Pengendalian Mutu Mutu Jasa

No. Keterangan Deming Crosby Juran 11 Kerja tim Partisipasi karyawan dalam pengambilan keputusan Quality Improvement Team dan dewan mutu Pendekatan tim dan gugus kendali mutu GKM 12 Biaya mutu Tidak ada yang optimum, perbaikan terus-menerus dan berkesinambungan Biaya ketidaksesuaian mutu adalah bebas Mutu tidak bebas, bersifat ada suatu optimum Sumber : Nasution, 2005

2.3.1 Pengendalian Mutu

Definisi pengendalian mutu adalah alat bagi manajemen untuk memperbaiki mutu produk bila diperlukan, mempertahankan mutu yang sudah tinggi dan mengurangi jumlah bahan yang rusak. Pengendalian mutu merupakan upaya mengurangi kerugian-kerugian akibat produk rusak dan banyaknya sisa produk atau scrap Handoko, 2000. Pengendalian mutu merupakan alat penting bagi manajemen produksi suatu perusahaan untuk dapat menjaga, memelihara, mutu agar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Pengendalian mutu harus dapat mengarahkan beberapa tujuan terpadu, sehingga konsumen puas menggunakan produk, baik barang ataupun jasa perusahaan.

2.3.2 Mutu Jasa

Menurut Payne dalam Nasution 2005, mutu jasa berkaitan dengan kemampuan sebuah organisasi untuk memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. Jika penyerahan jasa berada dalam zona toleransi, pelanggan akan merasa jasa ini memadai Lovelock dan Wright, 2005. Kesenjangan jasa merupakan penilaian pelanggan secara keseluruhan terhadap apa yang diharapkan dibandingkan dengan apa yang diterima. Kesenjangan jasa didefinisikan sebagai perbedaan antara apa yang diharapkan pelanggan terhadap jasa yang benar-benar diserahkan Lovelock dan Wright, 2005. Lanjutan Tabel 2. Menurut Zeithaml et al, dalam Supranto 2006, ada lima 5 kesenjangan gap yang menyebabkan kegagalan penyampaian jasa kepada pelanggan, yaitu : 1. Kesenjangan tingkat harapan dan persepsi manajemen Manajemen tidak selalu memahami benar apa yang menjadi keinginan pelangan. 2. Kesenjangan antara persepsi manajemen dan spesifikasi mutu jasa Manajemen mungkin benar dalam memahami keinginan pelanggan, tetapi tidak menetapkan standar pelaksanaan yang spesifik. 3. Kesenjangan antara spesifikasi mutu dan penyampaian jasa Para personel mungkin tidak terlatih baik dan tidak mampu memenuhi standar. 4. Kesenjangan antara penyampaian jasa dan komunikasi eksternal Harapan konsumen dipengaruhi oleh pernyataan yang dibuat wakil-wakil dan iklan perusahaan. 5. Kesenjangan antara jasa yang dirasakan dan jasa yang diharapkan Kesenjangan terjadi apabila pelanggan mengukur kinerja perusahaan dengan cara yang berbeda dan pelanggan keliru mempersepsikan mutu jasa tersebut. Mendefinisikan mutu jasa sebagai evaluasi kognitif jangka panjang pelanggan terhadap penyerahan jasa suatu perusahaan. Untuk meningkatkan mutu pelayanan diperlukan jasa pelengkap berbeda, tetapi hampir semuanya dapat digolongkan menjadi delapan 8 kelompok Lovelock dan Wright, 2005, yaitu: 1. Informasi, yaitu sekelompok jasa pelengkap yang mempermudah pembelian dan penggunaan jasa dengan memberitahukan kepada pelanggan tentang fitur dan kinerja jasa sebelum, selama dan sesudah penyerahan jasa. 2. Penerimaan pesanan, yaitu sekelompok jasa pelengkap yang mempermudah pembelian dengan menciptakan prosedur yang cepat, akurat dan tanggap untuk menerima permohonan keanggotaan, melakukan pemesanan, atau melakukan reservasi. 3. Penagihan, yaitu sekumpulan jasa pelengkap yang memudahkan pembelian dengan menyediakan dokumentasi yang jelas, tepat waktu, akurat dan relevan tentang apa yang harus dibayar pelanggan, ditambah dengan informasi tentang bagaimana membayarnya. 4. Pembayaran, yaitu sekelompok jasa pelengkap yang memudahkan pembelian dengan menawarkan pilihan prosedur yang mudah untuk melakukan pembayaran dengan cepat. 5. Konsultasi, yaitu sekumpulan jasa pelengkap yang menambah nilai dengan memberikan jawaban kepada pelanggan yang membutuhkan saran, konseling, atau pelatihan untuk membantu mendapatkan manfaat sebesar-besarnya dari pengalaman jasa tersebut. 6. Keramahan adalah sekelompok jasa pelengkap yang menambah nilai dengan cara memperlakukan para pelanggan seperti tamu dan menyediakan perlengkapan kenyamanan yang mampu mengantisipasi kebutuhannya selama berinteraksi dengan penyedia jasa. 7. Pengamanan, yaitu sekumpulan jasa pelengkap yang menambah nilai dengan membantu pelanggan menangani, atau mengamankan barang milik pribadinya yang dibawa ke tempat penyerahan jasa atau tempat membeli. 8. Pengecualian, yaitu sekumpulan jasa pelengkap yang menambah nilai dengan menanggapi permintaan khusus, memecahkan masalah, menangani pengaduan dan saran, serta menyediakan kompensasi atau kegagalan jasa. Zeithhaml, et.al menemukan lima 5 penentu mutu jasa yang disajikan menurut tingkat kepentingannya Tjiptono, 2008, yaitu: 1. Benda berwujud tangible: Penampilan fisik fasilitas layanan, peralatanperlengkapan, sumber daya manusia SDM dan materi komunikasi perusahaan. 2. Keandalan reliability: Kemampuan menyampaikan layanan yang dijanjikan secara akurat sejak pertama kali. 3. Ketanggapan responsiveness: Kesediaan dan kemampuan penyedia layanan untuk membantu pelanggan memberikan jasa dengan segera. 4. Kepastianjaminan assurance: Pengetahuan dan kesopanan karyawan dan kemampuannya menyampaikan kepercayaan dan keyakinan. 5. Empati empathy: Kesediaan memberikan perhatian yang mendalam dan khusus kepada masing-masing pelanggan.

2.3.3 Alat dan Teknik Pengendalian Mutu