Hama dan Penyakit Tinjauan umum jabon Anthocephalus cadamba

2.1.5.3 Pemeliharaan

Menurut Direktorat Jenderal 1980 kegiatan pemeliharaan yang dapat dilakukan adalah penyiangan dan penyulaman tujuannya untuk membebaskan tanaman pokok dari tumbuhan semak belukar, rumput, penjalangan yang melilit, dan tumbuhan pengganggu lain sehingga memberikan kesempatan kepada tanaman pokok untuk tumbuh dengan baik dan dapat terbebaskan dari persaingan terutama persaingan tajuk. Penyulaman adalah kegiatan mengganti bibit atau tanaman yang telah mati dengan bibit atau tanaman yang berada di persemaian. Kegiatan penyulaman dilakukan dalam musim hujan. Penyiangan dilakukan 3-4 kali dalam satu tahun dengan membersihkan secara jalur. Penjarangan dilakukan jika tajuk telah bersentuhan secara rapat.

2.1.6 Hama dan Penyakit

Jenis hama pada tanaman jabon yang pernah ditemukan antara lain hama yang menyerang bagian daun, cabang, dan menyerang bagian akar. Kajian ilmiah yang pernah dilakukan oleh Pribadi 2010 dalam Haneda 2010 hama mayor yang menyerang tanaman jabon antara lain Cosmoleptrus sumatranus, Arthroschista hilaralis, Zeuzera sp., Coptotermes sp., dan Daphnis hypothous. Hama minor yang menyerang jabon adalah Melanura pterolophia, Dysdercus cingulatus, Hypomeces squamossus, Lawana sp., dan Cicadulina sp. Studi ini dilakukan di 3 lokasi yang berbeda yaitu HTI PT RAPP sektor Baserah dan Pelalawan, Hutan Rakyat HR di Pantai Cermin kabupaten Kampar, dan persemaian Balai Penelitian Hutan Penghasil Serat BPHPS Kouk, Riau. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di lapangan. Arthroschista hilaralis memiliki rata-rata tingkat merusak pada lokasi HTI sektor Baserah sebesar 92,88, sedangkan Daphnis hypothous pernah menyebabkan kerusakan hebat pada kebun pangkas milik BPHPS Kouk. Menurut Haneda 2010 penyakit yang sering menghinggapi jabon adalah serangan nematoda. Penyakit dari keluarga filum atau cacing-cacingan ini diketahui menyerang akar jabon dan menyebabkan tanaman yang terserang mati. Istilah untuk penyakit yang memang sangat umum menyerang bermacam-macam tanaman ini adalah puru akar root-knot nematode. Pada tanaman jabon, nematoda penyebab di identifikasi adalah Meloidogyne incognita. Serangan menyebabkan daun menguning dan merapuhkan akar. Penyakit yang kemungkinan menyerang jabon adalah damping off pada persemaian, anthracnose, root rot, dan dieback. Penyakit damping off lodoh diketahui sebagai penyakit yang memiliki serangan cukup berbahaya pada semai tanaman. Gejala yang timbul dari penyakit lodoh adalah bibit menjadi layu, batang atau leher akan tampak gosong dan busuk. Penyakit damping off disebabkan oleh adanya serangan sejumlah cendawan seperti Phytium, Phytoptora, dan Rhizoktonia spp. Penyakit pada tanaman jabon Anthocephalus cadamba belum ditemukan laporan yang lengkap mengenai jenis penyakitnya. Akan tetapi ada beberapa kasus serangan penyakit pada jabon tetapi bukan di Indonesia. Penyakit tersebut menyerang tanaman jabon pada saat di persemaian atau nursery. Penyakit tersebut diketahui berupa damping off yang berasal dari jamur Fusarium dan Phytium spp. di Malaysia. Jenis penyakit lain yang pernah ditemukan di India adalah leaf blight atau hawar daun yang disebabkan oleh Rhizoctonia sp. Beberapa serangan penyakit pada persemaian jabon bisa dikendalikan dengan penanganan nursery, karena belum ada ancaman yang serius dari penyakit-penyakit tersebut. Menurut Direktorat Jenderal Kehutanan 1980 hama yang menyerang bibit jabon pada saat di persemaian antara lain semut dari family Formicidae, dan bekicot. Penyakit yang sering menyerang bibit jabon di persemaian adalah dumping off yang disebabkan oleh cendawan Fusarium spp., Rhizoctonia spp., dan Phytium spp. Sedangkan hama yang menyerang jabon setelah di lapangan adalah rayap batang dan ulat kukuk di akar. Sumber penyakit yang berasal dari cendawan Gloosperium anthocephali dapat menyebabkan daun tanaman jabon gugur.

2.2 Pemupukan

Pupuk didefinisikan sebagai material yang ditambahkan ke tanah atau tajuk tanaman dengan tujuan untuk melengkapi ketersediaan unsur hara. Di dalam tanah unsur hara tersebut saling berinteraksi. Keragaman reaksi dan interaksi unsur-unsur tersebut berpengaruh pada efisiensi pemberian pupuk. Faktor-faktor