Pasar Berjangka Tinjauan Teoritis 1. Integrasi Pasar

mengintegrasikan proses penanaman sampai penjualan produk ke tingkat produsen adalah untuk memastikan laju dari produk dengan spesifikasi tertentu dengan batas jangka pengiriman yang konstan. Selanjutnya, integrasi dapat mengurangi biaya pemasaran khususnya penjualan dari suatu tingkat ke tingkat lainnya. Salah satu aspek yang menarik dari integrasi pasar vertikal berdasarkan sudut pandang ekonomi adalah perubahan alami dari sistem harga. Integrasi pasar vertikal telah mengubah kedudukan formasi harga dan telah mengurangi jumlah titik simpul dari rantai pemasaran dimana harga tersebut dibentuk. Koordinasi harga secara parsial telah digantikan dengan koordinasi administrasi Tomek dan Robinson, 1972.

2.1.2. Pasar Berjangka

Harga merupakan indikator utama dan kekuatan penggerak suatu sistem pasar bebas di setiap titik kunci dalam mata rantai tata niaga suatu produk. Dalam upaya menciptakan keseimbangan suatu lingkungan yang goyah, yang ditandai oleh sinyal-sinyal harga, maka risiko harga telah berkembang menjadi suatu isu yang besar sejak beberapa kurun waktu yang lalu. Kondisi ini selanjutnya memberi nilai terhadap tersedianya informasi yang tepat waktu dan akurat. Hal ini terjadi karena para pelaku pasar yang bermula berasal dari suatu sistem perekonomian yang direncanakan secara terpusat, telah bergeser kepada sistem berbasis pasar, dan organisasi terkait harus belajar menyiasati kondisi lingkungan harga yang tidak stabil. Faktor-faktor tersebut akan meningkatkan pentingnya praktek-praktek manajemen risiko bagi perusahaan yang beroperasi dalam ekonomi pasar, sebagai suatu jalan untuk mengelola pergerakan harga yang sangat tajam dan yang telah mengakar dalam bisnis. Suatu terobosan teknologi yang menawarkan informasi global around-the-clock access atas kontrak-kontrak dunia yang paling aktif di dalam menjembatani masa sekarang dengan masa yang akan datang, serta mengembangkan perdagangan berjangka ke arah dan yang melampaui wawasan perdagangan komoditi pertanian menuju ke perdagangan keuangan dunia melalui pasar uang dunia, menjadi terasa sangat dibutuhkan. Pasar berjangka sebagai salah satu jenis pasar derivatif berbeda dengan pasar komoditi secara fisik, di pasar berjangka diperdagangkan kontrak berjangka atas komoditi tertentu yang telah ditetapkan persyratannya secara standar dalam kontrak berjangka, antara lain jenis komoditi, mutu, jumlah satuan perkontrak, bulan penyerahan, tempat penyerahan dan persyaratan penyerahan. Hanya harga yang tidak ditetapkan dalam kontrak. Harga kontrak berjangka tersebut itulah yang dijadikan sebagai objek tawar menawar di pasar berjangka. Karena dalam perdagangan berjangka yang ditransaksikan adalah kontrak standar, maka para pelaku atau penjual dan pembeli setiap saat bisa masuk atau keluar secara mudah, selama kontrak tersebut belum jatuh tempo. Perdagangan berjangka juga merupakan bentuk lain dari kegiatan asuransi yang diciptakan berdasarkan mekanisme yang terjadi di pasar, yaitu dengan membentuk pasar bayangan atau pasar derivatif dari pasar komoditi fisiknya, dengan melakukan transaksi di dua pasar tersebut secara bersamaan dengan posisi yang berlawanan jual dan beli untuk jumlah dan jenis komoditi yang sama. Dengan demikian, kedua pasar ini akan saling menutupi kerugian yang diderita pada salah satu pasar. Jadi perdagangan berjangka merupakan suatu bentuk lain kegiatan yang dapat dimanfaatkan oleh kalangan dunia usaha sebagai sarana lindung nilai hedging yang sangat efektif untuk mengurangi pengaruh timbulnya resiko kerugian yang disebabkan karena adanya fluktuasi harga serta sebagai sarana alternatif investasi bagi pihak yang bermaksud menginvestasikan modalnya di bursa berjangka. Pada awalnya fungsi bursa berjangka komoditi adalah prasarana pembentukan harga price discovery yang trasparan, sesuai dengan hukum pasar yaitu supply dan demand dan melindungi kepentingan pihak produsen dan konsumenprocessor yakni pabrikan seperti terlihat pada Gambar 5. Sumber: Ferlianto et al. 2008. Gambar 5. Hubungan Pasar Konvensional dan Bursa Berjangka Pasar Konvensional Petani dan Produsen lain Perusahaan Pedagang Pedagang Eceran dan Konsumen Perusahaan Produsen Harga dan Barang Hedging Fluktuasi Harga Stock Barang Bursa Komoditi Berjangka Badan Pengawas dan Komite Regulasi Pelaku Bursa Spot Kontrak Kontrak Jual Beli Future Kontrak JualBeli Produsen yakni petani menggunakan harga jual untuk pedoman perkiraan besarnya area penanaman, jumlah barang dan kualitas barang bahan baku yang dihasilkan. Sementara processor menggunakan harga pembelian bahan baku sebagai perkiraan biaya produksi, jumlah barang jadiolahan, tingkat kualitas dan harga penjualan barang nantinya. Dewasa ini bursa tidak hanya sebagai sarana untuk memperdagangkan objek transaksi yang dimaksud, tetapi telah berkembang menjadi sebuah investasipenanaman modal yang efektif bagi masyarakat pemodal investor. Tujuannya adalah untuk memperoleh peluang mendapatkan keuntungannilai tambah dari selisih harga pembelian dan penjualan tanpa harus terkait langsung dengan fisik barang yang ditransaksikan. Perubahan dan fluktuasi harga yang terus menerus terjadi akibat tingginya aktivitas transaksi di lantai bursa, merupakan indikasi nyata adanya likuiditas yang tinggi, sehingga memungkinkan customer atau pemodal melakukan transaksi sesuai dengan keinginan untuk memperoleh laba. Peserta yang melakukan transaksi di pasar berjangka tidak membutuhkan barang, tetapi memanfaatkan pergerakan harga baik yang naik maupun yang turun untuk menghasilkan suatu keuntungan atau profit. Sedangkan untuk sistem perdagangan untuk menentukan harga dilantai bursa ada 2 cara yakni: a. Free Call System yakni sistem transaksi yang tidak terkait dengan waktu. Contohnya perdagangan valuta asing, komoditi. b. Session Call System yakni sistem transaksi yang terkait oleh waktu. Contohnya komoditi dan saham. Sedangkan untuk kelebihan-kelebihan menanamkan investasi melalui bursa komoditi antara lain sebagai berikut Ferlianto et al. 2008: 1. Komoditi bergerak mengikuti musim jenis tanam. Oleh karena itu lebih mudah diperkirakan arah pergerakannya. Pola musim tersebut mengikuti pola supply dan demand. 2. Lebih mudah memahamimengerti untuk memprediksikan harga yang akan berlaku pada waktu mendatang. Faktor-faktor yang saling mempengaruhi tidaklah serumit bursa-bursa jenis lain. 3. Pergerakan harga komoditi tidak selalu terpengaruh kondisi nilai perbandingan mata uang asing valas. 4. Komoditi dikontrol oleh kekuatan supply dan demand tidak demikian yang terjadi pada bursa jenis lain. 5. Komoditi lebih cenderung bergerak sendiri berdasarkan supply dan demand dari komoditi tersebut dalam jangka waktu tertentu, sedangkan burasa lain lebih bersifat kelompok. 6. Bursa komoditi terus berlangsung karena sangat penting untuk kehidupan manusia. Penanaman tanaman jenis baru berlangsung setiap musim tanam sedangkan bursa jenis lain tidaklah demikian. 7. Permintaan terhadap komoditi selalu ada sedangkan bursa jenis lain tidaklah demikian. 8. Setiap tahun komoditi tidak berubah, ataupun jika bertambah, sedikit sekali sangat jarang sedangkan di bursa jenis lain perputarannya sangatlah cepat.

2.1.3. Hubungan Harga Fisik dengan Harga Berjangka