Taksonomi jabon Anthocephalus cadamba Sifat Botani

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan umum jabon Anthocephalus cadamba

2.1.1 Taksonomi jabon Anthocephalus cadamba

Menurut Pratiwi 2003 nama botani jabon adalah Anthocephalus cadamba Roxb. Miq. atau sinonim dengan Anthocephalus indicus Rich Helingga 1950 dan Anthocephalus chinensis Lamk. Madamba 1975. Jabon tergolong suku Rubiaceae. Nama daerah jabon lainnya antara lain jabun, hanja, kelampeyan, kelampaian Jawa; galupai, galupai bengkal, harapean, johan, kelempi, kiuna, selapaian, serebunaik Sumatera; ilan, taloh, tawa telan, tuak, tuneh, tuwak Kalimantan; bance pute, pontua, suge manai, pekaung, toa Sulawesi; gumpayan, kelapan, mugawe, sencari NTB; aparabire, masarambi Irian Jaya. Nama Jabon di daerah lain yaitu kadam, cadamba, common bur- flower tree Inggris, kadam Perancis, bangkal, kaatoan bangkal Brunei, kelempayan Peninsular, laran Sabah, selimpoh Serawak, labula Papua New Guinea, kaaton bangkal Philippina, mau-lettan-she, maukadon, yeman Burma, thkoow Kamboja, koo-somz, sako Laos, krathum, krathum bok, takko Thailand, caay gaso, caftom, gao trawsng Vietnam. Berdasarkan taksonominya jabon digolongkan sebagai berikut Mansur dan Tuheteru 2010: Kingdom : Plantae tumbuhan Subkingdom : Tracheobionta berpembuluh Superdivisio : Spermatophyta menghasilkan biji Divisi : Magnoliophyta berbunga Kelas : Magnoliopsida berkeping dua dikotil Sub-kelas : Asteridae Ordo : Rubiales Familia : Rubiaceae suku kopi-kopian Genus : Anthocephalus Spesies : Anthocephalus cadamba Roxb. Miq.

2.1.2 Sifat Botani

Menurut Martawidjaya et al. 2005 tinggi jabon di alam dapat mencapai 45 m dengan panjang bebas cabang 30 m dan diameternya dapat mencapai 160 cm. Batang silindris, bertajuk tinggi, dengan cabang mendatar, berbanir sampai ketinggian 1,5 m, kulit luar berwarna kelabu-coklat sampai coklat, sedikit beralur dangkal. Tajuk pohon jabon meninggi, tidak lebat dan agak gepeng dengan system percabangan melingkar yang mengambil ruang secara teratur, sehingga baik sekali pada pelingkarannya, cabang-cabang primernya biasanya agak mendatar dan gugur daun di dalam hutan musim Direktorat Jenderal Kehutanan 1980. Tanaman jabon sudah di kenal masyarakat sejak lama. Namun popularitasnya semakin menanjak karena adanya serangan penyakit yang terjadi pada tanaman sengon Falcataria moluccana. Adanya kasus ini menyebabkan petani mencari alternatif tanaman lain yang pertumbuhannya cepat dengan kualitas kayu yang bagus dan tahan terhadap serangan hama penyakit. Tanaman jabon berasal dari daerah beriklim muson tropika. Tanaman ini lebih menyukai tempat yang lembab, misalnya di tepi sungai dan rawa. Pohon jabon terbilang bongsor karena tinggi tanaman bisa mencapai 45 m dengan diameter 100-160 cm Mansur dan Tuheteru 2010. Daun jabon merupakan daun tunggal, bertangkai panjang 1,5 – 4 cm dengan helaian daun agak besar panjang 15 – 30 cm dan lebar 7 – 8 cm. Di awal pertumbuhannya, yakni 2 – 3 bulan setelah tanam, pada tanah yang subur dan cukup air daun jabon dapat berkembang hingga berukuran panjang 68 cm dan lebar 38 cm. Permukaan daun jabon tidak berbulu atau kadang-kadang di sebelah bawah pada tulang daun terdapat rambut halus yang mudah lepas dan bertulang daun sekunder jelas 10 – 12 pasang. Secara fisiologi, daun tanaman jabon umur 12 hari mulai memiliki kemampuan untuk melakukan fotosintesis, yakni melalui perluasan daun secara penuh full leaf expansion =FLE, 15 FLE daun yang masih muda berwarna merah, 56 FLE daun berwarna hijau kemerahan, 100 FLE berwarna hijau cerah dan pada daun tua berwarna hijau. Pada daun jabon mengandung total klorofil 7, 92 mgg berat kering daun Mansur dan Tuheteru 2010. Jabon memiliki daun yang saling berhadapan, tumpul, kira-kira duduk hingga bertangkai. Bentuk daun bulat telur hingga lonjong dengan ukuran panjang 15 – 50 cm dan lebar 8 – 25 cm. Bagian pangkal berbentuk agak menyerupai jantung, bagian ujung lancip Sutisna et al. 1998. Pada pohon muda yang diberi pupuk kadang-kadang sangat lebih besar ukurannya, dibagian pangkal agak berbentuk jantung dan lancip di ujungnya. Penumpu antar tangkai berbentuk segitiga sempit dan mudah rontok. Perkembangbiakan jabon dimungkinkan dengan regenerasi alam dari biji, dengan semai yang ditumbuhkan di tempat pembibitan, dengan tunggul dan stek batang. Diperlukan teknik-teknik khusus untuk memperoleh biji jabon yang sangat kecil Soerianegara dan Lemmens 1994. Perbungaan jabon terdiri atas kepala-kepala bulat, menyendiri di ujung tanpa daun gagang. Bunga agak duduk pada penyangga lokus, berkelamin dua, aktinomorf, terbagi menjadi 5 bagian. Tabung kelopak berbentuk corong, mahkota gamopetal, jumlah benang sari 5 yang menisip pada tabung mahkota, tangkai sari pendek dan kepala sari melekat dipangkal Soerianegara dan Lemmens 1994. Pohon jabon mulai berbunga dan berbuah pada umur 5 – 7 tahun, terutama tampak berbunga pada bulan Januari-Februari dengan bunga yang warnanya kuning. Bunga menjadi buah dan masak antara bulan Juni-September Team Fakultas Kehutanan IPB 1975. Jabon memiliki bakal buah inferior, beruang 2 dan terkadang beruang 4 di bagian atas, tangkai putik terjulur, kepala putik berbentuk gelendong. Buah kecil, banyak sekali, agak berdaging, bagian atas memuat 4 struktur yang berlubang atau padat Soerianegara dan Lemmens 1994. Panjang biji 0,5 mm, biji agak segitiga atau berbentuk tidak teratur dan tidak bersayap Sutisna et al. 1998. Satu buah berisi 30-40 butir benih yang sangat halus. Benih dapat diambil dari buah dengan membuka bagian yang lunak. Jumlah benih kering 26.800.000 butir per kilogram atau 23.700 butir per liternya atau bisa dikatakan dalam 1 kilogram benih jabon kering setera dengan 1.130 liter benih jabon kering. Daya berkecambah benih segar rata-rata 25, benih mulai berkecambah setelah 3 – 4 minggu Team Fakultas Kehutanan IPB 1975. Menurut Mansur dan Tuheteru 2010 jabon berbuah setahun sekali saat musim berbunganya, yakni pada bulan Januari – Juni dan akan masak pada bulan Maret – Juni dengan jumlah buah majemuk 33 buah per kg. Buah jabon berbentuk bulat dengan ukuran 4,5 – 6 cm, memiliki ruang-ruang biji yang sangat banyak layaknya buah majemuk seperti keluwihnangka yang berukuran kecil dengan bagian tengah padat dikelilingi oleh ruang-ruang biji. Setiap ruang biji tersebut berisi banyak biji. Ukuran biji jabon kecil sekali. Jumlah biji kering per kg sekitar 26.182.000 biji dan per liternya sekitar 23.707.000. Ukurannya yang kecil tersebut menyebabkan benih jabon mudah terbawa oleh angin dan air.

2.1.3 Penyebaran Alami dan Syarat Tumbuh Jabon