73 Dengan demikian, variabel independen dalam penelitian ini
adalah masing-masing komponen dari intellectual capital dalam model VAIC yaitu, VACA, VAHU, STVA.
2. Variabel Dependen
Variabel dependen, yaitu variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel independen. Dalam penelitian ini, variabel dependen yang
digunakan adalah nilai perusahaan. Nilai perusahaan menggambarkan kondisi tertentu yang telah dicapai oleh suatu perusahaan sebagai bentuk
kepercayaan dari masyarakat terhadap perusahaan setelah melalui proses kegiatan selama beberapa tahun, yaitu sejak perusahaan tersebut
didirikan sampai pada saat ini. Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan, yang sering dikaitkan dengan harga
saham. Suatu perusahaan dikatakan mempunyai nilai yang baik jika kinerja perusahaan juga baik. Nilai perusahaan dapat tercermin dari
harga sahamnya, jika nilai sahamnya tinggi bisa dikatakan nilai perusahaannya juga baik. Harga saham yang tinggi membuat nilai
perusahaan juga tinggi. Semakin tinggi nilai perusahaan maka semakin tinggi pula kemakmuran pemegang saham. Nilai perusahaan
dapat dilihat dari harga yang dibayar investor atas sahamnya di pasar. Dalam penelitian ini, nilai perusahaan diukur dengan
menggunakan Price Book Value PBV dan Price Earning Ratio PER. PBV merupakan hasil perbandingan antara harga saham dengan
74 nilai buku saham. PBV yang tinggi akan membuat pasar percaya
atas prospek perusahaan kedepan Hermuningsih, 2011. Formula nilai buku sebagai berikut:
PBV digunakan sebagai proksi karena keberadaan PBV sangat penting bagi investor. PBV menggambarkan penilaian pasar
keuangan terhadap manajemen dan organisasi perusahaan. Harga saham dan nilai buku saling berkaitan dan menjadi perhatian bagi
investor dalam pengambilan keputusan strategi investasi di pasar modal. Melalui PBV, investor dapat memprediksi saham-saham yang
overvalued dan undervalued.
PBV dapat dirumuskan sebagai berikut Weston dan Brigham, 1998:
Sedangkan Price Earning Ratio adalah merupakan perbandingan antara harga saham per lembar dengan laba bersih per saham. Kegunaan
PER adalah untuk melihat bagaimana pasar menghargai kinerja perusahaan yang dincerminkan oleh earning per share nya. PER
menunjukan hubungan antara pasar saham biasa dengan earning per
75 share.
Makin besar price earning ratio suatu saham maka harga saham tersebut akan semakin mahal terhadap pendapatan bersih per sahamnya.
Angka rasio ini biasa digunakan investor untuk memprediksi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dimasa yang akan
datang Prastowo, 2002. PER dapat dirumuskan sebagai berikut:
3. Variabel Intervening