Dukungan Suami Pasien Kanker Payudara Paska Mastektomi Tingkat Depresi Pasien Kanker Payudara Paska Mastektomi

5 Agama a. Islam b. Kristen Protestan c. Katolik 22 9 1 35,48 14,52 1,61 23 6 1 37,1 9,7 1,61 45 15 2 72,58 24,22 3,2 Total 32 51,6 30 48,4 62 100 6 Suku a. Batak b. Mandailing c. Jawa d. Aceh 12 3 12 5 19,35 4,84 19,35 8,06 14 5 11 22,6 8,06 17,74 26 8 23 5 41,95 12,9 37,09 8,06 Total 32 51,6 30 48,4 62 100 7 Lama Mastektomi a. 2 Minggu b. 2 Minggu 3 29 4,84 46,77 2 28 3,22 45,16 5 57 8,1 91,9 Total 32 51,6 30 48,4 62 100 8 Stadium a. IIA b. IIB c. IIIA d. IIIB e. IV 2 10 10 6 4 3,23 16,1 16,1 9,7 6,45 2 7 7 12 2 3,23 11,3 11,3 19,35 3,23 4 17 17 18 6 6,46 27,4 27,4 29,05 9,68 Total 32 51,6 30 48,4 62 100 9 Terapi a. Mastektomi b. Mastektomi+ Kemoterapi 4 28 6,45 45,16 3 27 4,84 43,55 7 55 11,29 88,71 Total 32 51,6 30 48,4 62 100 Hasil Penelitian menunjukkan mayoritas responden yang depresi berada pada usia 46-60 tahun yaitu sebanyak 23 orang 37,1. Mayoritas responden yang depresi berpendidikan SMA yaitu sebanyak 16 orang 25,81. Mayoritas responden yang depresi memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah tangga yaitu sebanyak 25 orang 40,32. Mayoritas responden yang depresi berpenghasilan kurang dari satu juta yaitu 15 orang 24,2. Mayoritas responden yang depresi beragama islam yaitu 22 orang 35,48. Mayoritas responden yang depresi memiliki suku Batak dan Jawa yaitu masing-masing sebanyak 12 orang 19,35. Mayoritas responden yang depresi berada pada stadium III yaitu 16 orang 25,8 Tabel 4.6. Lanjutan dan mayoritas responden yang depresi mendapatkan terapi mastektomi ditambah kemoterapi yaitu 28 orang 45,16.

4.4. Hubungan Dukungan Suami dengan Tingkat Depresi Pasien Kanker Payudara Paska Mastektomi

Pada analisa bivariat dilakukan uji korelasi spearman untuk mengetahui hubungan dukungan suami dengan tingkat depresi pasien kanker payudara paska mastektomi. Hasil penelitian didapatkan p 0,05 yang artinya adanya hubungan dukungan suami dengan tingkat depresi pasien kanker payudara paska mastektomi Ha diterima. Nilai r nya adalah -0,516 yang bermakna tingkat kekuatan hubungan sedang dan berpola negatif yang berarti semakin baik dukungan yang diberikan suami kepada pasien kanker payudara paska mastektomi maka tingkat depresi semakin turun. Seperti yang diuraikan pada tabel 4.6 berikut: Tabel 4.7. Hubungan Dukungan Suami dengan Tingkat Depresi Pasien Kanker Payudara Paska Mastektomi di RSUP H.Adam Malik Medan n=62 Dukungan Suami Tingkat Depresi Spearmans rho Dukungan Suami Correlation Coefficient 1.000 -.516 Sig. 2-tailed . .000 N 62 62 Tingkat Depresi Correlation Coefficient -.516 1.000 Sig. 2-tailed .000 . N 62 62 . Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed. 63

BAB 5 PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan bahwa variabel dukungan suami memiliki hubungan dengan tingkat depresi pasien kanker payudara paska mastektomi. Penjelasan tentang tiap variabel dalam penelitian ini akan dijelaskan sebagai berikut:

5.1. Dukungan Suami Pasien Kanker Payudara Paska Mastektomi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan suami pasien kanker payudara paska mastektomi pada kategori dukungan suami cukup yaitu 31 orang 50,0 dan dukungan suami pasien kanker payudara paska mastektomi pada kategori dukungan suami baik yaitu 31 orang 50,0. Perhatian dari pasangan suami termasuk kedalam kelompok dukungan internal yang sangat membantu pemulihan kesehatan bagi pasangannya yang dirawat. Ketiadaan perhatian kelompok internal ini berpengaruh pada kekuatan semangat pasien untuk menyelesaikan program pengobatan kanker payudaranya Friedman, 1988. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Siburian 2012 yang menyatakan bahwa dukungan yang baik dipengaruhi oleh dukungan dari orang yang sangat berarti atau orang yang dekat dengan pasien dalam hal ini suami dan anak-anak pasien. Pasien sangat membutuhkan dukungan dari orang yang paling dekat sebagai tempat mereka mendapatkan semangat, kasih sayang dan pengertian. Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Sudrajat 2012 yang menyatakan bahwa dukungan suami membuat penderita kanker payudara merasa dicintai, diperhatikan, percaya bahwa dirinya dihargai dan bernilai. Selain itu banyaknya jumlah penghargaan seperti dukungan yang diberikan oleh suami dan perhatian yang diterima seseorang dari orang lain yang dekat dalam kehidupannya dapat berperan dalam perkembangan harga diri dan meningkatkan kesehatan pasien. Hal-hal yang harus dilakukan oleh suami setelah istrinya menjalani mastektomi yaitu memberikan dukungan, menerima keadaan istri sama seperti saat sebelum menderita kanker payudara dan belum menjalani mastektomi, dan tetap harmonis dalam menjalani kehidupan rumah tangga Zoya dalam Hamzah, 2008. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan penilaian yang diberikan suami pasien kanker payudara paska mastektomi berada pada kategori baik yaitu 41 orang 66,1, dukungan suami cukup yaitu 20 orang 32,3 dan dukungan suami kurang yaitu 1 orang 1,6. Dukungan penilaian yang baik yang diberikan oleh suami membuat penderita kanker payudara paska mastektomi merasa mampu menghadapi masalah, merasa berharga dan dapat mengambil keputusan terhadap masalah yang dihadapi Sudrajat, 2012. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Siburian 2012 bahwa dukungan penilaian merupakan bantuan yang diberikan untuk perasaan berharga, memberikan nilai positif terhadap orang tersebut di tengah keadaannya yang kurang mampu baik secara mental maupun fisik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan nyatainstrumental yang diberikan suami pasien kanker payudara paska mastektomi berada pada kategori baik yaitu 23 orang 37,1, dukungan suami cukup yaitu 32 orang 56,1 dan dukungan suami kurang yaitu 7 orang 11,3. Dukungan Nyata yang diberikan membuat penderita kanker merasa mendapatkan bantuan yang sifatnya nyata dan langsung dalam bentuk finansial, waktu, tenaga sehingga bantuan dapat langsung menyelesaikan masalah atau mengurangi beban stress penderita kanker payudara paska mastektomi Sudrajat, 2012. Menurut pendapat Chandra dalam Siburian 2012 bahwa dengan adanya pendampingan keluarga, pasien akan merasa nyaman, tenang dan lebih kuat dalam menerima keadaan fisiknya yang memberi dampak baik terhadap proses penyembuhan penyakit. Hal ini didukung oleh Wortman Dunkel-Schetter dalam Helgeson Cohen 1996 bahwa dukungan instrumental melibatkan penyediaan barang- barang materi, misalnya, bantuan pengobatan, transportasi, uang, atau bantuan dalam pekerjaan rumah tangga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan informasi yang diberikan suami pasien kanker payudara paska mastektomi berada pada kategori baik yaitu 7 orang 11,3, dukungan suami cukup yaitu 32 orang 5,1 dan dukungan suami kurang yaitu 23 orang 37,1. Dukungan Informasi membuat penderita kanker payudara paska mastektomi merasa diterima dalam suatu komunitas, mengajak mereka berbagi pengalaman atau melakukan aktivitas bersama-sama, membuat penderita kanker payudara tidak merasa menjadi satu-satunya yang mengalami penderitaan di dunia ini Sudrajat, 2012. Menurut Katapodi 2002 bahwa keluarga berusaha mencari informasi tentang pengobatan, memberikan nasihat, dan membantu mereka dalam pemecahan masalah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan emosional yang diberikan suami pasien kanker payudara paska mastektomi berada pada kategori baik yaitu 36 orang 58,1, dukungan suami cukup yaitu 25 orang 40,3 dan dukungan suami kurang yaitu 1 orang 1,6. Dukungan emosional membuat penderita kanker payudara paska mastektomi merasa dicintai, dipedulikan dan diperhatikan Sudrajat, 2012. Hasil penelitian ini di dukung oleh Anne David 2006 dalam Anggraini 2007 yang menyatakan bahwa dukungan emosional merupakan dukungan keluarga yang paling penting yang seharusnya diberikan kepada anggota keluarganya karena merupakan hal penting dalam meningkatkan semangat pasien dan memberikan ketenangan.

5.2. Tingkat Depresi Pasien Kanker Payudara Paska Mastektomi

Hasil penelitian menunjukkan tingkat depresi pada pasien kanker payudara paska mastektomi pada 62 responden didapat sebanyak 32 responden 51,6 mengalami depresi, dan 30 responden 48,4 tidak mengalami depresi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Geiger et al 2006 yang menyebutkan bahwa sebanyak 35 pasien kanker payudara