umumnya tumbuh di tanah aluvial rendah di pinggir sungai dan daerah peralihan antara tanah rawa dan tanah kering yang kadang-kadang digenangi air. Jabon juga
dapat tumbuh dengan baik di tanah liat, tanah lempung podsolik coklat, tanah tuft halus atau tanah berbatu yang tidak sarang.
Ketinggian optimal yang menunjang produktivitas jabon adalah kurang dari 500 m dpl. Kondisi lingkungan tumbuh yang dibutuhkan oleh jabon adalah
tanah lempung, podsolik cokelat, dan aluvial lembab yang biasanya terpenuhi di daerah pinggir sungai, daerah peralihan antara tanah rawa, dan tanah kering yang
kadang-kadang tergenangi air. Umumnya, jabon di temukan di daerah sekunder dataran rendah dan dijumpai di dasar lembah, sepanjang sungai dan punggung-
punggung bukit Mansur dan Tuheteru 2010. Sistem perakaran jabon tidak banyak diketahui, pada tempat-tempat basah
diduga perakarannya dangkal dan banyak mempunyai akar permukaan. Daun- daun yang lebar baik sekali untuk menguapkan air transpirasi, oleh karena itu
jabon baik ditanam untuk mengeringkan tanah-tanah yang basah Direktorat Jenderal Kehutanan 1980.
2.1.4 Kegunaan
Jabon merupakan jenis tumbuhan lokal yang dapat direkomendasikan untuk dikembangkan dalam pembangunan hutan tanaman karena pemanfaatan
kayunya sudah dikenal luas oleh masyarakat. Jabon merupakan jenis kayu yang mempunyai berat jenis rata-rata 0,42 0,29-0,56, kelas kuat III-IV dan kelas awet
V. Kayu jabon banyak digunakan untuk korek api, kayu lapis, peti pembungkus, cetakan beton, mainan anak-anak, pulp dan kertas, kelompen dan kontruksi
darurat yang ringan. Kayunya mudah dibuat venir tanpa perlakuan pendahuluan dengan sudut kupas 92º untuk tebal 1,5 mm. Perekatan venir kayu jabon dengan
urea-formaldehida menghasilkan kayu lapis yang memenuhi persyaratan standard Indonesia, Jepang, dan Jerman Martawijaya et al. 2005.
Jabon memiliki riap yang besar dengan daur pendek. Di Indonesia daur maksimal jabon adalah 30 tahun yang menghasilkan riap kayu pertukangan rata-
rata 24 m³hatahun. Menurut Direktorat Jenderal Kehutanan 1980 untuk
menghasilkan venir dan kayu lapis diperkirakan daur pada umur 20 tahun. Sedangkan untuk keperluan pulp dan kertas hanya diperlukan daur 10 tahun.
Jika dikeringkan dengan baik, kayu jabon dapat digunakan untuk membuat sampan atau perabot. Kayu jabon baik digunakan sebagai lapisan permukaan
maupun lapisan inti dalam industri kayu lapis dan sesuai untuk membuat papan partikel, papan bersemen, dan papan kertas. Kegunaan kayu jabon yang terpenting
ialah untuk membuat kertas bermutu rendah hingga sedang. Jabon juga berfungsi sebagai pohon peneduh yang digunakan untuk reboisasi dan rehabilitasi lahan.
Papagan kulit batang yang sudah dikeringkan digunakan untuk mengurangi demam dan sebagai tonik Soerianegara dan Lemmens 1994. Daun tanaman
jabon dapat dijadikan sebagai obat kumur dan makanan ternak sedangkan buahnya dapat dikonsumsi Lembaga Biologi Nasional 1980.
Di India jabon dari mulai bunga, buah, daun, kulit, kayu, dan akarnya ternyata sudah dimanfaatkan secara komersial. Daun jabon dapat digunakan
sebagai obat pelangsing dan obat kumur. Ekstrak daun jabon dipercaya mengandung senyawa yang bersifat antimikroba. Selain itu daun jabon digunakan
juga sebagai alas makanan dan pakan ternak. Bunga dan buah jabon dimakan atau dikonsumsi sebagai bahan obat-obatan. Bunga jabon dapat digunakan sebagai
sumber bahan parfum khas india yang disebut ‘attar’. Selain itu, pohon jabon juga menjadi salah satu jenis yang bunganya dikembangkan untuk mendukung usaha
lebah madu. Getah kuning dari kulit akar dapat digunakan sebagai bahan celupan pewarna kuning yang dapat dimanfaatkan dalam usaha kerajinan tangan. Kulit
kayu yang telah kering dapat dimanfaatkan untuk mengobati demam dan sebagai obat kuat. Campuran bubuk kulit kayu jabon dengan kulit mangga Mangifera
indica dan tanaman meranti Shorea robusta dimanfaatkan untuk mengobati penyakit kolera dan stroke, sedangkan seduhan kulit batangnya dipercaya dapat
menyembuhkan penyakit disentri Mansur dan Tuheteru 2010. Menurut Mulyana et al. 2010 beberapa keunggulan tanaman jabon dapat
diuraikan sebagai berikut: 1. Diameter batang dapat tumbuh hingga 10 cmtahun.
2. Pemanenan kayu jabon relatif singkat 5 – 6 tahun. 3. Batang berbentuk silinder dengan tingkat kelurusan yang bagus.
4. Tidak memerlukan pemangkasan karena cabang akan rontok sendiri saat tumbuh self pruning.
5. Pertumbuhan lebih cepat dibandingkan sengon. 6. Jabon termasuk tumbuhan pionir dan dapat tumbuh dilahan terbuka atau
kritis, seperti tanah liat, tanah lempung podsolik cokelat, dan tanah berbatu.
7. Tanaman jabon relatif lebih tahan terhadap serangan hama dan penyakit bila dibandingkan dengan sengon.
2.1.5 Silvikultur