2.2.2 Pemupukan lanjutan
Pemupukan lanjutan pada tanaman jabon merupakan pemupukan yang bertujuan untuk mempercepat waktu panen dan meningkatkan produksi jabon.
Pemupukan lanjutan dilakukan pada awal dan akhir musim hujan sebanyak 100- 200 gram per tanaman sampai satu tahun sebelum pohon akan ditebang. Cara
pemupukan lanjutan adalah dengan membuat parit melingkar di bawah proyeksi tajuk terluar sedalam 10 cm, kemudian pupuk ditabur di parit tersebut, setelah itu
ditutup kembali dengan tanah Mansur dan Tuheteru 2010. Menurut Mulyana et al. 2010 jenis pupuk yang digunakan dalam
budidaya jabon diantaranya adalah pupuk kandang, TSP, Urea, NPK, dan KCL. Pemupukan dilakukan mulai dari satu bulan setelah bibit di tanam hingga tanaman
jabon berumur satu tahun. Waktu pemupukan dilakukan pada pagi hari 06.30- 09.30 atau sore hari 16.00-18.30.
2.3 Pengaruh pemupukan pada pertumbuhan tanaman kehutanan
Kegiatan pemupukan dalam budidaya tanaman kehutanan merupakan kegiatan yang penting untuk dilakukan. Pemupukan bertujuan untuk
meningkatkan produktivitas tanaman kehutanan yang akan dibudidayakan. Menurut Poerwowidodo 1991 pemupukan merupakan suatu tindakan
menambahkan sejumlah anasir hara yang dibutuhkan tanaman ke dalam tubuh tanah atau tanaman, karena keadaan anasir hara di tempat tumbuhnya tidak
mampu merangsang pertumbuhan tanaman dengan memadai. Jika keadaan kesuburan tanah memuaskan, tindakan pemupukan tentu merupakan hal yang sia-
sia. Tindakan pemupukan tanah berarti meningkatkan kemampuan tanah memasok hara untuk tanaman.
Mengingat teknologi pemupukan pada bidang kehutanan termasuk teknologi mahal, keefesienannya harus tinggi. Takaran bahan pupuk, jenis pupuk,
bentuk pupuk, cara pemupukan, intensitas pemupukan, dan waktu pemupukan, merupakan gatra pupuk yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan
keefesienannya. Tanggapan tanah terhadap pemupukan dan tanggapan pertumbuhan tanaman akibat pemupukan, perlu ditelaah tuntas. Jika keadaan tidak
mendukung tercapainya keefesienan pemupukan, tujuan pemupukan tidak akan
tercapai. Toleransi tanaman hutan, khususnya pada tahapan semai terhadap pemupukan juga perlu dikaji, sehingga pengaruh negatifnya dapat dicegah
Poerwidodo 1991. Tabel 1 merupakan pengaruh pemupukan pada pertumbuhan tanaman kehutanan yang pernah di teliti oleh mahasiswa Fakultas Kehutanan
Institut Pertanian Bogor.
Tabel 1 Pengaruh pemupukan pada pertumbuhan tanaman kehutanan Judul penelitian
Peneliti Hasil penelitian
Pengaruh Pemupukan Bokasi dan NPK Terhadap
Pertumbuhan Jabon Anthocephalus cadamba
Roxb. Miq. Ajeng
Pristyaningrum 2009
Pemberian pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap
pertumbuhan tinggi tanaman, pertumbuhan
diameter, jumlah ruas, dan jumlah cabang. Dosis pupuk
NPK yang baik dan dapat meningkatkan pertumbuhan
tanaman jabon adalah 100 gram per tanaman. Dosis
pupuk NPK 100 gram per tanaman meningkatkan
pertumbuhan tinggi sebesar 23,59 terhadap kontrol,
peningkatan diameter sebesar 18,7, peningkatan
jumlah cabang sebesar 33, peningkatan jumlah ruas
sebesar 69,7. Kombinasi antara pupuk NPK 100
gram dan Bokasi 1 kg meningkatkan pertumbuhan
diameter sebesar 19,36.
Sedangkan pemberian pupuk bokasi tidak
berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman
jabon. Respon Pertumbuhan Tanaman
Jabon Anthocephalus cadamba Roxb. Miq dengan
Perlakuan Pupuk Polimer Terabuster dan Kompos Aktif
Teraremed Luqman Noor
Hakim Fadillah
2010 Pupuk polimer Terabuster
dengan kompos aktif Teraremed merupakan
kombinasi yang terbaik untuk meningkatkan
pertumbuhan tanaman jabon di lapangan. Hal ini
dikarenakan peranan bahan organik yang terkandung
dalam pupuk tersebut dapat memperbaiki sifat fisik,
kimia, dan biologi tanah.
Pengaruh Dosis Pupuk NPK dan
Kompos Terhadap
Pertumbuhan Bibit
Salam Eugenia polyantha Wight
Mutia Handayani
2009 Pemberian pupuk NPK
memberikan pengaruh nyata terhadap diameter, berat
kering pucuk, berat kering akar, berat kering total,
kadar air pucuk, kadar air akar dan vigor semai.
Pengaruh Pemberian Pupuk NPK dan Kompos Pada Media
Tailing Tambang Emas Terhadap Pertumbuhan Semai
Sengon Buto Enterolobium cylocarpum Griseb
Tina Maretina 2010
Penambahan pupuk NPK 5 gram dan kompos 10 gram
menghasilkan pertumbuhan tinggi terbaik.
Pengaruh Pemberian Pupuk NPK dan Kompos terhadap
Pertumbuhan Semai
Jabon Anthocephalus
cadamba Pada Media Tanah Bekas
Tambang Emas Tailing Dwita Noviani
2010 Dosis NPK 15 gram
memberikan pengaruh terbaik pada pertumbuhan
semai jabon.
BAB III METODOLOGI
3.1 Tempat dan waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di dua tempat penelitian Kebun I dan Kebun II di Dusun Tawakal, Jalan Cifor Kelurahan Bubulak RT 01RW 05 selama 2
bulan mulai dari tanggal 12 Februari 2010 sampai tanggal 12 Mei 2010.
3.2 Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi tanaman jabon Anthocephalus cadamba yang berumur 13 bulan, pupuk NPK. Alat yang
diperlukan adalah cangkul, golok, kantong plastik, timbangan, alat tulis, spidol, penggaris, tali rafia, tali, kertas label, kaliper, galah bambu, cat, kamera digital.
3.3 Metode Penelitian
Metode penelitian yang dilakukan dibagi menjadi 2 bagian yaitu pemupukan lanjutan dan pengukuran pertumbuhan jabon pada kondisi optimum
dan kurang optimum.
3.3.1 Metode pemupukan lanjutan 3.3.1.1 Survei lapang
Survei lapang dilakukan untuk menentukan peralatan yang akan digunakan dalam proses pengumpulan data dan pembuatan layout penelitian.
Tegakan Jabon ditanam pada tanggal 1 Januari 2009 dengan jarak tanam 3 x 3 m pada lahan seluas 2.025 m² sebelumnya pernah dilakukan pemberian pupuk NPK
dan Bokasi dengan dosis masing-masing untuk NPK A = 0 gram, A
1
= 50 gram, dan A
2
= 100 gram untuk Bokasi B = 0 kg, B
2
=1 kg dan B
2
= 2 kg saat penanaman Pristyaningrum 2009.
Penelitian dilakukan pada dua lokasi di dusun Tawakal, terdiri dari kebun I dan kebun II. Kebun I terletak ± 300 meter dari kebun II. Kebun I merupakan
lahan dengan kondisi drainase buruk yang memiliki kedalaman air tanah yang dangkal dan tergenang dalam waktu yang lama saat musim hujan. Kebun II