diaplikasikan pada kayu strand, serat, partikel, kemudian dibentuk ke dalam mat dan dikempa panas sampai menjadi produk jadi Frihart 2005.
2.3.1 Phenol Formaldehide PF dan Bahan Adiktif
Perekat sintetis merupakan faktor utama berkembangnya penggunaan proses kering dalam industri papan komposit. Terdapat tiga tipe perekat yang
paling umum digunakan dalam industri, yaitu urea formaldehida UF, Phenol formaldehyde PF dan melamin formaldehida MF. Semua resin tersebut dapat
mengeras secara cepat apabila terdapat katalis dengan menggunakan panas thermosetting. Perekat jenis ini jika sudah mengeras tidak dapat melunak
bersifat irreversible. Perekat PF memiliki harga yang lebih mahal dibandingkan dengan perekat UF, hal ini sesuai dengan penggunaan papan yang menggunakan
perekat PF untuk desain eksterior Maloney 1993. Perekat PF adalah molekul berbobot rendah yang terbentuk dari phenol
dan formaldehida, dan termasuk ke dalam perekat termoset. Beberapa sifat yang dimiliki oleh perekat termoset yaitu kekuatan kohesif dari termoset melebihi
kekuatan tarik kayu, memiliki kepolaran cukup tinggi dan viskositas cukup rendah untuk berpenetrasi ke dalam pori-pori mikro dalam kayu yang secara mekanis
bertindak sebagai jangkar. Gugus polar mampu membentuk ikatan hidrogen yang kuat dengan gugus hidroksil kayu. Jadi ada interaksi dwi kutub yang kuat selain
gaya sekunder gaya van der walls. Ikatan kimia polimer dapat terbentuk melalui reaksi kimia antara gugus fungsi dalam kayu dan gugus fungsi dalam resin
Ahmadi 1990 dalam Sumardi 2000. Phenol-Formaldehyde dapat dibagi menjadi dua kelas yaitu novolak yang
bersifat thermoplastik dan resol yang bersifat termosetting. Perbedaan kedua jenis ini disebabkan oleh perbandingan molar phenol dan formaldehyde, serta katalis
atau kondisi yang terjadi selama berlangsungnya reaksi Ruhendi dan Hadi 1997. Kualitas rekat dari PF sangat baik. Perekatan yang tepat memberikan
kekuatan yang tinggi dan daya tahan dibawah kondisi yang sulit saat pemakaian. Bidang rekat tahan terhadap air dingin dan air mendidih, tidak diserang oleh
jamur, serangga dan tahan terhadap bahan kimia, juga tahan terhadap suhu tinggi yang menyebabkan karbonisasi kayu. Kekurangan perekat Phenol-Formaldedyde
adalah garis rekatnya gelap, venir berwarna terang akan mengalami perubahan
warna, dan memerlukan perhatian yang lebih jika dibandingkan dengan perekat sintetis lainnya. Disamping itu, pekerja dapat mengalami iritasi kulit jika tidak
menggunakan perlengkapan keamanan, dan formulasi perekat akan mengeluarkan bau yang tidak sedap bahkan setelah pengerasan. Tsoumis 1991.
Bahan aditif yang biasanya ditambahkan pada saat pembuatan OSB adalah lilinparafin. Biasanya lilinparafin ini ditambahkan dalam jumlah yang sedikit
besarnya kurang dari 1,5 berdasarkan berat. Parafin ditambahkan untuk mengurangi higroskopisitas dan meningkatnya stabilitas dimensi papan Tsoumis
1991. Parafin diharapkan untuk memberikan ketahanan terhadap penyerapan air cair. Parafin tidak menyumbat dinding sel dan mengubah kadar air setimbangan
akhir tetapi cukup untuk membantu produk menahan air sehingga membuatnya kedap udara Bowyer et al 2003. Parafin mengandung 50-60 air dan sejumlah
kecil pengemulsi, coupling agent, stabilisator bekucair. Partikel parafin kecil dibuat dalam emulsi lebih dulu untuk meningkatkan distribusi menjadi lebih baik
pada beberapa keadaan Structural Board Association 2004.
2.4 Perlakuan Pendahuluan Steam
Menurut Hunt Garratt 1986 yang diacu dalam Iswanto 2008, akibat dari pengukusan strand adalah terbentuknya ikatan yang lemah antara noktah
dengan torus, adanya ikatan yang lemah pada saluran noktah akan meningkatkan penetrasi perekat terhadap kayu dan menyebabkan terisinya ruang-ruang kosong
yang ada dalam strand. Dengan terisinya ruang-ruang kosong tersebut dapat menghambat air dan uap air untuk menembus dinding sel sehingga kadar air
papan yang dihasilkan lebih rendah dibandingkan papan tanpa perlakuan. Pemanasan kayu dapat mengubah sifat-sifat kayu. Pemanasan dapat
menurunkan higroskopisitas, meningkatkan stabilitas dimensi dan resistensi kerusakan. Namun di waktu yang lama, peningkatan stabilitas dimensi dan
keawetan juga meningkatkan kerapuhan dan kehilangan beberapa sifat kekuatan, termasuk terhadap keuletan, MOR dan kegagalan dalam pengerjaan. Perlakuan ini
biasanya menyebabkan warna yang gelap pada kayu dan kayu cenderung retak dan belah. Kayu dapat dipanaskan dengan beberapa cara yaitu pemanasan dengan
air, pemanasan dengan air diikuti oleh tekanan, pemanasan kayu kering, dan