Bambu Hitam Gigantocholoa atroviolacea Widjaja

warna, dan memerlukan perhatian yang lebih jika dibandingkan dengan perekat sintetis lainnya. Disamping itu, pekerja dapat mengalami iritasi kulit jika tidak menggunakan perlengkapan keamanan, dan formulasi perekat akan mengeluarkan bau yang tidak sedap bahkan setelah pengerasan. Tsoumis 1991. Bahan aditif yang biasanya ditambahkan pada saat pembuatan OSB adalah lilinparafin. Biasanya lilinparafin ini ditambahkan dalam jumlah yang sedikit besarnya kurang dari 1,5 berdasarkan berat. Parafin ditambahkan untuk mengurangi higroskopisitas dan meningkatnya stabilitas dimensi papan Tsoumis 1991. Parafin diharapkan untuk memberikan ketahanan terhadap penyerapan air cair. Parafin tidak menyumbat dinding sel dan mengubah kadar air setimbangan akhir tetapi cukup untuk membantu produk menahan air sehingga membuatnya kedap udara Bowyer et al 2003. Parafin mengandung 50-60 air dan sejumlah kecil pengemulsi, coupling agent, stabilisator bekucair. Partikel parafin kecil dibuat dalam emulsi lebih dulu untuk meningkatkan distribusi menjadi lebih baik pada beberapa keadaan Structural Board Association 2004.

2.4 Perlakuan Pendahuluan Steam

Menurut Hunt Garratt 1986 yang diacu dalam Iswanto 2008, akibat dari pengukusan strand adalah terbentuknya ikatan yang lemah antara noktah dengan torus, adanya ikatan yang lemah pada saluran noktah akan meningkatkan penetrasi perekat terhadap kayu dan menyebabkan terisinya ruang-ruang kosong yang ada dalam strand. Dengan terisinya ruang-ruang kosong tersebut dapat menghambat air dan uap air untuk menembus dinding sel sehingga kadar air papan yang dihasilkan lebih rendah dibandingkan papan tanpa perlakuan. Pemanasan kayu dapat mengubah sifat-sifat kayu. Pemanasan dapat menurunkan higroskopisitas, meningkatkan stabilitas dimensi dan resistensi kerusakan. Namun di waktu yang lama, peningkatan stabilitas dimensi dan keawetan juga meningkatkan kerapuhan dan kehilangan beberapa sifat kekuatan, termasuk terhadap keuletan, MOR dan kegagalan dalam pengerjaan. Perlakuan ini biasanya menyebabkan warna yang gelap pada kayu dan kayu cenderung retak dan belah. Kayu dapat dipanaskan dengan beberapa cara yaitu pemanasan dengan air, pemanasan dengan air diikuti oleh tekanan, pemanasan kayu kering, dan pemanasan kayu kering diikuti oleh tekanan. Beberapa proses perlakuan pemanasan komersial tanpa udara dengan temperatur sekitar 180 sampai 260° C dengan waktu dari selang beberapa menit sempai beberapa jam. Temperatur dibawah 140° C menghasilkan perubahan yang sedikit pada sifat fisis, dan pemanasan diatas 300° C menghasilkan degradasi kayu yang besar. Kayu dapat dipanaskan dengan pengukuran, gas inert, dan di minyak panas Ibach 2010.

2.5 Non-Destructive Test

Non destructive Testing NDT atau Non Destructive Evaluation NDE adalah pengujian sifat fisis mekanis kayu yang tidak menimbulkan kerusakan pada kayu yang diuji sehingga setelah pengujian, kayu tersebut masih bisa digunakan Ross dan Pallerin 2002. Evaluasi non destruktif non destructive evaluationtesting, NEDT didefinisikan sebagai metode mengidentifikasi sifat fisis dan mekanis bahan tanpa menimbulkan kerusakan yang berarti yang dapat mengubah kemampuan pemanfaatan akhir dari bahan tersebut . Metode pengujian non destruktif kayu berbeda dengan pengujian terhadap bahan homogen yang isotropis seperti metal, glass, plastik dan keramik. Pada kayu yang merupakan bahan biologis yang tersusun secara heterogen, pengujian non destruktif digunakan untuk mengetahui ketidak teraturan yang muncul akibat faktor alami atau dipengaruhi lingkungan yang dapat dipengaruhi sifat fisis dan mekanis kayu Ross 1992 diacu dalam Karlinasari et al. 2006 . Terdapat beberapa tipe pengujian non destruktif kayu yang dikembangkan antara lain: teknik mekanis, vibrasi, akustikgelombang tegangan stress waves gelombang ultrasonik, gelombang elektromagnetik, dan nuklir IUFRO 2006. Pada pengujian non destruktif gelombang ultrasonik atau suara terdapat dua parameter utama yang digunakan untuk mengevaluasi sifat kayu yaitu kecepatan gelombang ultrasonik atenuasi pelemahan energi gelombang. Dari kecepatan gelombang ultrasonik dapat diduga sifat mekanis kekuatan kayu Smith 1989 dan Curtu et al. 1996 diacu dalam Karlinasari et al. 2006. Aplikasi metode pengujian ini sudah berkembang untuk pohon berdiri, log, balok kayu, produk komposit kayu seperti kayu laminasi, papan partikel,