17 dapat digunakan untuk kegiatan tertentu yang berkaitan dengan jenis PNBP tersebut
oleh instansi yang bersangkutan, seperti : 1
Kegiatan penelitian dan pengembangan teknologi; 2
Pelayanan kesehatan; 3
Pendidikan dan pelatihan; 4
Penegakkan hukum; 5
Pelayanan yang melibatkan kemampuan intelektual tertentu; dan 6
Pelestarian sumberdaya alam.
2.1.3 KepMen No. KEP. 38men Tahun 2003 tentang Produktivitas Kapal Penangkap Ikan
Sehubungan dengan perubahan produktivitas kapal penangkap ikan, dan sebagai pelaksanaan Pasal 6 ayat 3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2002
tentang Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Departemen Kelautan dan Perikanan, dipandang perlu meninjau kembali ketentuan
produktivitas kapal penangkap ikan sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.23MEN2001 tentang Produktivitas Kapal
Penangkap Ikan. Pasal 1 disebutkan bahwa Produktivitas kapal penangkap ikan merupakan
tingkat kemampuan kapal penangkap ikan untuk memperoleh hasil tangkapan ikan per tahun. Produktivitas kapal penangkap ikan sebagaimana dimaksud dalam ayat
1 ditetapkan dengan mempertimbangkan : 1
ukuran tonase kapal; 2
jenis bahan kapal 3
kekuatan mesin kapal 4
jenis alat penangkap ikan yang digunakan 5
jumlah trip operasi penangkapan per tahun 6
kemampuan tangkap rata-rata per trip 7
wilayah penangkapan ikan
Pasal 2 menetapkan bahwa produktivitas kapal penangkap ikan per Gross Tonnage GT per tahun ditetapkan berdasarkan perhitungan jumlah hasil tangkapan
18 ikan per kapal dalam satu tahun dibagi besarnya GT kapal yang bersangkutan.
Produktivitas kapal dan komposisi ikan hasil tangkapan menurut jenis alat penangkap ikan yang dipergunakan dapat dilihat pada tabel berikut ini. Pasal 3
menegaskan juga bahwa produktivitas kapal penangkap ikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 2, ditinjau sekurang-kurangnya sekali dalam satu tahun.
Tabel 1. Produktivitas kapal penangkap ikan
No. JENIS ALAT PENANGKAP IKAN
HASIL TANGKAPAN
PRODUKTIVITAS KAPAL
TONGTTH
Udang 0.80
1. Pukat Udang
Ikan 0.30
2.1. L. Arafura Ikan
4.00 Udang
0.20 2. Pukat
2.2. S. Malaka Ikan
3.50 Ikan
Udang 0.10
2.3. S. Hindia Barat Ikan
3.00 Sumatera
Udang 0.10
2.4. L. Cina Selatan Ikan
2.50 3.
Long Line Rawai Tuna Ikan
0.60 4.
Bottom Long Line Pancing Prawe Dasar Ikan
1,20 5.
Purse seine Pukat Cincin Pelagis Kecil
Ikan 1.50
Purse seine 6.1.
Operasi Kapal
Tunggal 1
Kapal Ikan
2.00 Pukat Cincin
6. Pelagis Besar
6.2. Operasi
Secara Terpadu
Group Ikan
3.50 7. Hook
and 7.1. Pole and Line Huhate
Cakalang, Tuna 1.50
Line 7.2. Hand Line
Tuna 2.00
8.1. Gill Net Jaring Insang Pantai Ikan
1.00 8.
8.2. Gill Net Jaring Insang Dasar CucutPari
0.80 8.3. Gill Net Jaring Insang Oceanik
Ikan 1.00
9. Squid Jigging
Cumi-Cumi 0.30
10. Bubu Ikan
0.60
Tabel 2.
Komposisi ikan hasil tangkapan kapal purse seine
Jenis Ikan Jenis Alat Tangkap Ikan
Nama Lokal Nama Latin
Persentase
Purse seine Layang
Decapterus spp 40.0
Pukat Cincin Kembung
Rastrelliger spp 20.0
Pelagis Kecil Selar
Selaroides leptolepis 15.0
Lemuru Clupeidae
10.0 Tembang
Sardinella fimbriata 10.0
Lainnya -
5.0 Jumlah
100.0
19
2.1.4 Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2006 Tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Departemen Kelautan dan Perikanan
Pelaksanaan ketentuan Undang-Undang No. 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak, selain mengacu pada Peraturan Pemerintah No. 58
Tahun 2002 dan Peraturan Pemerintah No. 62 Tahun 2002, maka telah ditetapkan juga Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2006 tentang Tarif Atas Jenis Penerimaan
Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Departemen Kelautan dan Perikanan. Pasal 1 ayat 1 dinyatakan bahwa Pungutan Perikanan adalah pungutan
negara atas hak pengusahaan danatau pemanfaatan sumberdaya ikan yang harus dibayar kepada Pemerintah oleh perusahaan perikanan Indonesia yang melakukan
usaha perikanan atau oleh perusahaan perikanan asing yang melakukan usaha penangkapan ikan, sedangkan untuk pengenaan tarif atas jenis Penerimaan Negara
Bukan Pajak yang berasal dari jasa-jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, huruf f, huruf g, dan huruf h adalah sebagaimana
tercantum dalam Pasal 2 PP No. 19 Tahun 2006. Pada Pasal 2 dinyatakan bahwa salah satu jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Departemen
Kelautan dan Perikanan adalah penerimaan dari Pungutan Perikanan. Pasal 4 PP No. 19 Tahun 2006 menyatakan bahwa Pungutan Pengusahaan
Perikanan PPP dikenakan pada saat Wajib Bayar memperoleh Izin Usaha Perikanan IUP baru atau perubahan, Alokasi Penangkapan Ikan Penanaman Modal
APIPM baru atau perubahan, Surat Izin Kapal Pengangkut Ikan SIKPI baru atau perpanjangan, dan pada saat perusahaan perikanan Indonesia di bidang
pembudidayaan ikan memperoleh Surat Izin Usaha Perikanan SIUP baru atau perubahan, Rekomendasi Pembudidayaan Ikan Penanaman Modal RPIPM baru
atau perubahan, serta Surat Izin Kapal Pengangkut Ikan SIKPI baru atau perpanjangan. Pungutan Hasil Perikanan PHP dikenakan pada saat Wajib Bayar
memperoleh danatau memperpanjang Surat Izin Penangkapan Ikan SIPI. Pungutan Perikanan Asing PPA dikenakan pada saat Wajib Bayar memperoleh
atau memperpanjang Surat Izin Penangkapan Ikan SIPI Jika satu kapal : berdasarkan rumusan tarif per Gross Tonnage GT
dikalikan ukuran GT kapal menurut jenis kapal perikanan yang dipergunakan. Bagi kapal dalam satu kesatuan armada penangkapan ikan, ditetapkan berdasarkan
20 rumusan tarif per Gross Tonnage GT dikalikan total GT kapal penangkap ikan dan
kapal pendukung yang dipergunakan Besarnya Pungutan Pengusahaan Perikanan PPP berdasarkan rumusan tarif
per Gross Tonnage GT dikalikan ukuran GT kapal menurut jenis kapal perikanan yang digunakan. Besarnya Pungutan Pengusahaan Perikanan PPP = Tarif per
Gross Tonnage GT dikalikan ukuran GT kapal menurut jenis kapal perikanan yang dipergunakan. Besarnya Pungutan Hasil Perikanan PHP ditetapkan :
1 Perusahaan perikanan skala kecil sebesar 1 satu per seratus dikalikan
produktivitas kapal dikalikan Harga Patokan Ikan; 2
Perusahaan perikanan skala besar sebesar 2,5 dua-setengah per seratus dikalikan produktivitas kapal dikalikan Harga Patokan Ikan.
Menteri Kelautan dan Perikanan menetapkan secara periodik produktivitas kapal penangkap ikan menurut alat penangkapan ikan yang digunakan berdasarkan
hasil evaluasi pemanfaatan sumberdaya ikan menurut wilayah pengelolaan perikanan dan Menteri Perindustrian dan Perdagangan menetapkan secara periodik
Harga Patokan Ikan berdasarkan Harga Jual Rata-rata Tertimbang Hasil Ikan yang berlaku di pasar domestik dan atau internasional.
2.1.5 PerMen No. PER. 17Men2006 Tentang Usaha perikanan tangkap