Travel Jasa TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Travel

Pariwisata ini sekarang menjelma menjadi industri yang disebut industri pariwisata, menghasilkan produk-produk wisata untuk dipasarkan. Guna meningkatkan pariwisata di Indonesia khususnya, maka pemerintah berusaha memperbaiki dan mengembangkan segala aspek yang membangkitkan selera wisatawan. Dalam hal ini, banyak jasa yang disediakan oleh perusahaan jasa tour travel, mulai dari penjualan ataupun pemesanan tiket perjalanan, akomodasi, penyediaan kendaraan transportasi, sampai jasa pembuatan passport dan visa. Tetapi dari sekian banyak jasa yang ditawarkan, yang paling menonjol adalah penjualan jasa travel tour. Bila dilihat dari segi etimologinya, kata pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua 2 suku kata, yaitu pari berarti berkeliling, berputar-putar, berkali-kali, dari dan ke. Kata wisata berarti berpergian, perjalanan, yang dalam hal ini bersinonim dengan kata travel. Dengan demikian pengertian pariwisata yaitu perjalanan berkeliling ataupun perjalanan yang dilakukan berkali-kali, berputar-putar dari suatu tempat ke tempat lain ataupun suatu perjalanan yang sempurna Munavizt, pariwisatadanteknologi.blogspot.com,2010 .

2.2. Jasa

Jasa didefinisikan sebagai tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak ke pihak lain dan pada dasarnya tidak berwujud, serta tidak mengakibatkan kepemilikan apapun, produksinya dapat dikaitkan dengan suatu produk fisik Kotler, 2005. Menurut Lupiyoadi dan Hamdani 2008, jasa adalah semua aktivitas ekonomi yang hasilnya bukan merupakan produk fisik atau konstruksi yang dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan serta memberikan niai tambah konsumen, misalnya kenyamanan, hiburan, kesenangan atau kesehatan. Tawaran perusahaan ke pasar biasanya mencakup beberapa jasa. Komponen jasa dapat merupakan bagian kecil, atau bagian utama dari total penawaran. Kotler dalam Nasution 2005 membedakan penawaran menjadi lima 5 kategori, yaitu : 1. Barang berwujud murni, yaitu penawaran hanya terdiri dari barang berwujud dan tidak ada jasa yang menyertainya. 2. Barang berwujud yang disertai jasa, yaitu penawaran yang terdiri dari barang berwujud yang disertai dengan satu 1, atau beberapa jasa untuk meningkatkan daya tarik konsumennya. 3. Campuran Hybridal, yaitu penawaran terdiri dari barang dan jasa dengan proporsi yang sama. 4. Jasa utama yang disertai dengan barang atau jasa tambahan, yaitu penawaran yang terdiri dari satu 1 jasa utama disertai jasa tambahan dan atau barang pendukung. 5. Jasa murni, yaitu penawaran yang hanya terdiri dari jasa. Kotler 2005 menyebutkan beberapa karakteristik jasa, yaitu : 1. Tidak berwujud Intangibility Sifat jasa tidak berwujud, artinya jasa tidak dapat dilihat, diraba, dicium, atau didengar sebelum dibeli. Untuk mengurangi ketidakpastian, pembeli mencari “tanda” dari mutu jasa. Konsumen menyimpulkan mengenai mutu dari “tanda”, berupa tempat, orang, harga, peralatan dan materi komunikasi yang dapat dilihat. 2. Tidak terpisahkan Inseparability Barang fisik biasanya diproduksi, disimpan, dijual dan selanjutnya dikonsumsi. Sebaliknya jasa dijual dulu, kemudian diproduksi dan dikonsumsi bersamaan. Jasa tak terpisahkan, yang berarti jasa tidak dapat dipisahkan dari penyedianya, baik itu manusia ataupun mesin. Interaksi antara penyedia jasa dan pelanggan merupakan ciri khusus dalam pemasaran jasa. Keduanya mempengaruhi hasil outcome dari jasa tersebut. 3. Keanekaragaman Variability Jasa bersifat sangat beraneka ragam karena merupakan non standardized output, artinya banyak variasi bentuk, mutu, dan jenis, tergantung pada siapa, kapan dan dimana jasa tersebut dihasilkan. Ada tiga 3 faktor yang menyebabkan ragam mutu jasa menurut Bovee, et al dalam Nasution 2005, yaitu kerjasama atau partisipasi pelanggan dan beban kerja perusahaan. Pada industri jasa yang bersifat people-based, komponen manusia yang terlibat jauh lebih banyak daripada jasa yang bersifat equipment-based. 4. Tidak tahan lama Perishability Jasa memiliki sifat yang tidak tahan lama, dikarenakan jasa tidak dapat disimpan untuk dijual atau dipakai kemudian, karena akan habis manfaatnyahilang ketika jasa tersebut telah terpakai.

2.3. Mutu