Latar belakang Kebijakan Pungutan Hasil Perikanan (PHP) Studi Kasus Perikanan Purse Seine Pelagis Kecil di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pekalongan

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Perikanan purse seine di pantai utara Jawa merupakan salah satu usaha perikanan tangkap yang menjadi tulang punggung bagi masyarakat perikanan di Jawa Tengah, terutama Kota Pekalongan yang menjadi basis perikanan purse seine di daerah tersebut. Saat ini terdapat sekitar 400 unit purse seine yang berpangkalan di Pelabuhan Perikanan Nusantara PPN Pekalongan, 75-nya merupakan kapal- kapal dengan ukuran lebih dari 30 GTPPN Pekalongan, 2005, sehingga Penerimaan Negara Bukan Pajak PNBP dari pungutan perikanan yang disumbangkan daerah tersebut memberikan kontribusi yang cukup berarti. Usaha perikanan purse seine di Pekalongan juga telah memberikan banyak lapangan pekerjaan bagi warga setempat maupun pendatang. Lapangan pekerjaan yang disediakan beragam, mulai dari awak kapal, buruh bongkar muat, bakul penjual ikan hingga tukang kayu pembuat dan perawat kapal. Salah satu perhatian pemerintah yang diberikan kepada para pengusaha perikananpemilik kapal-kapal purse seine pelagis kecil didaerah tersebut adalah dengan menetapkan kebijaksanaan mengenai perhitungan Pungutan Hasil Perikanan PHP secara khusus, untuk kapal-kapal purse seine pelagis kecil yang berpangkalan di pantai utara Jawa dan atau beroperasi di perairan Laut Jawa. Perhitungan khusus tersebut adalah Harga Patokan Ikan HPI yang ditetapkan dalam Surat Keputusan Menteri Perdagangan Nomor 23M-DAGPER62006 tanggal 22 Juni 2006 adalah khusus jenis-jenis ikan yang mengalami penggaraman HPI garam sebagai upaya pengolahan pertamanya di atas kapal. Harga jenis-jenis ikan tersebut umumnya lebih rendah dibandingkan dengan ikan jenis yang sama namun menggunakan es curah sebagai bahan pengawetnya HPI es. Pada kondisi yang bersifat khusus tersebut, PHP yang dikenakan untuk kapal-kapal purse seine pelagis kecil yang berpangkalan di pantai utara Jawa danatau beroperasi di perairan Laut Jawa lebih kecil atau ringan dibandingkan untuk kapal sejenis di daerah lainnya. Dengan adanya perlakuan khusus tersebut, diharapkan PHP yang dikenakan tidak menjadi beban yang berat sehingga dapat menjamin kelangsungan usaha 2 perikanan rakyat ini. Ketentuan khusus ini juga berawal dari keinginan dari pihak stakeholder pengusaha perikanan purse seine pelagis kecil, namun seiring dengan naiknya harga BBM pada akhir 2005 yang sangat signifikan, maka hal ini telah memukul usaha perikanan ini. Hal tersebut cukup berdampak pada PNBP dari Pungutan Perikanan yang menjadi kewajiban mereka dalam membayar PHP. Banyak kapal-kapal purse seine pantai utara Jawa yang tetap membayar PHP yang telah ditetapkan. Namun banyak juga yang enggan membayar PHP karena merasa bahwa tidak beroperasinya kapal mereka adalah akibat biaya operasional yang semakin meningkat dan tidak mendatangkan keuntungan. Sejauh mana ketentuan khusus ini dapat berlaku efektif dan memberikan dampak yang positif bagi industri perikanan purse seine pelagis kecil, tetapi di sisi lain juga tidak mengurangi aspek PNBP bagi pemerintah pusat, maka untuk mengetahui hal tersebut diperlukan penelitian. Penelitian yang akan dilakukan adalah analisis kebijakan Pungutan Hasil Perikanan PHP dengan studi kasus perikanan purse seine pelagis kecil di PPN Pekalongan. Melalui kegiatan penelitian ini diharapkan dapat dianalisis secara mendalam aspek ekonomi unit usaha perikanan purse seine pelagis kecil di Pekalongan dan diharapkan dapat memberikan masukan dalam penetapan dan penghitungan PHP, dalam prosentase dari PHP, produktivitas alat penangkap ikan, komposisi ikan hasil tangkapan dan harga patokan ikan sebagai elemen penting dalam penghitungan PHP.

1.2 Permasalahan