Pengujian Kadar Abu Pengujian Kadar Protein

21 ditimbang. Cawan dimasukkan kembali ke dalam oven lalu didinginkan dalam desikator sampai diperoleh berat yang konstan. Penetapan kadar air ikan dihitung dengan rumus: 100 1 2 1 x W W W air kadar − = Di mana, W1 = berat sampel sebelum dikeringkan gram W2 = berat sampel sesudah dikeringkan gram

b. Pengujian Kadar Abu

Pengujian kadar abu dilakukan menurut metode pengabuan kering Nielsen 1998, dimana prinsip metode ini adalah pembakaran pada suhu tinggi yaitu 525 o C atau lebih tinggi. Sebanyak 5-10 gram sampel ikan ditimbang, dan dimasukan ke dalam krus porselin yang telah dibakar dalam tanur dan telah diketahui beratnya, kemudian dibakar di atas pembakar Bunsen sampai mengarang dan tidak keluar asap lagi. Setelah dingin krus tersebut dimasukkan ke dalam tanur selama 12-18 jam atau selama semalam pada temperatur 550 o C. Kemudian sampel dikeluarkan dari tanur yang telah dimatikan sampai suhu tanur kurang dari 250 o C. Setelah dingin, krus yang berisi abu sampel ditimbang. Kadar abu dihitung dengan rumus: 100 x sampel berat kosong krus berat pengabuan setelah krus berat abu − =

c. Pengujian Kadar Protein

Penetapan kadar protein dilakukan menurut SNI 01-2354.4-2006 BSN 2006. Prinsip penetapan kadar protein dengan metode ini adalah amino nitrogen berbagai bahan organik dikonversikan menjadi amonium sulfat dengan adanya asam sulfat, natrium sulfat dan katalisator. Amonia akan didestilasi dari medium alkalin dan diabsorbsikan ke dalam asam borat. Penetapan amonia dilakukan dengan titrasi kembali larutan asam borat. Sampel ditimbang sekitar 1-2 gram, ditempatkan dalam labu destruksi, dan ditambahkan 3 g campuran destruksi campuran antara 1 bagian CuSO 4 dengan 9 22 bagian kristal K 2 SO 4 , satu atau dua butir batu didih serta 20 ml asam sulfat pekat. Destruksi dilakukan sampai diperoleh larutan jernih tidak berwarna atau berwarna hijau muda minimum 2 jam . Hasil destruksi selanjutnya didinginkan dan dipindahkan secara kuantitatif ke dalam labu ukur 100 ml, dan ditambahkan akuades dengan hati-hati. Sebanyak 50 ml larutan asam borat 5 dipipet ke dalam gelas Erlenmeyer dan ditambahkan 5 tetes indikator tashiro campuran larutan yang terdiri dari 100 ml metil merah 0.03 dalam etanol 95 dengan 15 ml metil biru 0.1 dalam etanol 95. Selanjutnya labu dilengkapi dengan kondensor dan diletakkan sedemikian sehingga ujung kondensor dimana embunan menetes tercelup ke dalam larutan asam borat. Larutan contoh dipipet 10 ml ke dalam labu yang terpasang pada labu destilasi dengan menggunakan corong dan ditambahkan 3 tetes indikator fenolfetalein 1 dalam etanol 95. Selanjutnya labu tersebut dipanaskan hingga semua gelembung amonia ke luar sampai jumlah destilat ± 150 ml. Setelah selesai rangkaian destilasi dilepaskan secara hati-hati, dan ujung kondensor dicuci dengan aquadest, kemudian larutan penampung dititrasi dengan larutan standar HCl 0.1 N hingga berubah warna. Kadar protein dihitung menggunakan rumus sebagai berikut: 100 1000 25 . 6 14 x x C F x x x B x A protein = Di mana : A = Volume larutan HCl yang digunakan untuk titrasi ml B = Normalitas larutan HCl yang digunakan untuk titrasi C = Berat sampel gram F = Faktor pengenceran

d. Pengujian Kadar Lemak Total