Waktu dan Tempat Aplikasi Ekstrak Daun Sirih

III. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan November 2007 di Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan, Badan Riset Kelautan dan Perikanan, Departemen Kelautan dan Perikanan, Jln. Petamburan VI, Slipi Jakarta, Laboratorium Pilot Plan PAU Institut Pertanian Bogor dan Pusat pengujian Obat dan Makanan Nasional, Badan Pengawas Obat dan Makanan RI di Jakarta. 3.2 Bahan dan Alat 3.2.1 Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun sirih segar Piper betle Linn yang diperoleh dari Balai Tanaman Rempah dan Obat di Bogor sedang ikan patin Pangasius hypophthalmus diperoleh dari pembenihan ikan patin darmaga, Bogor. Bahan kimia yang digunakan adalah antioksidan pembanding yaitu BHT, standar Fatty Acid Methyl Ester FAME, standar quinine sulfate, standar tetraethoxypropane TEP, asam margarat, 2,2-diphenyl-1- picrylhydrazyl DPPH, p-anisidine, aquades, garam dapur, H 2 SO 4 , CuSO 4 , Na 2 SO 4 , NaOH, HCl, indikator conway Larutan stok: 200 ml larutan dicampur dengan metil merah 0.1 dalam etanol 50 dan 50 ml larutan metilen biru 0.1 dalam etanol 50; larutan kerja: 1 bagian volume larutan stok dilarutkan dengan 1 bagian volume larutan etanol absolut dan 2 bagian volume aquadest, metanol, kloroform, KOH 10, etanol absolute, heksan, KOH 0.5N dalam metanol, HCl 0.7N, BF 3 14 dalam metanol, trichloacetic acid TCA 10, thiobarbituric acid TBA 0.06M, , asam asetat glasial, dan isooktan.

3.2.1 Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat-alat gelas, alat destilasi, timbangan analitik, oven, desikator, tanur, alat Kjedahl, sentrifusa, vortex, water bath , spektrofotometer UV-Vis Perkin-Elmer, Lambda-25, 18 Luminiscence spectrometer Perkin-Elmer, LS-45, dan kromatografi gas Shimadzu-GC 17-A. 3.3 Metoda 3.3.1 Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Daun sirih yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah daun sirih yang sudah tua dan segar. Daun sirih yang telah dipetik, dibersihkan dari kotoran yang menempel, kemudian dicuci sampai tidak ada lagi kotoran yang menempel, dan ditiriskan. Daun sirih kemudian diangin-anginkan pada suhu ruang. Pembuatan ekstrak daun sirih dilakukan menurut metode Arambewela et al. 2006 yang dimodifikasi. Setelah preparasi, daun sirih kemudian disimpan dalam kulkas selama semalam. Sebelum penggunaan, daun sirih tersebut dibiarkan pada suhu ruang dan ekstraksi dilakukan setelah suhu daun sirih tersebut mencapai suhu ruang. Konsentrasi ekstrak daun sirih yang digunakan dalam penelitian ini adalah 22.5 yang selanjutnya dicampur larutan garam dengan perbandingan tertentu. Prosedur pembuatan ekstrak daun sirih adalah sebagai berikut: sebanyak 14 kg daun sirih segar dididihkan dengan 60 liter air selama 4 jam, didinginkan pada suhu ruang dan disaring dengan kain nilon ukuran 30 mess. Ampas daun sirih tersebut kemudian diperas lagi dengan air panas hingga volumenya menjadi 62 liter. Ekstrak ini kemudian disimpan dalam jergen berwarna gelap dan disimpan pada suhu 4 o C sampai digunakan. Skema pembuatan ekstrak daun sirih dapat dilihat pada Lampiran 1.

3.3.2 Pengujian Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Sirih

Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode 2,2-diphenyl-1- picrylhydrazyl DPPH menurut Dasgupta dan Bratati 2004. Aktivitas antioksidan ditentukan dengan mengukur konsentrasi radikal bebas DPPH sebagai berikut: sebanyak 0.1ml ekstrak air daun sirih, ditambah 3 ml larutan DPPH 0.004 dalam metanol dan dikocok. Setelah 30 menit pada suhu ruang absorban diukur pada panjang gelombang 517 nm. Sebagai blanko digunakan metanol dengan pengerjaan yang sama seperti tersebut di atas. BHT digunakan sebagai kontrol positif. 19 Persen aktivitas penghambatan dihitung dengan rumus: 100 tan x A A A DPPH Penghamba Aktivitas e − = Dimana, A = Absorban tanpa ekstrak A e = Absorban dengan ekstrak Nilai IC 50 Konsentrasi ekstrak daun sirih yang dapat menghambat 50 radikal DPPH ditentukan dengan menggunakan persamaan regresi antara konsentrasi ekstrak daun sirih dengan aktivitas penghambatan DPPH. Skema pengujian aktivitas ekstrak daun sirih dapat dilihat pada Lampiran 2.

3.3.3 Aplikasi Ekstrak Daun Sirih Pada Jambal Patin a. Pembuatan Larutan Garam Jenuh

Garam yang digunakan dalam penelitian ini adalah garam kristal ukuran sedang. Konsentrasi larutan garam yang digunakan adalah 30 30 gram dalam 100 ml campuran larutan perendam, dimana larutan perendam terdiri dari larutan ekstrak daun sirih dan larutan garam sesuai perlakuan yang diberikan. Sebanyak 20 g dari jumlah garam yang akan dibuat larutan garam jenuh diambil untuk dimasukkan ke dalam setiap perut ikan. Larutan garam jenuh dibuat minimal 3 jam sebelum pemakaian dan dilakukan penyaringan terlebih dahulu sebelum digunakan untuk merendam ikan.

b. Aplikasi Ekstrak Daun Sirih

Pembuatan patin jambal dilakukan menurut metode Haryati 2006 dengan sedikit modifikasi. Ikan patin segar disiangi bentuk gutted, dicuci, ditiriskan dan ditimbang bobotnya. Penyiangan dilakukan di tempat pembelian ikan. Ikan kemudian dimasukkan ke dalam wadah semi tertutup dan dibiarkan pada suhu ruang diautolisis dengan tujuan untuk mendapatkan tekstur jambal yang masir atau empuk selama 6 jam. Lama autolisis dihitung sejak ikan disiangi di tempat pembelian ikan hingga di tempat penelitian. Kemudian ikan tersebut digarami dengan cara memasukkan garam ke dalam rongga perut ikan, dan sisa garam dibuat larutan garam jenuh. 20 Ikan disusun dalam blong plastik dan diberi campuran larutan perendam dengan perbandingan yang tetap yaitu 1kg ikan : 2 liter campuran larutan. Campuran larutan yang digunakan adalah: 1. Kontrol: Larutan garam jenuh saja, dengan kode A 2. Ekstrak daun sirih 22.5 : Larutan garam 1 : 2 , dengan kode B 3. Ekstrak daun sirih 22.5: Larutan garam 1 : 3 , dengan kode C 4. Ekstrak daun sirih 22.5: Larutan garam 1 : 4 , dengan kode D 5. Ekstrak daun sirih 22.5: Larutan garam 1 : 5 , dengan kode E Semua larutan garam dalam perlakuan tersebut tetap jenuh setelah penambahan ekstrak daun sirih. Bagian atas ikan diberi pemberat, dan blong ditutup, kemudian disimpan pada suhu ruang selama 48 jam. Kemudian ikan tersebut dicuci, ditiriskan dan dibelah dari arah punggung ke ekor. Selanjutnya ikan dijemur di bawah sinar matahari selama 4-5 hari atau sampai kering. Setelah kering jambal patin tersebut disimpan dalam kemasan plastik pada suhu ruang selama 2 bulan. Skema aplikasi ekstrak daun sirih pada jambal patin dapat dilihat pada Lampiran 3.

3.4 Pengujian Mutu Jambal Patin