alat tangkap purse seine, selama tahun 2005, produksi hasil tangkapan purse seine sebesar 38,739 ton. Bahkan dalam jangka waktu sepuluh
41 tahun terakhir dari tahun 1996-2005 total hasil tangkapan yang diproduksi di PPN
Pekalongan ditangkap menggunakan purse seine. Untuk jenis hasil tangkapan yang didaratkan di PPN Pekalongan tahun 2005,
didominasi oleh jenis ikan layang dengan produksi mencapai 16,291 ton. Jenis ikan
dan produksinya pada tahun 2004 dan 2005 selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 7.
berikut ini :
Tabel 7.
Jenis hasil tangkapan, produksi dan nilai produksinya di PPN Pekalongan pada tahun 2004 dan 2005
2004 2005
No Jenis Ikan
Produksi
ton
Nilai Produksi
Rp.10
3
Produksi
ton
Nilai Produksi
Rp.10
3
1 BanyarMackerels 4,148
23,256.1 3,482 22,418.6
2 Bawal 259
2,599.1 372
4,366.4 3 Cucut
15 116.8
12 102.8
4 Cumi-cumi 43
405.9 115
846.3 5 Tembang
2,498 3,286.2 1,990
3,532.6 6 Kakap
Merah 7
83.3 11
106.2 7 Layang
31,391 84,869.5 16,291
59,816.8 8 Lemuru
6,521 13,346.7 3,820
10,251.5 9 Layaran
32 186.8
51 333.4
10 Mayung 40
245.4 72
367.5 11 Pari
6 30.3
5 29.3
12 Selar 3,808
14,637.8 4,356 17,103.0
13 Tongkol 5,584
26,863.9 4,444 25,385.0
14 Tenggiri 288
3,007.0 224
2,735.4 15 Tetengkek
619 1,450.0
721 2,143.8
16 Gendhut 525
1,850.8 4,097 21,084.1
17 Belong 5
7.3 8
31.7 18 Bloso
4 8.3
9 15.1
19 Kapas-kapas 1
2.3 20 Kuniran
17 18.4
9 10.4
21 Kurisi 7
12.8 5
12.3 22 Lemadang
8 52.4
4 18.3
23 Petek 16
30.3 9
6.5 24 Udang
2 13.7
2 10.9
25 Lainnya 3,118
5,186.7 3,239 7,225.8
Sumber : Data statistik PPN Pekalongan tahun 2005
Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa hasil tangkapan yang mendominasi terutama yang didaratkan di PPN Pekalongan adalah hasil tangkapan
dari jenis alat tangkap purse seine, mini purse seine dan gillnet. Pada tahun 2005, produksi hasil tangkapan yang mendominasi adalah jenis ikan pelagis kecil, seperti
ikan layang dengan jumlah produksinya sebesar 16,291 ton, yang diikuti dengan
42 ikan tongkol sebesar 4,444 ton, ikan selar 4,356 ton sebesar dan ikan banyar sebesar
3,482 ton. Produksi hasil tangkapan yang didaratkan di PPN Pekalongan sekitar 40
berupa ikan asin PPN Pekalongan, 2005, ikan asin tersebut merupakan ikan hasil proses penggaraman di kapal, yang selanjutnya oleh pedagang ikan asin tersebut
dijemur dan menjadi ikan asin kering. Hasil tangkapan yang diperoleh mempunyai sebaran atau loksi penangkapan yang berbeda-beda. Berdasarkan wawancara
dengan nelayan dan pihak pengelola pelabuhan, selama tahun 2005 armada penangkapan ikan PPN Pekalongan jenis purse seine dengan lama operasi sekitar 40
hari rata-rata beroperasi di perairan Masalembo, Matasiri Selat Sulawesi, perairan Bawean dan Laut Cina Selatan.
Sedangkan untuk armada mini purse seine dan gillnet, menurut wawancara dengan nelayan, daerah penangkapannya yaitu di perairan Laut Jawa dan
pertengahan Kalimantan. Daerah penangkapan armada mini purse seine dan gillnet lebih dekat jika dibandingkan dengan dengan armada purse seine, hal itu sesuai
dengan lamanya operasi penangkapan ikan untuk kedua armada tersebut. Dimana lama trip untuk mini purse seine adalah lima sampai tujuh hari, dan untuk gillnet
lamanya adalah dua puluh dua hari. Berdasarkan wawancara serta data-data yang dikumpulkan pihak PPN
Pekalongan, diperoleh musim penangkapan terutama pada tahun 2005 yaitu terjadi antara bulan Juli sampai Oktober musim timur, hal itu diindikasikan dengan
peningkatan produksi pada bulan-bulan tersebut. Sedangkan musim barat adalah sebaliknya, yaitu kondisi dimana nelayan tidak melaut yang ditandai dengan kondisi
cuaca yang buruk, angin bertiup kencang disertai badai. Musim barat terjadi sekitar bulan Desember sampai Februari.
Musim peralihan yang terbagi menjadi dua yaitu peralihan awal, terjadi pada bulan Maret sampai Juni ; dan peralihan akhir, terjadi pada bulan Oktober sampai
November. Pada bulan peralihan ini biasanya para nelayan mulai melakukan aktifitas operasi penangkapan ikan, tetapi tidak setinggi aktifitas pada musim
penangkapan ikan.
43
4.2.2 Unit Penangkapan Ikan