Reproduksi Umum Tikus Hormon-hormon yang berperan dalam reproduksi tikus betina

dan merusak hasil manipulasi eksperimental. Tikus dapat dijaga untuk tumbuh dan berkembang biak dengan baik melalui pemberian pakan standar komersial yang mengandung setidaknya 20-25 protein dan 4 lemak. Tikus dapat makan rata-rata 5-6 g100 g BBhari. Tikus dewasa minum rata-rata sebanyak 10-12 ml100 g BBhari Hrapkiewicz Medina 1998.

2.4 Reproduksi Tikus Betina

2.4.1 Reproduksi Umum Tikus

Tikus mencapai pubertas pada usia 6-8 minggu dan biasanya tidak dikawinkan sampai mencapai umur 3 bulan. Panjang siklus berahi pada tikus betina adalah 4-5 hari yang terdiri dari fase proestrus selama 12 jam, estrus selama 12 jam, metestrus selama 21 jam, dan diestrus selama 57 jam Hrapkiewicz Medina 1998; Suckow et al. 2006. Vaginal plug terdapat dalam saluran reproduksi betina pada 12-24 jam setelah koitus. Massa seperti keju ini berguna untuk identifikasi telah terjadinya perkawinan. Deteksi siklus berahi dapat dilakukan dengan membuat preparat ulas vagina dan dilihat gambaran sel epitel vaginanya. Deteksi perkawinan bisa juga dilakukan dengan melihat adanya spermatozoa di antara sel-sel epitel tersebut. Periode kebuntingan tikus biasanya selama 21-23 hari. Tikus betina akan kembali estrus pada 2-4 hari setelah lepas sapih. Rata-rata jumlah anak seperindukan adalah 6-12 anak. Jumlah ini dapat bervariasi tergantung galur dan umur tikus Hrapkiewicz Medina 1998.

2.4.2 Hormon-hormon yang berperan dalam reproduksi tikus betina

Hormon adalah zat perantara kimiawi jarak jauh yang secara spesifik disekresikan ke dalam darah oleh kelenjar endokrin sebagai respon terhadap sinyal yang sesuai. Darah membawa zat perantara ini ke bagian tubuh lain tempat zat tersebut menimbulkan pengaruhnya pada sel sasaran dan terletak jauh dari tempat sekresinya. Kelenjar-kelenjar endokrin yang menjadi tempat sintesa hormon adalah hipotalamus, hipofisis, pineal, tiroid, paratiroid, adrenal, pankreas, plasenta, ginjal, lambung, duodenum, hati, kulit, timus, jantung, dan gonad ovarium atau testis Sherwood 2001. Tabel 5 Efek estrogen dan progesteron Estrogen Progesteron Efek pada Jaringan Spesifik Seks Esensial utuk pematangan dan pelepasan ovum Merangsang pertumbuhan dan memelihara keseluruhan saluran reproduksi betina Merangsang proliferasi sel granulosa yang menyebabkan pematangan folikel Menipiskan mukus serviks untuk memudahkan penetrasi sperma Meningkatkan transportasi sperma ke oviduk dengan merangsang kontraksi uterus dan kontraksi oviduk ke anterior Merangsang pertumbuhan endomentrium dan miometrium Menginduksi pementukan reseptor progesteron di endometrium dan selama reseptor oksitosin di miometrium selama gestasi Efek Reproduksi Lain Kontrol sekresi GnRH dan gonadotropin Kadar tinggi memicu lonjakan LH Merangsang perkembangan duktus mamae selama kebuntingan Menghambat efek stimulasi sekresi susu oleh prolaktin selama kebuntingan Efek Nonreproduksi Meningkatkan penimbunan lemak Menutup lempeng epifisis Menurunkan kolesterol darah Memiliki efek vaskuler defisiensi dapat menyebabkan hot flashes pada wanita menaupose Mempersiapkan lingkungan yang sesuai untuk perkembangan fetus Meningkatkan pembentukan sumbat mukus yang kental di kanalis servikalis Menghambat sekresi GnRH dan gonadotropin hipotalamus Merangsang perkembangan alveolus mamae selama kebuntingan Menghambat efek stimulasi sekresi susu oleh prolaktin selama kebuntingan Menghambat kontraksi uterus selama kebuntingan Sherwood 2001 Ovarium adalah salah satu organ penghasil hormon yang berfungsi dalam sistem reproduksi primer betina. Ovarium melakukan tugas ganda yaitu menghasilkan ovum oogenesis dan mengeluarkan hormon-hormon steroid seks betina seperti estrogen dan progesteron. Estrogen bertanggung jawab untuk pematangan dan pemeliharaan seluruh sistem reproduksi betina. Efek estrogen penting pada masa prakonsepsi untuk pematangan folikel yang secara tidak langsung akan merangsang pengeluaran ovum dan pembentukan berbagai karakteristik fisik yang menarik perhatian jantan secara seksual. Estrogen juga penting untuk mengawali kerja hormon progesteron dalam proses proliferasi sel- sel pada uterus. Hormon steroid ovarium lain yaitu progesteron berperan penting untuk mempersiapkan lingkungan uterus yang sesuai untuk embrio yang sedang tumbuh, yaitu untuk proses implantasi, dan berperan dalam kemampuan mamari menghasilkan susu Marks et al. 2000; Sherwood 2001. Progesteron bersama- sama dengan estrogen akan lebih memperkaya lingkungan mikro uterus.

2.4.3 Mekanisme Hormonal Reproduksi Betina