Stasioneritas Data Konsep Model Analisis Integrasi Pasar

yang selanjutnya dapat ditunjukkan sebagai suatu kasus restriksi dari model VAR. Oleh karena itu, model VAR dapat menawarkan banyak struktur, mengimplikasikan bahwa VAR mampu untuk mendapatkan lebih banyak fitur dari data, dan 3 Model VAR tidak dilengkapi dengan contemporaneous terms pada Right Hand Side RHS dari persamaan, sehingga memungkinkan secara sederhana untuk dapat menggunkan OLS terpisah pada tiap persamaan. Peramalan yang dihasilkan oleh VAR lebih baik daripada model ”struktural tradisional”. Sedangkan kelemahannya antara lain: model VAR merupakan suatu a-teoritis seperti model ARMA, sehingga penjelasan teoritis untuk mendukung spesifikasi dari model tentang hubungan antar variabel sangat sedikit.

3.2.1. Stasioneritas Data

Asumsi yang harus dipenuhi dalam analisis VAR adalah semua variabel tak bebas bersifat stasioner, semua sisaan bersifat white noise, yaitu memiliki rataan nol, ragam konstan dan diantara variabel tak bebas tidak ada korelasi. Hal ini dikarenakan bahwa estimasi dengan data tidak stasioner akan menyebabkan timbulnya regresi lancung spurious regression Gujarati, 2003. Regresi lancung terjadi ketika hasil regresi menunjukkan hubungan yang signifikan antar variabel dilihat dari R _ squared yang tinggi padahal bersifat contemporaneus lemah dan tidak menunjukkan keberartian secara statistik. Agar regresi yang dihasilkan tidak rancu meragukan kita perlu merubah data tidak stasioner menjadi data stasioner. Oleh karena itu, pengujian terhadap kestasioneran data harus dilakukan. Data dikatakan telah stasioner apabila: a. Rata-rata tetap tidak terpengaruh oleh waktu μ = Ε y t b. Varian data tetap untuk seluruh series data. = Y Var t [ ] 2 μ − Ε Y t σ 2 = c. Kovarian data antar nilai waktu berbeda tergantung pada jarak nilai time lag bukan pada posisi waktu dimana kovarian dihitung. k k t t Y Y χ μ μ = − − Ε + Berdasarkan syarat diatas maka apabila suatu data series secara visual menunjukkan adanya kecenderungan trend naik atau turun kemungkinan besar data tersebut tidak stasioner. Hipotesis Pengujian: H : Data mengandung unit root tidak stasioner H 1 : Data tidak mengandung unit root stasioner Stasionaritas merupakan syarat penting untuk memulai langkah estimasi model persamaan regresi. Uji kestasioneran data dapat dilakukan melalui pengujian terhadap ada tidaknya unit root dalam variabel. Ide dasar unit root test adalah bahwa proses tersebut mengikuti kaidah kemungkinan yang tidak berubah karena waktu atau proses berada pada keseimbangan secara statistik. Tetapi, data time series seringkali menunjukkan bahwa nilai rata-rata dan variannya selalu berubah sepanjang waktu, atau terdapat unit root di dalamnya. Data yang memiliki unit root apabila digunakan akan menghasilkan apa yang dinamakan spurios regression. Pendekatan yang dilakukan untuk mengatasi persamaan regresi yang spurious adalah dengan melakukan diferensiasi atas variabel endogen dan eksogennya, sehingga diperoleh variabel yang stasioner dengan derajat In. Kestasioneran data melalui pendiferensialan belum cukup, sehingga perlu mempertimbangkan keberadaan hubungan jangka panjang dan jangka pendek dalam model. Data tidak stasioner dapat dijadikan menjadi data stasioner. Caranya dengan melakukan uji stasioneritas data pada tingkat diferensi data yang disebut juga dengan uji derajat integrasi. Jadi data yang tidak stasioner pada tingkat level akan diuji lagi pada tingkat diferen sampai menghasilkan data yang stasioner. Hal ini juga mengindikasikan hubungan antar variabel yang menunjukkan hubungan jangka pendek. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengukur unit root, salah satunya dengan menggunakan The Augmented Dickey Fuller ADF test. Tiga asumsi dalam uji ADF adalah adanya konstanta, konstanta dan trend dan tanpa keduanya. Formulasi uji ADF adalah sebagai berikut: e Y Y Y t t p i i t t + Δ ∑ + = Δ + − = − 1 1 2 1 β γ ...................................................................6 t t p i t t e Y Y Y + Δ ∑ + + = Δ + − = − 1 1 2 1 1 β γ α ............................................................7 t t p i i t t e Y Y T Y + Δ ∑ + + + = Δ + − = − 1 1 1 1 1 β γ α α ..................................................8 dimana: Y = Variabel yang diamati ΔY t = Y t – Y t-1 T = Trend Regresi pada persamaan 6 tidak memperhitungkan adanya unsur konstanta dan trend, persamaan 7 hanya memperhitungkan adanya konstanta, sedangkan persamaan 8 memperhitungkan unsur konstanta dan trend. Apabila series telah stasioner maka berarti telah memenuhi asumsi stasioner pada salah satu uji diatas. Prosedur untuk menentukan apakah data stasioner atau tidak yakni dengan cara membandingkan antara nilai stastistik ADF dengan nilai kritisnya distribusi statistik Mackinnon. Nilai statistik ADF ditunjukkan oleh nilai t statistik koefisien Y t 1 − γ pada persamaan 6 sampai 8. Jika nilai absolut statistik ADF lebih kecil secara absolut dari nilai kritisnya, maka data yang diamati menunjukkan stasioner dan jika sebaliknya nilai absolut statistik ADF lebih besar secara absolut dari nilai kritisnya maka data tidak stasioner. Hal krusial dalam uji ADF ini adalah menentukan panjangnya kelambanan. Panjangnya kelambanan bisa ditentukan berdasarkan AIC atau SIC.

3.2.2. Penentuan Lag Optimal