Sifat Fisis Kayu Sifat dan jadwal pengeringan tiga jenis kayu rakyat (Altingia excelca, Quercus spp dan Podocarpus imbricatus)

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Sifat Fisis Kayu

Hasil pengujian sifat fisis menunjukkan bahwa kayu jamuju, pasang, dan rasamala yang digunakan masih dalam kondisi segar, kadar airnya lebih dari 30 Tabel 1, sehingga masih dapat digunakan dalam uji penentuan jadwal pengeringan dasar. Tabel 1 Sifat fisis jayu jamuju, pasang, dan rasamala Jenis Kayu Kadar Air Berat jenis Susut Volume Rata-rata Kelas Kuat Laju Pengeringan hari Kisaran umum Umum Uji Jamuju 149,21 0,45 3,29 III 152,31 Pasang 55,61 0,72-0,96 0,83 0,83 10,09 II 53,51 Rasamala 61,71 0,61-0,90 0,81 0,75 7,06 II 53,39 sumber: pengumuman PPPHK No. 13 1990 Pandit 2008 Tabel 1 juga menunjukkan nilai berat jenis hasil pengujian yang masih berada dalam selang kisaran umum berat jenis masing-masing kayu. Menurut Oey Djoen Seng 1990, variasi berat jenis bisa terjadi dalam satu jenis kayu karena pengaruh proporsi kayu teras dan gubalnya atau karena perbedaan tempat tumbuh pohon. Variasi berat jenis tidak hanya dijumpai antar pohon-pohon dari jenis yang sama, namun dapat pula dijumpai dalam satu pohon. Gambar 7 Pengaruh berat jenis terhadap susut volume kayu. y = 16.15x - 4.101 R² = 0.858 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 0.2 0.4 0.6 0.8 1 S u su t V o lu m e Berat Jenis Kayu dengan berat jenis tinggi cenderung memiliki susut volume yang lebih besar dibanding kayu berat jenis rendah Gambar 11. Bramhall dan Wellwood 1976 juga menyatakan bahwa besarnya nilai berat jenis akan menghasilkan nilai susut volume yang besar dan cenderung memerlukan waktu yang lebih lama dalam proses pengeringan. Besarnya nilai susut volume pada kayu berat jenis tinggi ini disebabkan tebal dinding sel pada kayu tersebut. Tebal dinding sel ini juga berdampak kepada waktu yang dibutuhkan pada proses pengeringan, semakin tebal dinding sel maka waktu untuk mengering akan semakin lama. Berat jenis juga memiliki pengaruh terhadap kelas kuat. Kayu pasang dan kayu rasamala yang berat jenisnya lebih tinggi dari pada jamuju, memiliki kelas kuat yang tinggi II, sedangkan kayu jamuju termasuk kelas kuat III.

4.2 Sifat Pengeringan