Menurut Badan Pengembangan Ekspor Nasional BPEN, konsumsi karet China diprediksi akan mengalami kenaikan hingga 30 persen pada tahun 2020,
sementara permintaan dari negara lainnya akan stabil atau menurun. Selama ini, sekitar 70 persen kebutuhan karet Cina dipenuhi Thailand. Pertumbuhan industri
Cina yang sangat mengesankan terutama industri otomotif dan perkapalan membuat negara ini membutuhkan komoditas karet dalam jumlah yang besar,
sehingga menempatkan China merupakan konsumen terbesar karet dunia saat ini. Melihat besarnya tingkat konsumsi karet alam yang tinggi di China memberi
peluang bagi perluasan pasar karet alam dunia untuk menjadi sasaran baru bagi negara produsen utama karet alam untuk melakukan peningkatan ekspor.
Sementara Amerika Serikat, Jepang, Eropa, India, dan Korea merupakan negara konsumen karet alam utama lainnya. Melihat kecenderungan konsumsi
karet alam dunia, maka negara konsumen utama telah mengalami pergeseran dari kawasan Amerika–Eropa ke kawasan Asia Pasifik.
Namun belakangan konsumsi karet alam mengalami penurunan pasca terjadinya krisis global pada akhir tahun 2008. Krisis global telah menyebabkan
melemahnya industri otomotif yang dampaknya secara nyata pada penurunan konsumsi karet alam pada negara-negara konsumen utama seperti Amerika,
Jepang dan China. Tercatat sampai akhir tahun 2008 konsumsi sedikit mengalami penurunan dari tahun 2007 yakni sebesar 9.7 juta ton dengan tingkat produksi
sebesar 9.8 juta ton IRSG, 2009.
5.2. Pasar Karet Alam dan Karet Sintetis Dunia
Karet alam secara global diperdagangkan pada pasar fisik dan berjangka melalui broker atau dealer, tetapi ada juga perdagangan langsung antara pabrik
bahan baku di negara produsen dengan barang jadi direct trade. Beberapa pasar karet alam terkemuka yang ada adalah:
a Singapore Commodity Exchange SICOM Perdagangan komoditi seperti karet, rempah, dan kelapa saat ini telah
dilakukan sejak awal abad ke -19 untuk kawasan ini. Pasar ini berkembang sebagai pasar yang modern, didalamnya termasuk aktivitas offsheet dan paper
trading untuk hedging dari segala jenis risiko yang mungkin timbul. Kegiatan tersebut menjadikan Singapura merupakan salah satu pusat perdagangan komoditi
internasional yang penting, dimana pedagang besar mega–trader telah melakukan operasi di pasar ini. SICOM mempunyai keterkaitan yang erat dengan
pusat perdagangan komoditi lainnya, seperti Tokyo, London, New York dan Chicago.
Singapura sekarang dikenal sebagai pasar utama perdagangan berjangka karet dan pusat perdagangan karet terbesar di dunia. Perdagangan berjangka karet
telah dilakukan sejak tahun 1920an. Fasilitas clearing untuk transaksi berjangka disediakan oleh Singapore International Chamber of Commerce Rubber
Association. Kemudian diambil alih oleh Rubber Association of Singapore, yang diprivatisasi pada tahun 1992 sebagai RAS Commodity Exchange. Selanjutnya
berubah nama menjadi Singapore Commodity Exchange SICOM pada bulan Februari 1994 agar bisa lebih merefleksikan misinya sebagai bursa komoditi
dengan jangkauan yang luas. Misi dari SICOM adalah mengembangkan perdagangan komoditi primer di kawasan Asia SICOM, 2004.
Pada SICOM, karet jenis RSS 3 diperdagangkan secara fisik dan jenis karet jenis TSR 20 diperdagangkan secara berjangka. Dua jenis karet yang
diperdagangkan ini menjadi acuan negara-negara produsen karet di wilayah sekitarnya, terutama Indonesia.
a Tokyo Commodity Exchange TOCOM TOCOM adalah pasar berjangka komoditi terbesar kedua di dunia dan
terbesar di Jepang. TOCOM merupakan kontrak berjangka untuk komoditi minyak mentah, gasoline, minyak tanah, emas, perak, platinum, palladium dalam
bentuk kontrak elektronik dan kontrak berjangka untuk karet pada trading floor. Kontrak berjangka untuk energi adalah pasar pertama yang berhasil untuk tingkat
Asia dengan rekor 33 milyar lot pada tahun 2002 TOCOM, 2004. TOCOM adalah organisasi nirlaba berdasarkan Commodity Exchange Law 1950, yang
meregulasi pasar berjangka komoditi dan perdagangan opsi option di Jepang TOCOM didirikan pada bulan November 1984, melalui penggabungan Tokyo
Textile Exchange, Tokyo Rubber Exchange dan the Tokyo Gold Exchange, dalam mewujudkan pasar berjangka yang lebih komprehensif di Jepang. TOCOM telah
mengalami kemajuan yang pesat dalam 20 tahun terakhir. Karet alam yang diperdagangkan secara berjangka adalah RSS3.
b Agricultural Future Trading of Thailand AFET
Agricultural Future Trading of Thailand AFET didirikan pada tahun 2004 sebagai regulator pasar berjangka komoditas pertanian di Thailand, dengan
adanya AFET akan didapat beberapa keuntungan seperti: adanya fasilitas hedging sebagai alat pengendalian resiko bagi produsen, prosesor dan pemakai komoditi
yang bersangkutan, price discovery sebagai alat yang efektif untuk menentukan harga keseimbangan bagi pembeli dan penjual, serta pasar yang lebih efisien dan
stabil. Sampai saat ini AFET memperdagangkan karet RSS3 dan white rice 5
persen. Pada tahun 2005 tercatat volume transaksi perdagangan karet RSS3 mecapai 61406 dengan nilai 369 711 USD dan menjadi nilai perdagangan terbsar
dibanding komodi lainnya yang juga diperdagangkan Shim, 2006. c Shanghai Futures Exchange SHFE
Shanghai Futures Exchange SHFE mulai beroperasi pada tahun 2003, mempunyai fungsi hedging dan price discovery pada bursa berjangka untuk
tembaga, aluminium dan karet alam. SHFE telah menjadi pusat rujukan harga karet di dunia. Hal tersebut berkaitan erat dengan pertumbuhan ekonomi China
yang pesat dan kebijakan pintu terbuka dalam industri karet asalkan kuota impor untuk karet alam dihapus, yang mana hal ini akan menjadi faktor positif bagi
perkembangan bursa tersebut Peng dalam Anwar 2005. Saat ini karet yang digunakan di industri terdiri atas karet alam dan karet
sintetis. Penggunaan karet sintetis jumlahnya lebih tinggi dibandingkan dengan karet alam seperti pada Gambar 7. Terlihat sejak tahun 2002-2007 bahwa pangsa
share pemakaian karet sintesis selalu lebih besar dibandingkan pangsa pemakaian karet alam seperti misalnya, pada tahun 2007 pangsa pemakaian karet
sintesis sebesar 57 persen sedangkan sisanya menggunakan karet alam. Walaupun karet alam jumlah produksi dan konsumsinya di bawah karet
sintetis, tetapi sesungguhnya karet alam belum dapat digantikan oleh karet sintetis. Keunggulan yang dimuliki karet alam sulit ditandingi oleh karet sintetis.
Adapun kelebihan-kelebihan yang dimiliki karet alam dibanding karet sintetik adalah: memiliki daya elastisitas atau daya lenting yang sempurna, memiliki
plastisitas yang baik sehingga pengolahnannya mudah, mempunyai daya aus yang tinggi, tidak mudah padas, serta memiliki daya tahan yang tinggi terhadap
keretakan. Walaupun demikian, karet sintetis memiliki kelebihan seperti tahan terhadap berbagai zat kimia dan harganya yang cenderung bisa dipertahankan
supaya tetap stabil Penebar Swadaya, 2008.
Sumber: IRSG, 2008. Gambar 7. Pangsa Konsumsi Karet Alam dan Karet Sintesis
Harga dan supply karet alam selalu mengalami perubahan, bahkan kadang- kadang harga berfluktuasi cukup tinggi. Harga bisa turun drastis sehingga
dirasakan merugikan bagi para pelaku yang terlibat dalam usaha karet. Sedangkan karakteristik harga karet sintetis lebih stabil dan industrinya spesifik. Hal ini
diperkuat berdasarkan hasil nilai variansnya yang menunjukkan nilai karet sintesis SBR sebesar 0.22 yang berarti lebih kecil dibandingkan karet alam TSR20
sebesar 0.39. Hasil ini membuktikan bahwa tingkat fluktuasi harga karet alam lebih tinggi dibandingkan tingkat fluktuasi pada harga karet sintesis seperti pada
Gambar 8. Selain itu pula rantai pemasaran perdagangan karet sintetis lebih
2002 2003
2004 2005
2006 2007
Ka ret Sintetis 59 59 58 57 57 57
Ka ret Ala m 41 41 42 43 43 43
- 10
20 30
40 50
60 70
sh a
re
pendek dibandingkan rantai pemasaran karet alam, hal ini dapat terjadi karena produsen dan konsumen negara serta perusahaan yang menghasilkan bahan baku
karet sintesis terdapat dalam satu kawasan. Penyesuaian harga juga dipengaruhi oleh perubahan harga minyak mentah yang menjadi bahan dasar pembuatan karet
sintetis.
Sumber: IRSG, 2008. Gambar 8. Harga Karet Sintesis Jenis SBR dan Harga Karet Alam Jenis TSR20
Namun, meskipun pasar karet alam lebih sedikit dibanding dengan pasar karet sintetis, namun produksi maupun konsumsi karet alam masih cukup besar.
Salah satu kelebihan dari karet alam antara lain dilihat dari segi kestabilan harganya yang tidak terpengaruh secara langsung oleh harga minyak dunia. Tidak
demikian halnya dengan harga karet sintetis yang terkena dampak langsung oleh kenaikan harga minyak dunia yang terjadi belakangan ini.
2002 2003
2004 2005
2006 2007
SBR 1092
1263 1339
1607 1710
2012 TSR20
752 1004
1206 1386
1946 2152
500 1000
1500 2000
2500
US D
T O
N
5.3. Persetujuan dalam Perdagangan Karet Alam Internasional