Jarak Anogenital Usia Pubertas Bobot Badan, Bobot Ovarium dan Bobot Uterus-Vagina

ditimbang untuk menyatakan rataan bobot lahir. Pada hari ke-15 dan ke-21 setelah kelahiran dilakukan penimbangan bobot badan masing-masing anak dan pengukuran jarak celah anogenital. Penimbangan bobot badan dilakukan dengan menggunakan timbangan Triple Beam Balance dan pengukuran celah anogenital dilakukan dengan menggunakan penggaris. Penetapan usia pubertas pada anak betina dilakukan dengan melihat hadirnya Vaginal Opening VO = pembukaan vagina Zhou et al. 2007. VO diamati sejak anak betina tersebut berusia 18 hari. Pada saat anak berusia 28 dan 42 hari dilakukan penimbangan bobot badan dengan menggunakan timbangan Triple Beam Balance dan kemudian dinekropsi untuk diambil ovarium, uterus, dan vaginanya. Anak betina tersebut ditidurkan dengan menggunakan eter. Organ ovarium dan uterus-vagina didapatkan dengan menggunakan peralatan bedah. Bobot basah ovarium dan uterus-vagina ditimbang dengan menggunakan timbangan analitik dan dinyatakan dalam satuan gram. Diagram bagan penelitian disajikan pada Gambar 5. Parameter yang Diambil dan Teknik Pengukurannya A. Kinerja Induk 1. Lama Kebuntingan Lama kebuntingan dihitung sejak ditemukannya sel sperma pada preparat ulasan vagina sampai induk betina tersebut melahirkan dengan satuan hari.

2. Jumlah Anak dalam Sekali Melahirkan dan Bobot Badan Anak

Jumlah anak dalam sekali melahirkan dari setiap induk dihitung melalui jumlah total anak pada hari pertama kelahiran. Bobot anak dihitung pada hari kedua setelah partus.

B. Kinerja Reproduksi Anak Betina

1. Jarak Anogenital

Jarak anogenital pada anak didapatkan dengan mengukur jarak celah yang dibentuk oleh anus dan alat genital dalam skala sentimeter pada usia 15 dan 21 hari.

2. Usia Pubertas

Pubertas pada tikus betina ditandai dengan hadirnya Vaginal Opening VO. Pemeriksaan pubertas dilakukan setiap hari sejak umur anak 18 hari sampai didapatkan VO.

3. Bobot Badan, Bobot Ovarium dan Bobot Uterus-Vagina

Bobot badan, bobot ovarium, dan bobot uterus-vagina ditimbang pada saat anak berusia 28 dan 42 hari dan dinyatakan dalam satuan gram. Bobot badan diukur dengan menggunakan timbangan Triple Beam Balance. Bobot ovarium dan bobot uterus-vagina yang diukur dengan menggunakan timbangan analitik merupakan bobot basah organ. Bobot basah didapat melalui pengkuran segera setelah organ dikeluarkan dari tubuh. Analisis Statistik Hasil parameter yang telah diukur dinyatakan dalan rataan ± simpangan baku. Perbedaan antar kelompok perlakuan diuji secara statistika melalui analisa sidik ragam ANOVA dengan pola rancangan acak lengkap dan dilanjutkan dengan pengujian Duncan pada selang kepercayaan 95 α=0.05 Steel Torrie 1991. 25 Gambar 5 Diagram bagan penelitian. BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Kinerja Induk

Parameter yang diukur untuk melihat pengaruh pemberian fitoestrogen ekstrak tempe terhadap kinerja induk adalah lama kebuntingan, dan tingkat produksi anak yang meliputi jumlah anak dalam sekali melahirkan dan rataan bobot badan lahir anak. Data hasil pengamatan dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 Rataan ± SD lama kebuntingan, jumlah anak lahir, dan bobot badan lahir anak Parameter Kelompok P K A B C Lama Kebuntingan Hari 22 ± 0 22 ± 0 21.7 ± 0.6 22 ± 0 tn Jumlah Anak dalam Sekali Melahirkan Ekor 7.7 ± 1.2 7.7 ± 2.1 7.7 ± 1.2 7.3 ± 0.6 tn Rataan BB Lahir Anak Gram 5.89 ± 0.42 a 4.71 ± 0.40 b 6.69 ± 0.69 a 6.05 ± 0.14 a 0.0046 Keterangan: huruf superscript yang berbeda pada baris yang sama menunjukan bahwa hasil berbeda nyata p0.05; K = kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan, A = kelompok perlakuan pemberian ekstrak tempe pada awal kebuntingan usia 2-11 hari, B = kelompok perlakuan pemberian ekstrak tempe pada akhir kebuntingan usia 12 hari-partus, C = kelompok perlakuan pemberian ekstrak tempe pada hari ke 2-11 setelah partus; tn = tidak berbeda nyata Lama kebuntingan pada kelompok kontrol K dan kelompok yang mendapatkan fitoestrogen selama awal kebuntingan A, akhir kebuntingan B dan saat laktasi C tidak memperlihatkan adanya perbedaan yang nyata. Lama kebuntingan normal pada tikus Sprague Dawley adalah 21-23 hari Hrapkiewicz Medina 1998. Namun demikian, kelompok B terlihat memiliki lama kebuntingan yang lebih pendek bila dibandingkan dengan kelompok kontrol. Fitoestrogen diduga dapat menginduksi terjadinya kelahiran melalui mekanismenya yang menyerupai estrogen pada tubuh. Kadar hormon estrogen secara normal akan meningkat seiring bertambahnya usia kebuntingan. Konsentrasi estradiol melonjak secara drastis setelah usia kebuntingan 12 hari hingga mencapai konsentrasi tertinggi sebesar 68.268±1.919 pgml pada usia