Kesimpulan Saran KESIMPULAN DAN SARAN

Sumardi I. 2000.Kompregnasi Phenol Formaldehida sebagai Usaha Peningkatan Kualita Kayu Sawit Elaeis guineensis Jacq. Bogor: Program Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Tsoumis G. 1991. Science And Technology of Wood : Structure,Properties Utilization. New York: Van Nostrand Reinhold. Vick CB. 1999. Wood Handbook, Wood as an Engineering Material. Chapter 9. Adhesive Bonding of Wood Material.Forest Products Society. USA. Widjaja E. A. 2001. Identifikasi Jenis-Jenis Bambu di Kepulauan Sunda Kecil. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi-LIPI dan Balai Penelitian Botani, Herbarium Bogoriense. Yudodibroto H. 1985. Recent Research on Bamboos. Proceedings of the International Bamboo Workshop. Hal 38 – 44. LAMPIRAN Lampiran 1 Perhitungan bahan baku Bahan baku : strand dari bambu tali, dan bambu hitam Ukuran papan : 30 x 30 x 1 cm Kerapatan target : 0,7 grcm 3 Kadar perekat : 6 Kadar parafin : 1 KA strand : 2 Resin content RC : 45,55 Massa : ρ x V = 0,7 grcm 3 x 30 x 30 x 1 cm 3 = 630 gr Kebutuhan strandKA 2 = x 630 gr x = 600.57gr Kebutuhan perekat RC 45,55 = x 630 gr x = 77,56 gr Kebutuhan Parafin = x 630 = 5,88 gr Bahan baku : strand dari bambu tali, dan bambu hitam Ukuran papan : 30 x 30 x 1 cm Kerapatan target : 0,7 grcm 3 Kadar perekat : 8 Kadar parafin : 1 KA strand : 2 Resin content RC : 45,55 Massa : ρ x V = 0,7 grcm 3 x 30 x 30 x 1 cm 3 = 630 gr Kebutuhan strandKA 2 = x 630 gr x = 589.55gr Kebutuhan perekat RC 45,55 = x 630 gr x = 101.52 gr Kebutuhan Parafin = x 630 = 5,78 gr Bahan baku : strand dari bambu tali, dan bambu hitam Ukuran papan : 30 x 30 x 1 cm Kerapatan target : 0,7 grcm 3 Kadar perekat : 10 Kadar parafin : 1 KA strand : 2 Resin content RC : 45,55 Massa : ρ x V = 0,7 grcm 3 x 30 x 30 x 1 cm 3 = 630 gr Lampiran 1 lanjutan Kebutuhan strandKA 2 = x 630 gr x = 578.92gr Kebutuhan perekat RC 45,55 = x 630 gr x = 124.61 gr Kebutuhan Parafin = x 630 = 5,68 gr Lampiran 2 Data pengukuran kekuatan retensi OSB Kode Kekuatan Retensi MOEs K MOEs B Retensi MOEs K TL MOEs B TL Retensi MOR K MOR B Retensi MOR K TL MOR B TL Retensi T6S1 117324 98206 84 16292 11429 70 651 496 76 177 146 82 T6S2 110924 94691 85 18189 8075 44 651 530 81 238 86 36 T6S3 122313 65572 54 13602 10053 74 731 414 57 218 116 53 T8S1 107904 76462 71 11643 11078 95 638 508 80 156 146 94 T8S2 127356 87445 69 14311 7064 49 666 393 59 177 91 51 T8S3 119793 80766 67 16484 13005 79 795 518 65 194 136 70 T10S1 131228 88326 67 14132 5928 42 791 498 63 175 70 40 T10S2 125136 83956 67 19194 8969 47 815 557 68 187 108 58 T10S3 103442 76395 74 10236 10008 98 599 473 79 157 141 90 H6S1 96252 51306 53 14938 9544 64 605 247 41 195 144 74 H6S2 109430 48284 44 13102 11006 84 688 301 44 180 164 91 H6S3 97424 42991 44 10668 9695 91 628 303 48 146 141 97 H8S1 83291 56199 67 11920 8312 70 508 409 81 157 124 79 H8S2 118791 64483 54 12433 9965 80 813 375 46 141 138 98 H8S3 104522 56365 54 12748 5183 41 684 397 58 181 79 44 H10S1 92347 65397 71 11529 8049 70 793 537 68 120 118 98 H10S2 107134 46746 44 16793 6917 41 587 392 67 248 124 50 H10S3 102071 74186 73 19631 8638 44 807 520 64 271 97 36 Lampiran 2 Data penentuan OSB terbaik Sifat OSB Tali Hitam 6 8 10 6 8 10 KA 2 6 5 1 3 4 KR 3 2 1 5 6 4 DSA 2 5 4 2 6 3 1 DS 24 5 3 2 6 4 1 TS 2 5 2 1 6 4 3 TS 24 5 3 1 6 4 2 MOEKSS 1 3 2 5 4 6 MOEKTLS 5 4 3 6 1 2 MOEBSS 1 3 2 6 5 4 MOEBTLS 2 1 4 3 5 6 MORKSS 4 3 1 6 5 2 MORKTLS 5 3 4 6 2 1 MORBSS 3 4 1 6 5 2 MORBTLS 2 4 1 6 5 3 IB 3 2 1 6 4 5 KPS 6 1 2 4 5 3 TOTAL 57 48 32 84 65 49 Lampiran 3 Tabel anova sifat fisis OSB Dependent Variable:KA Source Type III Sum of Squares df Mean Square F Sig. Corrected Model 1.671 a 5 .334 11.130 .000 Intercept 1609.525 1 1609.525 53591.277 .000 Jenis .271 1 .271 9.035 .011 Kadar_Perekat 1.060 2 .530 17.654 .000 Jenis Kadar_Perekat .340 2 .170 5.655 .019 Error .360 12 .030 Total 1611.557 18 Corrected Total 2.032 17 Dependent Variable:DSA2 Source Type III Sum of Squares df Mean Square F Sig. Corrected Model 148.867 a 5 29.773 10.675 .000 Intercept 3000.800 1 3000.800 1075.952 .000 Jenis .022 1 .022 .008 .931 Kadar_Perekat 113.161 2 56.580 20.287 .000 Jenis Kadar_Perekat 35.684 2 17.842 6.397 .013 Error 33.468 12 2.789 Total 3183.135 18 Corrected Total 182.335 17 a. R Squared = .816 Adjusted R Squared = .740 Lampiran 4 Tabel Anova Sifat Mekanis OSB Dependent Variable:MOEs_K_Sejajar Source Type III Sum of Squares df Mean Square F Sig. Corrected Model 1.339E9 5 2.678E8 2.084 .138 Intercept 2.171E11 1 2.171E11 1689.659 .000 Jenis 1.320E9 1 1.320E9 10.277 .008 Kadar_Perekat 6837832.333 2 3418916.167 .027 .974 Jenis Kadar_Perekat 1.187E7 2 5937346.167 .046 .955 Error 1.542E9 12 1.285E8 Total 2.200E11 18 Corrected Total 2.881E9 17 Dependent Variable:MOEs_B_Sejajar Source Type III Sum of Squares df Mean Square F Sig. Corrected Model 3.746E9 5 7.492E8 7.199 .002 Intercept 8.789E10 1 8.789E10 844.516 .000 Jenis 3.358E9 1 3.358E9 32.269 .000 Kadar_Perekat 9.760E7 2 4.880E7 .469 .637 Jenis Kadar_Perekat 2.902E8 2 1.451E8 1.394 .285 Error 1.249E9 12 1.041E8 Total 9.288E10 18 Corrected Total 4.995E9 17 Lampiran 18 lanjutan Dependent Variable:MOR_B_Sejajar Source Type III Sum of Squares df Mean Square F Sig. Corrected Model 107645.778 a 5 21529.156 7.244 .002 Intercept 3439190.222 1 3439190.222 1157.262 .000 Jenis 45602.000 1 45602.000 15.345 .002 Kadar_Perekat 39344.778 2 19672.389 6.620 .012 Jenis Kadar_Perekat 22699.000 2 11349.500 3.819 .052 Error 35662.000 12 2971.833 Total 3582498.000 18 Corrected Total 143307.778 17 Dependent Variable:IB Source Type III Sum of Squares df Mean Square F Sig. Corrected Model 53.232 a 5 10.646 9.901 .001 Intercept 820.935 1 820.935 763.459 .000 Jenis 36.409 1 36.409 33.860 .000 Kadar_Perekat 9.764 2 4.882 4.540 .034 Jenis Kadar_Perekat 7.059 2 3.529 3.282 .073 Error 12.903 12 1.075 Total 887.070 18 Corrected Total 66.135 17 Lampiran 5 hasil uji lanjut Duncan KA Duncan a,,b Kadar_ Perekat Subset N 1 2 6 6 9.1167 8 6 9.5817 10 6 9.6700 Sig. 1.000 .395 DSA2 Duncan a,,b Kadar_ Perekat Subset N 1 2 3 10 6 9.8367 8 6 12.9200 6 6 15.9783 Sig. 1.000 1.000 1.000 DSA24 Duncan a,,b Kadar_ Perekat Subset N 1 2 3 10 6 25.7867 8 6 29.2767 6 6 33.3667 Sig. 1.000 1.000 1.000

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Kebutuhan kayu di Indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat, tercatat kebutuhan kayu di Indonesia sekitar 46 juta m 3 per tahun, sementara produksi kayu bulat pada tahun 2008 hanya 32 juta m 3 Dephut dan BPS 2009. Kondisi tersebut mendorong upaya efisiensi penggunaan bahan baku kayu dan mencari alternatif lain dalam mengatasi penurunan pasokan kayu. Produk komposit menjadi salah satu alternatif yang efisien dalam pemanfaatan kayu. Salah satu produk komposit yang berguna untuk bahan konstruksi adalah papan strand berorientasi oriented strand board OSB. OSB merupakan produk papan komposit struktural yang diproduksi dari partikel berbentuk strand dan perekat thermosetting tahan air waterproof. Dalam pembentukan lapik mats, arah serat masing-masing strand diatur sedemikian rupa sehingga arah serat lapisan permukaan tegak lurus terhadap arah serat lapisan inti sehingga memiliki kekuatan dan karakteristik seperti kayu lapis SBA 2004. Bambu merupakan bahan baku bukan kayu yang ketersediaannya sangat melimpah karena bambu dengan jenisnya yang banyak tumbuh dilingkungan sekitar kita. Hal tersebut didukung dengan sifat bambu yang cepat tumbuh sehingga tingkat produksi bambu lebih banyak dibandingkan dengan kayu. Dalam kehidupan masyarakat Indonesia bambu memiliki peran yang sangat penting, salah satunya bambu biasa dimanfaatkan sebagai bahan konstruksi rumah karena memiliki kekuatan yang cukup tinggi dan daya lentur yang baik. Namun dibalik kekuatan dan daya lentur yang baik tersebut bambu juga memiliki kelemahan yaitu bentuknya yang beruas-ruas, diameternya kecil, dan keawetannya yang relatif rendah. Bambu memiliki kadar pati yang tinggi sehingga dapat menghalangi proses perekatan saat pembuatan OSB. Ketidakawetan bambu juga menyebabkan bambu rentan terhadap serangan perusak biologis. Pada penelitian ini perlakuan pendahuluan dengan cara pengukusan steam strands selama 1 jam dimaksudkan untuk mengurangi kandungan pati sehingga dapat meningkatkan kualitas perekatan dalam pembuatan OSB. Berdasarkan penelitian pengaruh pendahuluan sebelumnya yang dilakukan oleh Haryadi 2011, perlakuan pendahuluan berupa steam dapat meningkatkan stabilitas dimensi serta memperbaiki sifat fisis mekanis pada OSB. Atas dasar pemikiran tersebut perlu dilakukan penelitian mengenai “Sifat Fisis Mekanis Oriented Strand Board OSB Bambu Tali dan Bambu Hitam yang diberi Perlakuan Steam Pada Berbagai Kada r Perekat”.

I.2 Tujuan Penelitian

Menguji sifat fisis dan mekanis OSB yang terbuat dari dua jenis bambu dengan perlakuan pendahuluan steam dan pengaruh kadar perekat agar ditemukan jenis bambu dan kadar perekat yang optimum dalam pembuatan OSB.

I.3 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai salah satu acuan dalam pengembangan produk komposit struktural yang memanfaatkan hasil hutan khususnya bambu dan kemungkinan pengembangan dalam mensubstitusi kayu solid.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Oriented Strand Board OSB

Oriented Strand Board OSB merupakan papan yang diproduksi untuk penggunaan struktural terbuat dari strand-strand untaian kayu yang sengaja diorientasikan secara bersilangan sehingga kekuatannya sama atau lebih dari kayu lapis plywood dan memiliki sifat tahan air waterproof sehingga dapat digunakan untuk keperluan eksterior Nuryawan dan Massijaya 2006. Produk OSB awalnya merupakan pengembangan dari papan wafer waferboard yang terbuat dari limbah kayu yang ditemukan oleh ilmuan Amerika pada tahun 1954. Limbah-limbah kayu yang digunakan untuk membuat OSB merupakan weed spesies, yaitu jenis-jenis yang tertinggal di areal hutan bekas tebangan setelah penebangan kayu jenis douglas-firs, true-first, spruce dan pines di Barat Laut USA Bowyer et al 2003 Bahan berlignoselulosa pada umumnya dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan OSB. Namun demikian, kayu memiliki berat jenis BJ ringan sampai sedang lebih disukai dan disarankan Tambunan 2000. Haygreen dan Bowyer 1989 menyatakan bahwa kayu yang banyak digunakan untuk memproduksi OSB adalah kayu dengan kerapatan rendah sampai sedang karena kayu dengan kerapatan tinggi sukar ditangani dan harganya harganya lebih mahal, sedangkan kayu berkerapatan sedang lebih disukai karena lebih mudah dikempa manghasilkan kontak sempurna antar strand-strand. Kandungan zat ekstraktif tinggi dari suatu jenis kayu menyebabkan masalah dalam pengerasan perekat dan menimbulkan blister akibat tekanan gas internal zat ekstraktif yang mudah menguap. Strand-strand yang dihasilkan disarankan untuk memiliki nilai aspect ratio perbandingan panjang dan lebar strand paling sedikit 3 agar dapat menghasilkan produk papan yang memiliki kekuatan lentur dan kakakuan yang lebih besar. Nishimura 2004 menyatakan bahwa strand dengan luasan lebih besar akan memiliki aspect ratio lebih rendah dibandingkan strand dengan luasan kecil, namun perlu diperhatikan agar mendapatkan kekuatan yang optimal aspect ratio strand yang digunakan untuk bahan baku OSB minimal bernilai 3.

2.2 Bambu

Bambu tergolong keluarga Gramineae rumput-rumputan disebut juga Hiant Grass rumput raksasa berumpun dan terdiri dari sejumlah batang buluh yang tumbuh secara bertahap, dari mulai rebung, batang muda dan sudah dewasa pada umur 4-5 tahun. Menurut Yudodibroto 1985 di Indonesia ditemukan terdapat 35 jenis bambu, tetapi hanya 13 jenis yang memiliki nilai ekonomi.

2.2.1 Bambu Hitam Gigantocholoa atroviolacea Widjaja

Bambu hitam memiliki warna buluh yang kehitam-hitaman hingga coklat, gundul ketika tua dan keungu-unguan. Bambu ini hanya terdapat di Jawa dan tumbuh di daerah kering dan tanah berkapur. Rumpunnya simpodial tegak dan rapat, buluhnya tegak dengan tinggi mencapai 15 cm. Panjang ruasnya 40-50 cm, berdiameter 6-8 cm dan tebal dindingnya mencapai 8 mm. Pelepah buluhnya tertutup bulu hitam sampai coklat dan mudah luruh, kuping pelepah buluh kecil dan membulat. Daunnya berukuran 20-28 x 2-5 cm dan gundul. Tinggi bambu hitam dapat mencapai 20 m, dapat tumbuh di tanah tropis dataran rendah, berlembab, dengan curah hujan per tahun mencapai 1500-3700 mm, dengan kelembaban relatif 70 dan temperatur 20-33 o C. Menurut Nuryatin 2000 dalam Febriyani 2008, diketahui bahwa sifat mekanis bambu hitam untuk keteguhan sejajar serat adalah 37,79 kgfcm 2 dan kekuatan MOE 15045,73 kgfcm 2 . Menurur Widjaja 2001 bahwa bambu hitam yang sudah berwarna hijau berubah menjadi keunguan ketika tua. Bambu ini digunakan sebagai bahan baku pembuatan alat musik tradisional Jawa Barat dan juga untuk industri mebel bilik dan kerajinan tangan.