Penyebaran Alami dan Syarat Tumbuh Jabon

Menurut Mansur dan Tuheteru 2010 jabon berbuah setahun sekali saat musim berbunganya, yakni pada bulan Januari – Juni dan akan masak pada bulan Maret – Juni dengan jumlah buah majemuk 33 buah per kg. Buah jabon berbentuk bulat dengan ukuran 4,5 – 6 cm, memiliki ruang-ruang biji yang sangat banyak layaknya buah majemuk seperti keluwihnangka yang berukuran kecil dengan bagian tengah padat dikelilingi oleh ruang-ruang biji. Setiap ruang biji tersebut berisi banyak biji. Ukuran biji jabon kecil sekali. Jumlah biji kering per kg sekitar 26.182.000 biji dan per liternya sekitar 23.707.000. Ukurannya yang kecil tersebut menyebabkan benih jabon mudah terbawa oleh angin dan air.

2.1.3 Penyebaran Alami dan Syarat Tumbuh Jabon

Anthocephalus terdiri atas dua jenis yaitu Anthocephalus cadamba atau disebut juga Anthocephalus chinensis dan Anthocephalus macrophylla. Pohon jabon tumbuh secara alami di India, Nepal dan Bangladesh ke arah timur melalui Malaysia hingga Papua Nugini. Jenis ini telah ditanam sebagai pohon hias dan pohon perkebunan dan telah berhasil diperkenalkan ke Afrika Selatan, Puerto Rico, Suriname, Taiwan dan negara-negara lainnya dikawasan tropika dan subtropika Soerianegara dan Lemmens 1994. Sebaran tumbuh di Indonesia sebagian besar di Jawa Barat dan Jawa Timur, seluruh Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi, NTB dan Irian Jaya. Jabon dapat tumbuh pada kondisi lahan marginal dengan drainase yang cukup baik. Jenis ini tumbuh di hutan primer dan banyak terdapat di hutan sekunder. Anakan berasal dari biji, banyak dijumpai di tanah- tanah terbuka seperti tanah bekas traktor. Jenis ini menyukai tanah liat atau tanah berpasir yang kering atau selalu basah, selain itu juga jenis ini tahan terhadap kekeringan Lembaga Biologi Nasional 1980. Menurut Direktorat Jenderal Kehutanan 1980 jabon dapat tumbuh mulai dari dataran rendah pinggir laut sampai ke daerah pengunungan rendah dengan ketinggian 0-1.000 m dpl, di Jawa pada umumnya jabon tumbuh di bawah 1.000 m dpl. Jabon dapat tumbuh pada tanah dengan drainase cukup baik, seperti pada tanah-tanah yang periodik kering atau selalu basah yang secara tidak teratur tergenang air dan mengering. Tumbuhan jabon yang masih muda, perakarannya dapat tahan terhadap kekurangan zat asam O 2 selama 27 hari. Jabon pada umumnya tumbuh di tanah aluvial rendah di pinggir sungai dan daerah peralihan antara tanah rawa dan tanah kering yang kadang-kadang digenangi air. Jabon juga dapat tumbuh dengan baik di tanah liat, tanah lempung podsolik coklat, tanah tuft halus atau tanah berbatu yang tidak sarang. Ketinggian optimal yang menunjang produktivitas jabon adalah kurang dari 500 m dpl. Kondisi lingkungan tumbuh yang dibutuhkan oleh jabon adalah tanah lempung, podsolik cokelat, dan aluvial lembab yang biasanya terpenuhi di daerah pinggir sungai, daerah peralihan antara tanah rawa, dan tanah kering yang kadang-kadang tergenangi air. Umumnya, jabon di temukan di daerah sekunder dataran rendah dan dijumpai di dasar lembah, sepanjang sungai dan punggung- punggung bukit Mansur dan Tuheteru 2010. Sistem perakaran jabon tidak banyak diketahui, pada tempat-tempat basah diduga perakarannya dangkal dan banyak mempunyai akar permukaan. Daun- daun yang lebar baik sekali untuk menguapkan air transpirasi, oleh karena itu jabon baik ditanam untuk mengeringkan tanah-tanah yang basah Direktorat Jenderal Kehutanan 1980.

2.1.4 Kegunaan