Variabel-variabel dalam SEM 1 Variabel Laten Prosedur SEM 1 Orientasi dalam SEM

66 observed variables, sedangkan pada model variabel laten SEM, hubungan kausal terjadi di antara variabel-variabel tidak teramati unobserved variables atau variabel-variabel laten. Kline dan Klammer 2001 lebih mendorong penggunaan SEM dibandingkan regresi berganda karena 5 alasan berikut: 1 SEM memeriksa hubungan di antara variabel-variabel sebagai sebuah unit, tidak seperti pada regresi berganda yang pendekatanya sedikit demi sedikit piecemeal. 2 Asumsi pengukuran yang handal dan sempurna pada regresi berganda tidak dapat dipertahankan, dan pengukuran dengan kesalahan dapat ditangani dengan mudah oleh SEM. 3 Modification index yang dihasilkan oleh SEM menyediakan lebih banyak isyarat tentang arah penelitian dan pemodelan yang perlu ditindak-lanjuti dibandingkan pada regresi. 4 Interaksi juga dapat ditangani dalam SEM. 5 Kemampuan SEM dalam menangani non recursive paths.

a. Variabel-variabel dalam SEM 1 Variabel Laten

Dalam SEM variabel kunci yang menjadi perhatian adalah variabel laten Latent Variables, sering disingkat LV atau konstruk laten. Variabel laten merupakan konsep abstrak, sebagai contoh: perilaku orang, sikap attitude perasaan dan motivasi.variabel laten ini hanya dapat diamati secara tidak langsung dan tidak sempurna melalui efeknya pada variabel teramati. 67 2 Variabel Teramati Manifest Variabel teramati adalah variabel yang dapat diamati atau dapat diukur secara empiris dan sering disebut sebagai indikator. Variabel teramati merupakan efek atau ukuran dari variabel laten.

b. Prosedur SEM 1 Orientasi dalam SEM

Penerapan statistik pada penelitian umumnya didasarkan atas pemodelan pengamatan atau observasi secara individual. Misalnya dalam regresi berganda atau ANOVA analysis of variance , estimasi koefisien regresi atau varian kesalahan diperoleh dengan meminimisasikan jumlah kuadrat perbedaan antara variabel terikat diprediski dengan variabel terikat diamatidiukur untuk setiap kasus atau observasi. Dalam hal ini, analisis residual menunjukan perbedaan antara nilai yang dicocokkan fitted dengan nilai yang diamatidiukur untuk setiap kasus yang ada di dalam sampel. Penerapan SEM pada penelitian memerlukan orientasi yang berbeda dengan penerapan statistik di atas. Prosedur dalam SEM lebih menekankan penggunaan kovarian dibandingkan dengan kasus-kasus secara individual. Jika dalam analisis statistik biasa, fungsi yang diminimumkan adalah perbedaan 68 antara nilai-nilai yang diamati dengan yang diprediksi, maka pada SEM yang diminimumkan adalah perbedaan antara kovarian sampel dengan kovarian yang diprediksi oleh model. Dengan demikian yang dimaksus residual dalam SEM adalah perbedaan antara kovarian yang diprediksi dicocokkan dengan kovarian yang teramati, oleh karena itu SEM sering juga disebut sebagai analysis of covariance structure. 2 Tahapan dalam prosedur SEM a Spesifikasi Model Tahap ini berkaitan dengan pembentukan model awal persamaan struktural, sebelum dilakukan estimasi. Model awal ini diformulasikan berdasarkan suatu teori atau penelitian sebelumnya. b Identifikasi Tahap ini berkaitan dengan pengkajian tentang kemungkinan diperolehnya nilai yang unik untuk setiap parameter yang ada di dalam model dan kemungkinan persamaan simultan tidak ada solusinya. c Estimasi Tahap ini berkaitan dengan estimasi terhadap model untuk menghasilkan nilai-nilai parameter dengan menggunakan salah satu metode estimasi yang tersedia. Pemilihan metode estimasi yang digunakan seringkali 69 ditentukan berdasarkan karakteristik dari variabel-variabel yang dianalisis. d Uji Kecocokan Tahap ini berkaitan dengan pengujian kecocokan antara model dengan data. Beberapa kriteria ukuran kecocokan atau Goodness of Fit GOF dapat digunakan untuk melaksanakan langkah ini. e Respesifikasi Tahap ini berkaitan dengan respesifikasi model berdasarkan atas hasil uji kecocokan tahap sebelumnya. 3 Evaluasi Model Struktural Evaluasi ini adalah mengkonfirmasi hipotesis penelitian yang diajukan peneliti apakah ada hubungan kausal yang signifikan antara variabel laten eksogen dengan variabel laten endogen Yamin, 2014. Based on a probability level of 0.05, then, the test statistic needs to be + - 1,96 before the hypothesis that the estimate equals 0.0 can be rejected. Nonsignificant parameters, with the exception of error variances, can be considered unimportant to the model; in the intesrest of scientific parsimony, albeit given an adequate sample size, they should be deleted from the model. Berdasarkan pada level probabilitas 0.05, uji statistik butuh untuk mencapai + - 1,96 yang diestimasi setara dengan 0.0 70 dapat ditolak. Parameter yang tidak signifikan, dengan pengecualian perubahan yang eror, dapat dianggap sebagai model yang tidak penting dalam penelitian, walaupun ukuran sampel memadai, parameter tersebut harus dihapus dari model Bryne, 2010:68.

2. Statistik Deskriptif

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Intellectual Capital, Capital Adequacy Ratio Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Indonesia Dengan Leverage Sebagai Variabel Moderating

2 71 114

Pengaruh Intelectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di BEI

1 66 78

Analisis Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Konsumsi Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2008 - 2011

2 97 164

Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

11 139 103

Pengaruh Pengungkapan CSR Dan GCG Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Moderating Variabel Studi Empiris Pada Perusahaan LQ45 Yang Terdaftar Di BEI Periode 2007-2010

5 107 123

Pengaruh Merger Terhadap Return Saham Perusahaan Pengakuisisi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Dengan Kinerja Keuangan Sebagai Variabel Intervening

0 37 110

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Sebagai Variabel Pemoderasi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 44 63

Analisis Pengaruh Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bei Dengan Manajemen Laba Sebagai Variabel Intervening

6 48 113

Analisis Pengaruh Variabel Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perkebunan Yang Terdaftar Di BEI

1 44 63

Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan (ROE) Dan Implikasinya Pada Nilai Perusahaan (studi Kasus Pada Perusahaan Sub Sektor Lembaga Pembiayaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013)

2 18 64