88 21
PT. Unilever Indonesia, Tbk PT. Unilever adalah perusahaan multinasional yang berpusat di
Rotterdam, Belanda. Unilever Indonesia merupakan anak perusahaan dari Perusahaan Unilever International. Di Indonesia Unilever
bergerak dalam bidang produksi bahan konsumer. Unilever Indonesia didirikan pada tanggal 5 Desember 1933, dan Unilever
Indonesia mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 10 Juni 1997.
B. Analisis dan Pembahasan
1. Deskriptif Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian dipilih secara purposive sampling
, sehingga sampel dalam penelitian merupakan perusahan yang terdapat dalam indeks LQ 45 yang memiliki kriteria yang sesuai dengan
tujuan penelitian. Sampel dipilih bagi perusahaan yang menyajikan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini seperti laporan keuangan
perusahaan dan ringkasan kinerja perusahaan. Berikut adalah nama- nama perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini:
Tabel 4.1 Nama Sampel Perusahaan
No Nama Perusahaan
Kode
1 PT. Astra Agro Lestari
AALI 2
PT. Adaro Energy Tbk ADRO
3 PT. Astra International Tbk
ASII 4
PT. Bank Central Asia Tbk BBCA
5 PT. Bank Negara Indonesia Tbk
BBNI
89 6
PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk BBRI
7 PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk.
BDMN 8
PT. Bank Mandiri , Tbk. BMRI
9 PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk.
INDF 10
PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk. INTP
11 PT. Indo Tambangraya Megah, Tbk.
ITMG 12
PT. Jasa Marga , Tbk. JSMR
13 PT. Kalbe Farma, Tbk.
KLBF 14
PT. Lippo Karawaci, Tbk LPKR
15 PT. PP London Sumatra Indonesia, Tbk.
LSIP 16
PT. Perusahaan Gas Negara, Tbk. PGAS
17 PT. Tambang Batubara Bukit Asam, Tbk.
PTBA 18
PT. Semen Indonesia , Tbk. SMGR
19 PT. Telkom Indonesia , Tbk.
TLKM 20
PT. United Tractors UNTR
21 PT. Unilever Indonesia, Tbk.
UNVR Sumber: Data diolah sendiri
2. Deskriptif Variabel
Untuk mengetahui gambaran kondisi dari variabel dalam penelitian ini maka dilakukan analisis deskriptif. Variabel yang
digunakan dalam penelitian ini meliputi variabel independen, variabel dependen dan variabel intervening. Variabel independen terdiri dari
Value Added Capital Employed VACA, Value Added Human Capital
VAHU dan Structural Capital Value Added STVA. Variabel dependen terdiri dari Price Book Value PBV dan Price Earning Ratio
PER, sedangkan variabel interveningnya terdiri dari Return On Asset ROA dan Return On Equity ROE. Sampel dalam penelitian ini
90 sebanyak 21 perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ 45. Periode
pengamatan yang dilakukan selama 6 tahun, yaitu tahun 2009-2014. Pengolahan data-data tersebut dilakukan dengan menggunakan
program Software Microsoft Excel 2010, SPSS dan Lisrel 8.80. Adapun deskripsi dari variabel penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
a Perkembangan Value Added Capital Employed VACA
VACA adalah indikator nilai tambah VA yang diciptakan oleh 1 unit modal fisik perusahaan CE. Rasio ini menunjukkan
perbandingan antara VA dengan CE perusahaan. Pulic 1999 mengasumsikan bahwa jika 1 unit dari CE menghasilkan return
yang lebih besar daripada perusahaan yang lain, maka berarti perusahaan tersebut lebih baik dalam memanfaatkan CE-nya.
Gambar 4.1 Nilai VACA Masing-Masing Perusahaan Periode 2009-2014
Sumber: Data diolah sendiri
0.00 0.10
0.20 0.30
0.40 0.50
0.60 0.70
AALI ADR
O AS
II BB
CA BB
N I
BB RI
BD MN
BM RI
IN DF
IN T
P IT
MG JSM
R K
LB F
LPKR LSIP
PG AS
PT BA
SM G
R T
LKM U
N T
R U
N V
R
Rata-rata Nilai VACA Masing-Masing Perusahaan Periode 2009-2014
91
Tabel 4.2 Nilai VACA Masing-Masing Perusahaan Periode 2009-2014
No Kode
2009 2010
2011 2012
2013 2014
Rata-rata
1
AALI
0.233 0.244
0.254 0.244
0.186 0.209
0.228
2
ADRO
0.227 0.142
0.223 0.175
0.107 0.094
0.161
3
ASII
0.314 0.337
0.282 0.273
0.271 0.255
0.289
4
BBCA
0.440 0.424
0.303 0.281
0.270 0.266
0.331
5
BBNI
0.275 0.221
0.249 0.250
0.267 0.245
0.251
6
BBRI
0.405 0.418
0.367 0.339
0.334 0.314
0.363
7
BDMN
0.262 0.315
0.266 0.280
0.274 0.236
0.272
8
BMRI
0.272 0.289
0.254 0.256
0.251 0.242
0.261
9
INDF
0.189 0.154
0.126 0.129
0.105 0.134
0.140
10
INTP
0.237 0.226
0.240 0.228
0.217 0.205
0.225
11
ITMG
0.334 0.269
0.372 0.340
0.244 0.231
0.298
12
JSMR
0.217 0.236
0.225 0.236
0.192 0.210
0.219
13
KLBF
0.336 0.340
0.322 0.321
0.344 0.336
0.333
14
LPKR
0.135 0.102
0.110 0.139
0.140 0.190
0.136
15
LSIP
0.278 0.287
0.310 0.292
0.275 0.305
0.291
16
PGAS
0.371 0.334
0.289 0.293
0.246 0.214
0.291
17
PTBA
0.421 0.363
0.389 0.367
0.896 0.335
0.462
18
SMGR
0.351 0.323
0.297 0.290
0.286 0.260
0.301
19
TLKM
0.398 0.337
0.334 0.352
0.323 0.296
0.340
20
UNTR
0.309 0.294
0.266 0.239
0.223 0.233
0.261
21
UNVR
0.568 0.574
0.640 0.671
0.689 0.674
0.636
Sumber: data diolah sendiri Pada gambar 4.1, dapat dilihat bahwa rata-rata VACA tertinggi
dimiliki oleh perusahaan PT. Unilever Indonesia, Tbk sebesar 0,636 atau 63,6, itu berarti bahwa PT.Unilever Indonesia, Tbk dapat
menggunakan 64 Capital Employed dana yang tersedia yang dimilikinya guna penciptaan nilai bagi perusahaan. Sedangkan rata-rata
92 VACA terendah dimiliki oleh PT. Lippo Karawaci, Tbk sebesar 0,136
atau 13,6. b
Perkembangan Value Added Human Capital VAHU Value Added Human Capital
VAHU menunjukkan berapa banyak VA dapat dihasilkan dengan dana yang dikeluarkan untuk
tenaga kerja. VAHU mengindikasikan kemampuan dari HC untuk menciptakan nilai dalam perusahaan Tan et al., 2007.
Gambar 4.2 Nilai VAHU Masing-Masing Perusahaan Periode 2009-2014
Sumber: data diolah sendiri
0.00 2.00
4.00 6.00
8.00 10.00
12.00 14.00
16.00
AA L
I ADR
O AS
II BB
CA BB
N I
BB RI
BD MN
BM RI
IN DF
IN TP
IT MG
JSMR KLB
F LPKR
LSIP PG
AS PT
BA SM
G R
T LKM
U N
T R
U N
V R
Rata-rata Nilai VAHU Masing-Masing Perusahaan Periode 2009-2014
93
Tabel 4.3 Nilai VAHU Masing-Masing Perusahaan Periode 2009-2014
No Kode
2009 2010
2011 2012
2013 2014
Rata-rata
1 AALI
10.56 9.55
10.01 6.78
6.89 7.11
8.48
2 ADRO
7.86 3.98
6.05 3.91
2.76 2.31
4.48
3 ASII
2.78 3.02
3.06 2.87
2.78 2.56
2.84
4 BBCA
1.81 1.89
3.08 2.90
3.08 2.90
2.61
5 BBNI
1.72 1.99
2.15 2.26
2.49 2.60
2.20
6 BBRI
2.09 2.32
2.73 2.95
2.75 2.72
2.59
7 BDMN
1.51 1.75
1.75 1.78
1.71 1.45
1.66
8 BMRI
2.65 2.69
2.81 2.93
3.10 2.94
2.85
9 INDF
2.67 3.21
3.36 3.08
2.39 2.78
2.91
10 INTP
7.40 8.03
7.13 7.33
6.71 6.28
7.15
11 ITMG
9.50 5.54
10.16 8.74
4.20 4.75
7.15
12 JSMR
2.27 2.30
2.25 2.48
1.86 2.09
2.21
13 KLBF
2.11 2.32
2.35 2.45
2.16 2.07
2.24
14 LPKR
2.20 2.44
2.73 2.55
2.33 2.98
2.54
15 LSIP
2.29 2.81
3.69 2.07
1.61 1.59
2.34
16 PGAS
15.42 13.97
12.43 15.90
15.60 12.41
14.29
17 PTBA
4.34 2.95
3.39 3.26
2.44 2.29
3.11
18 SMGR
3.33 3.49
3.50 3.65
3.66 3.34
3.49
19 TLKM
2.34 2.57
2.28 2.32
2.45 2.50
2.41
20 UNTR
3.32 2.92
2.98 2.74
2.15 2.10
2.70
21 UNVR
4.85 4.87
5.87 5.50
5.22 5.67
5.33
Sumber: data diolah sendiri
Pada gambar 4.2 dapat dilihat bahwa perusahaan yang memiliki nilai VAHU tertinggi adalah PT. Perusahaan Gas Negara, Tbk dengan
nilai 14,29. Sedangkan perusahaan yang memiliki nilai VAHU terendah adalah PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk dengan nilai 1,66.
c Perkembangan Structural Capital Value Added STVA
STVA merupakan suatu indikator yang menunjukkan kontribusi modal struktural SC untuk menciptakan nilai tambah
94 VA bagi perusahaan. Dalam hal ini, VA perusahaan dihasilkan
dengan mengukur jumlah structural capital SC yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 rupiah dari VA dan merupakan indikasi
bagaimana keberhasilan SC dalam penciptaan nilai Pulic, 1998; Firer dan Williams, 2003.
Gambar 4.3 Nilai STVA Masing-Masing Perusahaan Periode 2009-2014
Sumber: data diolah sendiri
Tabel 4.4 Nilai STVA Masing-Masing Perusahaan Periode 2009-2014
No Kode
2009 2010
2011 2012
2013 2014
Rata-rata
1 AALI
0.905 0.895
0.900 0.852
0.855 0.859
0.878
2 ADRO
0.873 0.749
0.835 0.745
0.637 0.568
0.734
3 ASII
0.640 0.669
0.673 0.651
0.640 0.609
0.647
4 BBCA
0.447 0.470
0.675 0.656
0.675 0.655
0.596
5 BBNI
0.418 0.498
0.535 0.558
0.598 0.615
0.537
6 BBRI
0.523 0.569
0.634 0.660
0.636 0.632
0.609
7 BDMN
0.338 0.429
0.427 0.437
0.414 0.309
0.393
0.00 0.10
0.20 0.30
0.40 0.50
0.60 0.70
0.80 0.90
1.00
AALI ADR
O AS
II BB
CA BB
N I
BB RI
BD MN
BM RI
IN DF
IN T
P IT
MG JSMR
KLB F
LPKR LSIP
PG AS
PT BA
SM G
R T
LKM U
N T
R U
N V
R
Rata-rata Nilai STVA Masing-Masing Perusahaan Periode 2009-2014
95 8
BMRI 0.623
0.628 0.644
0.658 0.678
0.660
0.648
9 INDF
0.625 0.688
0.702 0.676
0.582 0.641
0.652
10 INTP
0.865 0.876
0.860 0.864
0.851 0.841
0.859
11 ITMG
0.895 0.819
0.902 0.886
0.762 0.790
0.842
12 JSMR
0.559 0.566
0.556 0.596
0.462 0.521
0.543
13 KLBF
0.527 0.569
0.575 0.593
0.536 0.517
0.553
14 LPKR
0.545 0.591
0.634 0.608
0.570 0.664
0.602
15 LSIP
0.563 0.644
0.729 0.517
0.379 0.370
0.534
16 PGAS
0.935 0.928
0.920 0.937
0.936 0.919
0.929
17 PTBA
0.770 0.661
0.705 0.694
0.590 0.563
0.664
18 SMGR
0.700 0.713
0.714 0.726
0.726 0.701
0.713
19 TLKM
0.572 0.611
0.562 0.568
0.591 0.600
0.584
20 UNTR
0.699 0.658
0.665 0.635
0.534 0.524
0.619
21 UNVR
0.794 0.795
0.830 0.818
0.808 0.824
0.811
Sumber: data diolah sendiri Dari gambar 4.2 dapat dilihat bahwa perusahaan yang memiliki nilai
STVA terbesar adalah PT. Perusahaan Gas Negara, Tbk. Dengan 0,929 atau 92,9. Sedangkan perusahaan yang memiliki nilai STVA terendah
adalah PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk dengan nilai sebesar 0.393 atau 39.3.
d Perkembangan Price Book Value PBV
PBV merupakan hasil perbandingan antara harga saham dengan nilai buku saham. PBV yang tinggi akan membuat pasar percaya
atas prospek perusahaan kedepan Hermuningsih, 2011.
96
Gambar 4.3 Nilai PBV Masing-Masing Perusahaan Periode 2009-2014
Sumber: Data diolah sendiri
Tabel 4.5 Nilai PBV Masing-Masing Perusahaan Periode 2009-2014
No Kode
2009 2010
2011 2012
2013 2014
Rata-rata
1 AALI
5.755 5.722
4.056 3.313
3.850 3.227
4.320
2 ADRO
3.172 4.391
2.539 1.993
1.016 1.005
2.352
3 ASII
3.521 4.479
3.950 3.426
2.592 2.498
3.411
4 BBCA
4.293 4.626
4.693 4.323
3.700 4.153
4.298
5 BBNI
1.580 2.182
1.873 1.585
1.545 1.864
1.771
6 BBRI
3.461 3.532
3.342 2.642
2.255 2.941
3.029
7 BDMN
2.370 2.600
1.528 1.885
1.147 1.314
1.807
8 BMRI
2.811 3.285
2.492 2.470
2.063 2.248
2.561
9 INDF
1.966 1.722
1.278 1.505
1.510 1.438
1.570
10 INTP
4.722 5.409
4.559 4.407
3.204 3.713
4.336
11 ITMG
5.440 8.745
4.414 4.696
3.314 1.902
4.752
12 JSMR
1.707 2.998
3.404 3.786
3.043 4.196
3.189
13 KLBF
2.888 5.669
0.978 6.740
6.893 8.738
5.318
14 LPKR
1.806 1.788
1.619 2.012
1.481 1.441
1.691
15 LSIP
2.988 3.850
2.629 2.499
1.990 1.786
2.624
16 PGAS
8.050 7.730
4.960 5.320
3.620 4.280
5.660
17 PTBA
6.971 8.305
4.896 4.091
14.411 3.134
6.968
0.00 5.00
10.00 15.00
20.00 25.00
30.00 35.00
40.00 45.00
AALI ADR
O AS
II BB
CA BB
N I
BB RI
BD MN
BM RI
IN DF
IN T
P IT
MG JSM
R KLB
F LPKR
LSIP PG
AS PT
BA SM
GR T
LKM U
N T
R U
N V
R
Rata-rata Nilai PBV Masing-Masing Perusahaan Periode 2009-2014
97 18
SMGR 4.391
4.617 4.647
5.176 3.849
3.843
4.421
19 TLKM
4.809 3.520
2.877 3.362
3.448 4.103
3.687
20 UNTR
3.725 4.907
3.574 2.275
1.988 1.678
3.024
21 UNVR 22.768 31.124 38.969 40.092 46.623 53.588
38.861
Sumber: data diolah sendiri Dari gambar 4.3 dapat dilihat bahwa perusahaan yang memiliki nilai
PBV tertinggi adalah PT. Unilever Indonesia dengan nilai sebesar 38,861. Sedangan perusahaan dengan PBV terendah adalah PT.
Indofood Sukses Makmur, Tbk dengan nilai 1,570. e
Perkembangan Price Earning Ratio PER PER adalah perbandingan antara harga saham per lembar
dengan laba bersih per saham. Kegunaan PER adalah untuk melihat bagaimana pasar menghargai kinerja perusahaan yang dicerminkan
oleh earning per share. Angka rasio ini biasa digunakan investor untuk memprediksi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba di masa yang akan datang Prastowo, 2002.
98
Gambar 4.5 Nilai PER Masing-Masing Perusahaan Periode 2009-2014
Sumber: Data diolah sendiri
Tabel 4.6 Nilai PER Masing-Masing Perusahaan Periode 2009-2014
No Kode
2009 2010
2011 2012
2013 2014
Rata-rata
1 AALI
21.564 20.453 14.205 12.871 21.942 15.252
17.715
2 ADRO 12.628 36.957 11.235 13.231 13.786 18.370
17.701
3 ASII
13.992 15.366 16.856 15.833 14.167 15.665
15.313
4 BBCA 17.384 18.391 18.018 18.958 16.580 19.619
18.158
5 BBNI
12.147 14.568 12.179 9.788
8.128 10.554
11.227
6 BBRI
12.551 10.975 10.733 8.922
8.379 11.855
10.569
7 BDMN 23.954 16.622 10.963 13.498
8.952 16.655
15.107
8 BMRI
13.754 14.794 12.752 12.190 10.062 11.859
12.569
9 INDF
14.703 14.509 13.143 15.768 23.158 15.271
16.092
10 INTP
18.365 21.975 17.605 17.981 14.695 17.458
18.013
11 ITMG
12.637 31.003 8.796
10.964 14.639 8.404
14.407
12 JSMR
12.355 19.445 23.788 23.102 31.291 34.223
24.034
13 KLBF
13.402 23.723 4.304
28.649 30.488 41.591
23.693
14 LPKR
23.182 22.667 20.625 21.739 16.852 9.839
19.151
15 LSIP
79.524 85.099 9.036
14.024 17.080 14.104
36.478
16 PGAS
15.160 17.170 12.630 13.110 11.210 16.390
14.278
17 PTBA
14.569 26.319 12.957 11.965 12.409 13.484
15.284
18 SMGR 13.458 15.416 17.296 19.400 15.635 17.271
16.413
0.00 5.00
10.00 15.00
20.00 25.00
30.00 35.00
40.00
AALI ADR
O AS
II BB
CA BB
N I
BB RI
BD MN
BM RI
IN DF
IN T
P IT
MG JSMR
KL B
F LPKR
LSIP PG
AS PT
BA SM
G R
T LKM
U N
T R
U N
V R
Rata-rata Nilai PER Masing-Masing Perusahaan Periode 2009-2014
99 19
TLKM 3.259
13.555 12.601 13.528 14.586 19.126
12.776
20 UNTR 13.514 20.447 15.902 12.718 14.660 12.049
14.882
21 UNVR 27.694 37.162 34.432 32.886 37.090 42.952
35.370
Sumber: data diolah sendiri Dari gambar 4.5 dapat dilihat bahwa perusahaan yang dengan Price
Earning Ratio tertinggi dimiliki oleh PT. PP London Sumatera
Indonesia, Tbk dengan nilai sebesar 36.478. Sedangkan nilai PER yang terendah dimiliki oleh PT. Bank Rakyat Indonesia dengan nilai sebesar
10.569. f
Perkembangan Return On Asset ROA ROA adalah profitabilitas kunci yang mengukur jumlah profit
yang diperoleh tiap rupiah aset yang dimiliki perusahaan. ROA memperlihatkan kemampuan perusahaan dalam melakukan efisiensi
penggunaan total aset untuk operasional perusahaan Chen et.al, 2005.
100
Gambar 4.6 Nilai ROA Masing-Masing Perusahaan Periode 2009-2014
dalam persen
Sumber: data diolah sendiri
Tabel 4.7 Nilai ROA Masing-Masing Perusahaan Periode 2009-2014
dalam persen No
Kode 2009
2010 2011
2012 2013
2014 Rata-rata
1 AALI
21.90 22.90 24.48 20.29 12.72 14.12
18.01
2 ADRO 10.30
5.40 9.80
5.70 3.50
2.90
6.60
3 ASII
14.00 15.00 14.00 12.00 10.00 9.00
11.50
4 BBCA
3.40 3.50
3.80 3.60
3.80 3.90
3.65
5 BBNI
1.70 2.50
2.90 2.90
3.36 3.49
2.60
6 BBRI
3.73 4.64
4.93 5.15
5.03 4.74
4.24
7 BDMN 1.50
2.79 2.60
2.70 2.50
1.40
1.45
8 BMRI
3.00 3.40
3.40 3.50
3.66 3.57
3.29
9 INDF
7.10 9.00
9.70 8.50
5.00 6.50
6.80
10 INTP
22.00 23.00 22.00 23.30 21.10 18.60
20.30
11 ITMG 28.00 18.73 35.00 29.00 15.00 15.00
21.50
12 JSMR
6.14 6.30
5.72 6.47
3.66 4.41
5.28
13 KLBF 14.33 18.29 17.91 18.41 16.96 16.62
15.48
14 LPKR
3.00 3.00
4.00 4.00
4.00 7.00
5.00
0.00 5.00
10.00 15.00
20.00 25.00
30.00 35.00
40.00 45.00
AALI ADR
O AS
II BB
CA BB
N I
BB RI
BD MN
BM RI
IN DF
IN T
P IT
MG JSMR
KLB F
LPKR LSIP
PG AS
PT B
A SM
G R
T LKM
U N
T R
U N
V R
AALI ADRO
ASII BBCA
BBNI BBRI
BDMN BMRI
INDF INTP
ITMG
101 15
LSIP 14.60 18.60 27.50 15.60
9.90 11.00
12.80
16 PGAS 21.73
0.00 30.42 30.42 25.95 18.68
20.20
17 PTBA 33.80 23.00 26.80 22.80 15.60 13.60
23.70
18 SMGR 25.68 23.30 19.90 18.20 17.40 16.20
20.94
19 TLKM 11.70 11.60 10.60 11.50 11.10 10.40
11.05
20 UNTR 16.20 14.30 15.50 11.90
9.00 9.10
12.65
21 UNVR 40.70 38.90 39.70 40.40 42.10 40.20
40.45
Dari gambar 4.6 dapat dilihat bahwa perusahaan yang memiliki nilai Return On Asset
ROA tertinggi adalah PT. Unilever Indonesia, Tbk dengan 40,45. Sedangkan perusahaan yang memiliki nilai Return On
Asset terendah adalah PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk
g Perkembangan Return On Equity ROE
Return On Equity ROE adalah perbandingan antara laba
bersih setelah pajak dengan total ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan. ROE digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dengan menggunakan ekuitas yang dimilikinya.
102
Gambar 4.7 Nilai ROE Masing-Masing Perusahaan Periode 2009-2014
Sumber: Data diolah sendiri
Tabel 4.8 Nilai ROE Masing-Masing Perusahaan Periode 2009-2014
dalam persen No
Kode 2009
2010 2011
2012 2013
2014 Rata-rata
1 AALI
26.70 28.00 29.65
26.91 18.53
22.14
25.32
2 ADRO 25.00 11.90
22.60 12.80
7.30 5.60
14.20
3 ASII
25.00 29.00 28.00
25.00 21.00
18.00
24.33
4 BBCA 31.80 33.30
33.50 30.40
28.20 25.50
30.45
5 BBNI
16.30 24.70 20.10
20.00 22.47
23.64
21.20
6 BBRI
35.22 43.83 42.49
38.66 34.11
31.22
37.59
7 BDMN 11.24 18.51
17.20 16.20
14.50 8.60
14.38
8 BMRI 22.10 24.40
22.00 22.60
27.31 25.81
24.04
9 INDF
19.90 19.50 17.30
14.50 9.40
13.00
15.60
10 INTP
29.00 27.00 25.00
27.10 24.60
21.60
25.72
11 ITMG 42.61 28.31
51.00 43.00
23.00 22.00
34.99
12 JSMR 13.82 15.42
14.31 16.37
9.73 12.28
13.66
13 KLBF 21.55 23.94
22.75 23.52
22.58 21.03
22.56
14 LPKR
8.00 7.00
8.00 10.00
10.00 16.00
9.83
15 LSIP
18.60 22.70 32.70
18.40 11.90
13.30
19.60
0.00 20.00
40.00 60.00
80.00 100.00
120.00 140.00
AALI ADR
O AS
II B
B C
A BB
N I
BB RI
BD MN
BM RI
IN DF
IN T
P IT
MG JSMR
KLB F
LPKR LSIP
PG AS
PT BA
SM G
R T
LKM U
N T
R U
N V
R
Rata-rata Nilai ROE Masing-Masing Perusahaan Periode 2009-2014
dalam persen
103 16
PGAS 53.09 0.00
60.86 60.86
43.09 32.26
41.69
17 PTBA 47.80 31.60
37.80 34.10
24.50 23.30
33.18
18 SMGR 32.82 30.30
27.10 27.90
25.70 23.20
27.84
19 TLKM 29.50 26.00
23.10 24.90
23.50 21.60
24.77
20 UNTR 30.60 25.80
27.00 19.30
14.20 14.50
21.90
21 UNVR 82.20 83.70 113.10 121.90 168.40 124.80 115.68
Sumber: data diolah sendiri Dari gambar 4.7 dapat dilihat bahwa perusahaan yang memiliki nilai
Return On Equity ROE tertinggi adalah PT. Unilever Indonesia dengan
nilai 115,68. Sedangkan perusahaan yang memiliki nilai Return On Equity
ROE terendah adalah PT. Lippo Karawaci dengan nilai 9.83.
3. Hasil Uji Statistik Deskriptif