Modulus Patah MOR Sifat Mekanis OSB

4.3.5 Kuat Pegang Sekrup

Hasil pengujian menunjukkan nilai rata-rata kuat pegang sekrup OSB berkisar antara 114,69-151,73 kg. Dengan nilai kuat pegang sekrup terendah terdapat pada OSB tali kadar perekat 6 dan tertinggi terdapat pada OSB jenis tali dengan kadar perekat 8. Hasil analisis keragaman pada Tabel 2 menunjukkan semua jenis bambu, kadar perekat dan interaksi antar keduanya memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap kuat pegang sekrup OSB. Standar CSA 0437.0 Grade 0-2 tidak menetapkan nilai kuat pegang sekrup OSB. Nilai rata-rata KPS secara lengkap tersaji dalam Gambar 22. Gambar 22 Nilai rataan kuat pegang sekrupOSB.

4.4 Kekuatan Retensi

Perbandingan nilai antara basah dan kering pada MOE dan MOR menghasilkan besaran yang disebut retensi kekuatan strenght retention Massijaya 1997 dalam Nuryawan et al. 2008. Pengujian tersebut dimaksudkan untuk menilai apakah OSB yang dibuat dapat digunakan untuk keperluan eksterior atau tidak. Menurut Nuryawan 2007, jika nilai retensi kekuatan MOR lebih dari 50, dapat diartikan produk tersebut dapat digunakan untuk keperluan eksterior dan tahan akan kondisi ekstrim. OSB yang dihasilkan dalam penelitian rata-rata memiliki nilai retensi kekuatan diatas 50, oleh karena itu OSB ini dapat digunakan untuk keperluan eksterior. Hanya ada satu jenis bambu dengan kadar perekat tertentu yang tidak memenuhi syarat diatas 50. 20 40 60 80 100 120 140 160 180 Tali Hitam K u at Pega n g S e kr u p k g 6 8 10 Gambar 23 Nilai rataan retensi MOEs sejajar serat OSB. Gambar 24 Nilai rataan retensi MOEs tegak lurus serat OSB. Gambar 25 Nilai rataan retensi MOR sejajar serat OSB. 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Tali Hitam R e te n si M OE s S e jaj ar S e rat 6 8 10 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Tali Hitam R e te n si M OE s Tegak Lu ru s 6 8 10 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Tali Hitam R e te n si M OR S e jaj ar S e rat k g 6 8 10 Gambar 26 Nilai rataan retensi MOR tegak lurus serat OSB.

4.5 Pendugaan Nilai Mekanis Lentur Statis MOEs dan MOR oleh SWV

Hasil analisis regresi linier sederhana hubungan SWV dan MOEd dengan MOR dan MOEs sejajar serat Tabel 3 memiliki hubungan yang kurang erat pada variable r dimana r menunjukan koefisien korelasi. Berdasarkan analisis regresi sederhana pada Tabel 4 memiliki hubungan koefisien korelasi yang lebih baik pada SWV dengan MOR tegak lurus serat dan SWV dengan MOEs tegak lurus serat nilai koefisien korelasi berkisar antara 0,614 dan 0,830. Hasil analisis regresi pada Tabel 4 menunjukan hubungan SWV dan MOEd menunjukan nilai koefisien determinasi 0,689, ini menunjukan 68,9 nilai MOEd dijelaskan oleh variabel SWV tegak lurus serat dapat menduga keragaman nilai MOR tegak lurus serat pada penelitian ini, 31,1 sisanya dijelaskan oleh variabel lain. Analisis regresi pada tabel 4 menunjukan nilai koefisien determinasi sebesar 0,377, ini menunjukan 37,7 nilai MOEd dijelaskan oleh variabel SWV tegak lurus dapat digunakan untuk menduga keragaman nilai MOEs tegak lurus serat pada penelitian ini. Tabel 3 Rangkuman hubungan sifat mekanis pengujian nondestruktif SWV dan MOEd dengan sifat mekanis destruktif MOR dan MOEs sejajar serat. Hubungan x dan y n Model regresi R 2 r Signifikansi model α = 0,05 SWV dengan MOR 18 y = 0,035x + 584,8 0,002 0,048 0,850 SWV dengan MOEs 18 y = -35,626x + 2,773 0,121 0,384 0,157 MOEd dengan MOR 18 y = -0,003x + 940 0,046 0,216 0,390 MOEd dengan MOEs 18 y = -0,501x + 14623 0,051 0,226 0,366 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Tali Hitam R e te n si M OR Tegak Lu ru s 6 8 10