Permasalahan Kebijakan Pungutan Hasil Perikanan (PHP) Studi Kasus Perikanan Purse Seine Pelagis Kecil di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pekalongan

2 perikanan rakyat ini. Ketentuan khusus ini juga berawal dari keinginan dari pihak stakeholder pengusaha perikanan purse seine pelagis kecil, namun seiring dengan naiknya harga BBM pada akhir 2005 yang sangat signifikan, maka hal ini telah memukul usaha perikanan ini. Hal tersebut cukup berdampak pada PNBP dari Pungutan Perikanan yang menjadi kewajiban mereka dalam membayar PHP. Banyak kapal-kapal purse seine pantai utara Jawa yang tetap membayar PHP yang telah ditetapkan. Namun banyak juga yang enggan membayar PHP karena merasa bahwa tidak beroperasinya kapal mereka adalah akibat biaya operasional yang semakin meningkat dan tidak mendatangkan keuntungan. Sejauh mana ketentuan khusus ini dapat berlaku efektif dan memberikan dampak yang positif bagi industri perikanan purse seine pelagis kecil, tetapi di sisi lain juga tidak mengurangi aspek PNBP bagi pemerintah pusat, maka untuk mengetahui hal tersebut diperlukan penelitian. Penelitian yang akan dilakukan adalah analisis kebijakan Pungutan Hasil Perikanan PHP dengan studi kasus perikanan purse seine pelagis kecil di PPN Pekalongan. Melalui kegiatan penelitian ini diharapkan dapat dianalisis secara mendalam aspek ekonomi unit usaha perikanan purse seine pelagis kecil di Pekalongan dan diharapkan dapat memberikan masukan dalam penetapan dan penghitungan PHP, dalam prosentase dari PHP, produktivitas alat penangkap ikan, komposisi ikan hasil tangkapan dan harga patokan ikan sebagai elemen penting dalam penghitungan PHP.

1.2 Permasalahan

Beberapa permasalahan yang dapat dikemukakan terkait dengan kegiatan usaha perikanan purse seine pelagis kecil di pantai utara Jawa umumnya dan di PPN Pekalongan khususnya, yaitu antara lain : 1 Kondisi Perikanan purse seine di PPN Pekalongan pada saat ini, secara umum dapat dikatakan mengalami penurunan produksi hasil tangkapan. Hal ini disebabkan akibat kenaikan BBM yang hampir 100 pada bulan Oktober 2005, menyebabkan kebutuhan biaya untuk operasi penangkapan ikan menjadi semakin tinggi dan tidak sepadan dengan hasil tangkapan dan perolehan nilai jual hasil tangkapannya. Akibat yang ditimbulkannya adalah banyak kapal purse seine yang tidak dioperasikan. Dari hasil 3 wawancara dan pengamatan di lapang, hanya sekitar 50 armada kapal yang masih aktif dioperasikan. Sekitar 30 tidak begitu aktif dioperasikan, tergantung dari kondisi musim ikan dan ketersediaan dana operasi penangkapan dari pemiliknya dan 20 sisanya cenderung dibiarkan dan ditambatkan saja. 2 Permasalahan perikanan purse seine yang terkena dampak akibat kenaikan BBM di seluruh wilayah pantai utara Jawa memiliki kendala yang terkait dengan keberadaan wilayah fishing base Pangkalan Pendaratan IkanPelabuhan Perikanan dan musim ikan pelagis yang pada waktu tertentu berada dekat danatau jauh dari fishing ground daerah penangkapan ikan. Dengan demikian, eksistensi kapal-kapal purse seine untuk tetap melakukan kegiatan operasi penangkapan akan sangat tergantung pada keterampilan nakhoda dalam menganalisis daerah penangkapan, baik di wilayah barat Perairan Natuna, di wilayah perairan utara Jawa danatau di wilayah perairan timur Selat Makassar yang dapat memastikan keberhasilan dalam kegiatan operasi penangkapan ikan. Dengan kata lain, bahwa kegiatan operasi penangkapan yang dilakukan di wilayah perairan utara Jawa tetap menjadi andalan untuk tujuan penangkapan, karena wilayah tersebut masih cukup dekat dan jumlah hari operasi per tripnya tidak terlalu lama dibandingkan dengan di wilayah barat maupun timur. Dengan demikian kebutuhan BBM per tripnya tidak terlalu besar dan bila dilakukan pada saat musim puncak akan memberikan hasil tangkapan yang besar. Walaupun demikian, pemilihan daerah penangkapan tetap menjadi dilema terkait dengan pendugaan musim dan daerah penangkapan yang baik bagi hasil tangkapan kapal-kapal purse seine . Dilema yang terjadi adalah, bahwa kapal-kapal purse seine akan tetap dioperasikan walaupun akan mengalami kenaikan biaya operasi per trip penangkapan ikan. 3 Kebutuhan biaya untuk operasi penangkapan ikan semakin besar mengakibatkan banyak pemilik kapal purse seine yang tidak mengoperasikan kapal purse seine tersebut seperti pada tahun-tahun sebelumnya, sehingga mempengaruhi pendapatan dan jumlah produksi 4 ikan hasil tangkapan secara keseluruhan. Penurunan jumlah pendapatan dan jumlah total produksi hasil tangkapan purse seine mempunyai dampak yang negatif seperti menurunnya tingkat kesejahteraan nelayan purse seine , menurunnya tingkat pendapatan para pemilik kapal dan juga menurunnya tingkat penerimaan restribusi daerah dan penerimaan PNBP. 4 Laut Jawa merupakan salah satu perairan yang telah dieksploitasi secara intensif sejak lama, termasuk di dalamnya perairan pantai utara Jawa Atmadja et al, 2003. Hasil tangkapan ikan pelagis kecil dari tahun ke tahun terus meningkat. Jumlah kapal semakin meningkat dengan ukuran kapal dan jaring yang semakin besar. Penggunaan kapal yang lebih besar memungkinkan nelayan untuk menjangkau daerah penangkapan yang lebih jauh dengan muatan yang lebih banyak serta hari layar yang semakin lama. Daerah penangkapan telah bergeser semakin jauh dengan hari layar yang semakin lama, dengan demikian terjadi kenaikan intensitas penangkapan pada daerah penangkapan yang lebih jauh, sedangkan hal sebaliknya terjadi pada daerah penangkapan yang lebih dekat dengan pelabuhan perikana edi Muljadi Amin Suwarso, 1990 Dengan semakin jauhnya daerah penangkapan ikan, maka semakin tinggi juga biaya operasi penangkapan. Berkurangnya stok sumberdaya ikan pelagis kecil membuat beberapa pemilik kapal purse seine berukuran besar pada umumnya yang berukuran lebih dari 100 GT, memodifikasi kapal dan jaringnya sehingga dapat menangkap ikan pelagis besar. Biasanya ini dilakukan oleh para pemilik kapal yang memiliki modal yang cukup besar. Dampak dari pengalihan dari purse seine untuk penangkap jenis ikan pelagis kecil menjadi pelagis besar adalah mereka tidak lagi mendaratkan hasil tangkapan di daerah asalnya di Pekalongan. Hal ini mengakibatkan aktivitas pendaratan ikan di PPN Pekalongan menjadi semakin berkurang. Dengan semakin jauhnya daerah penangkapan ikan, menjadikan semakin lama trip penangkapan yang dilakukan oleh unit penangkapan purse seine. Akibatnya jumlah trip dalam satu tahunnya juga menjadi berkurang. Semakin lama unit penangkapan purse seine di laut menjadikan kondisi volume jumlah ikan hasil tangkapan yang di es segar menjadi semakin 5 berkurang, sedangkan volume jumlah ikan hasil tangkapan dalam kondisi di garami asin menjadi lebih banyak. Dengan kata lain, jumlah ikan yang didaratkan dalam bentuk segar menjadi lebih sedikit bila dibandingkan dengan hasil tangkapan dalam bentuk asin. 5 Kemampuan dan keinginan stakeholder pengusaha perikanan purse seine untuk membayar willingness to pay pungutan perikanan PHP cenderung berkurang, dengan alasan bahwa kegiatan operasi penangkapan tidak memberikan keuntungan yang layak dan atau dianggap bahwa usaha perikanan purse seine sudah tidak dapat dipertahankan lagi karena selalu merugi. Sehingga untuk dapat membuka dan menyelesaikan permasalahan ini, maka kegiatan penelitian ini akan banyak difokuskan untuk melihat aspek kinerja effort, produktivitas dan aspek usaha perikanan purse seine secara aktual dan melalui pendekatan simulasi terhadap kemungkinan terjadinya kenaikan harga satuan per jenis ikan yang didaratkan kapal- kapal purse seine pada periode awal tahun 2006. 6 Kondisi ketersediaan data untuk perikanan purse seine di PPN Pekalongan memiliki data yang cukup lengkap, sehingga kondisi aktual yang dibutuhkan sebagai bahan evaluasi akan dapat dianalisis dengan baik.

1.3 Kerangka pemikiran