Bobot Badan, Bobot Ovarium, dan Bobot Uterus-Vagina

4.2.2 Bobot Badan, Bobot Ovarium, dan Bobot Uterus-Vagina

Parameter lainnya yang diamati untuk melihat pengaruh pemberian ekstrak tempe yang diberikan melalui induk terhadap kinerja reproduksi anak betina adalah bobot badan, bobot ovarium, dan bobot uterus-vagina. Data dapat dilihat pada Tabel 8 untuk anak usia 28 hari dan Tabel 9 untuk anak usia 42 hari. Tabel 8 Rataan ± SD bobot badan anak, bobot ovarium, dan bobot uterus-vagina anak betina usia 28 hari Parameter Kelompok P K A B C Bobot Badan Gram 24.96 ± 3.54 a 16.43 ± 0.50 b 24.15 ± 1.31 a 23.47 ± 4.15 a 0.0144 Bobot Ovarium Gram 0.02 ± 0.01 0.01 ± 0.00 0.02 ± 0.00 0.01 ± 0.00 tn Bobot Uterus- Vagina Gram 0.03 ± 0.01 a 0.02 ± 0.00 b 0.04 ± 0.00 a 0.03 ± 0.01 ab 0.0395 Keterangan: huruf superscript yang berbeda pada baris yang sama menunjukan bahwa hasil berbeda nyata p0.05; K = kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan, A = kelompok perlakuan pemberian ekstrak tempe pada awal kebuntingan usia 2-11 hari, B = kelompok perlakuan pemberian ekstrak tempe pada akhir kebuntingan usia 12 hari-partus, C = kelompok perlakuan pemberian ekstrak tempe pada hari ke 2-11 setelah partus; tn = tidak berbeda nyata Hasil pengamatan mengenai bobot badan anak usia 28 hari menunjukan bahwa bobot badan anak betina kelompok A memiliki perbedaan yang nyata dengan kelompok kontrol dan memiliki nilai terkecil di antara semua kelompok p0.05. Kecilnya bobot badan ini diduga disebabkan oleh bobot badan anak saat lahir yang juga kecil. Hal ini diduga karena sebagian besar nutrisi yang didapatkan oleh anak sejak lahir hingga mencapai usia 28 hari merupakan nutrisi yang berasal dari susu induk. Susu induk disekresikan pada masa laktasi yang berlangsung selama 21 hari pertama setelah partus. Pada masa laktasi anak belum mempunyai kemampuan untuk mencari makanannya sendiri. Oleh karena itu, bobot badan anak kelompok A yang sejak lahir memiliki nilai yang terkecil di antara semua kelompok tidak dapat meningkatkan bobot badan yang setara dengan kelompok lainnya yang memiliki rataan bobot lahir yang lebih besar. Hasil penelitian menunjukan bahwa bobot ovarium pada seluruh kelompok tidak memiliki perbedaan yang nyata, sedangkan bobot uterus-vagina anak kelompok A pada usia 28 hari memiliki perbedaan yang nyata dengan kelompok kontrol p0.05. Bobot ovarium anak kelompok A memiliki nilai yang lebih kecil dibandingkan kelompok kontrol dan bobot uterus-vaginanya memiliki nilai yang terkecil di antara semua kelompok. Bobot ovarium dan bobot uterus-vagina yang kecil berkorelasi dengan rendahnya bobot badan anak kelompok A pada usia 28 hari. Usia 28 hari belum termasuk ke dalam usia pubertas yang memiliki siklus berahi proestrus, estrus, metestrus, dan diestrus serta siklus hormonal seperti sekresi estrogen. Belum adanya sekresi estrogen yang memadai menyebabkan proliferasi sel-sel ovarium dan uterus-vagina belum efisien. Tabel 9 Rataan ± SD bobot badan anak, bobot ovarium, dan bobot uterus-vagina anak betina usia 42 hari Parameter Kelompok P K A B C Bobot Badan Gram 52.91 ± 9.88 66.18 ± 4.53 57.01 ± 4.24 54.17 ± 13.89 tn Bobot Ovarium Gram 0.02 ± 0.00 c 0.05 ± 0.00 a 0.04 ± 0.01 b 0.03 ± 0.00 b 0.0002 Bobot Uterus- Vagina Gram 0.06 ± 0.01 c 0.10 ± 0.01 a 0.08 ± 0.01 b 0.07 ± 0.00 bc 0.0007 Keterangan: huruf superscript yang berbeda pada baris yang sama menunjukan bahwa hasil berbeda nyata p0.05; K = kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan, A = kelompok perlakuan pemberian ekstrak tempe pada awal kebuntingan usia 2-11 hari, B = kelompok perlakuan pemberian ekstrak tempe pada akhir kebuntingan usia 12 hari-partus, C = kelompok perlakuan pemberian ekstrak tempe pada hari ke 2-11 setelah partus; tn = tidak berbeda nyata Data penelitian menunjukan bahwa bobot badan anak usia 42 hari pada seluruh kelompok tidak memiliki perbedaan yang nyata dengan kelompok kontrol. Namun demikian, kelompok A memiliki nilai bobot badan anak tertinggi di antara semua kelompok. Tingginya bobot badan ini diduga merupakan proses fisiologis tubuh anak melalui mekanisme pertumbuhan pengganti compensatory growth. Kandungan lemak dalam tubuh dapat mempengaruhi bobot badan dan asupan pakan. Selama masa pertumbuhan pengganti, individu akan mengalami hiperfagia, peningkatan bobot badan secara cepat, dan penyimpanan cadangan energi yang banyak Jobling Johansen 1999. Hornick et al. 2000 menyatakan bahwa individu yang sangat kurus dan kemudian diberi pakan ad libitum akan mengalami kenaikan asupan pakan sehingga individu tersebut dapat meningkatkan deposisi lemak dalam tubuhnya saat pertumbuhan pengganti berlangsung. Hal ini sejalan dengan penelitian Clearly 1986 yang menunjukan bahwa tikus dapat mengalami kenaikan bobot badan pada masa pertumbuhan pengganti setelah tikus tersebut diberi pakan ad libitum. Pada usia 28 hari bobot badan anak kelompok A memiliki nilai yang terkecil dibandingkan dengan kelompok lainnya. Hal ini disebabkan oleh rendahnya bobot lahir anak kelompok A dan sebagian besar nutrisi yang didapatkan berasal dari susu induk dalam masa laktasi 21 hari setelah partus. Setelah usia 21 hari atau berakhirnya masa laktasi, anak mulai bisa mencari makanan sendiri dan tidak tergantung pada induk. Oleh karena itu, anak betina kelompok A bisa mendapatkan nutrisi tambahan yang berasal dari pakan untuk menaikan bobot badan dan mencapai bobot badan tertinggi di antara seluruh kelompok. Selain itu, mendekati usia 42 hari yang merupakan usia menjelang pubertas terjadi peningkatan aktivitas Gonadotropin Releasing Hormone GnRH. Peningkatan GnRH akan berdampak terhadap meningkatnya kadar Follicle Stimulating Hormone FSH, Luteinizing Hormone LH, dan testosteron. Kenaikan ketiga hormon tersebut berdampak terhadap meningkatnya sintesis estrogen tubuh. Adanya estrogen yang juga berfungsi untuk menambah proliferasi sel dan meningkatkan penimbunan lemak dapat menyebabkan naiknya bobot badan anak betina Sherwood 2001. Hasil penelitian mengenai bobot ovarium anak usia 42 hari menunjukan bahwa seluruh kelompok perlakuan memiliki nilai bobot ovarium yang berbeda nyata dengan kelompok kontrol p0.05. Bobot ovarium pada seluruh kelompok perlakuan memiliki nilai bobot yang lebih besar bila dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hal yang sama juga ditunjukan pada bobot uterus-vagina yang memiliki nilai beda nyata p0.05 dan seluruh kelompok perlakuan memiliki nilai bobot uterus-vagina yang lebih besar dibandingkan kelompok kontrol. Kadar estrogen dalam tubuh anak usia 42 hari yang merupakan usia menjelang puber mengalami peningkatan. Pada tahap awal pubertas, hormon gonadotropin FSH dan LH merangsang tahap awal perkembangan folikel sehingga merangsang pematangan sel folikel. Sel-sel folikel yang telah matang dapat menghasilkan estrogen. Estrogen terhadap jaringan reproduksi berfungsi untuk merangsang pertumbuhan dan memelihara keseluruhan saluran reproduksi betina, merangsang proliferasi sel granulosa yang menyebabkan pematangan folikel, serta merangsang pertumbuhan endomentrium dan miometrium Sherwood 2001. Keberadaan estrogen ini akan meningkatkan perkembangan ovari dan uterus-vagina termasuk bobot organ-organ tersebut. Tingginya bobot organ reproduksi anak usia 42 hari pada kelompok yang mendapat ekstrak tempe diduga sebagai akibat adanya fitoestrogen yang terkandung dalam ekstrak tempe. Fitoestrogen dapat dipindahkan dari induk ke anak melalui plasenta Todaka et al. 2005 dan susu induk Lewis et al. 2003. Oleh karena itu, fitoestrogen dapat berpengaruh terhadap kinerja reproduksi anak betina dalam hal bobot organ reproduksi meskipun fitoestrogen ekstrak tempe yang diberikan pada kelompok perlakuan dilakukan melalui induk bunting dan induk laktasi. Fitoestrogen ini dapat bekerja seperti estrogen saat di dalam tubuh. Estrogen bekerja pada keseluruhan saluran reproduksi betina termasuk dalam pertumbuhan dan proliferasi sel-sel dalam ovarium dan uterus-vagina Sherwood 2001. Pertumbuhan dan proliferasi ovarium dan uterus-vagina dapat berakibat terhadap bertambahnya bobot organ-organ tersebut. Hal inilah yang diduga sebagai mekanisme terjadinya pertambahan bobot ovarium dan bobot uterus- vagina akibat pemberian fitoestrogen ekstrak tempe. BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan Pemberian fitoestrogen yang berasal dari ekstrak tempe dosis 4.72 grkgBB