2.1.5. Stadium Kanker Payudara
Penentuan stadium kanker penting sebagai panduan pengobatan, follow- up dan menentukan prognosis.
a. Stadium 0 : Kanker in situ dimana sel-sel kanker berada pada tempatnya didalam jaringan payudara yang normal
b. Stadium I : Tumor dengan garis tengah kurang dari 2 cm dan belum menyebar keluar payudara
c. Stadium IIA : Tumor dengan garis tengah 2-5 cm dan belum menyebar ke kelenjar getah bening ketiak atau tumor dengan garis tengah kurang dari
2cm tetapi sudah menyebar ke kelenjar getah bening ketiak d. Stadium IIB : Tumor dengan garis tengah lebih besar dari 5 cm dan belum
menyebar ke kelenjar getah bening atau tumor dengan garis tengah 2-5 cm tetapi sudah menyebar ke kelenjar getah bening ketiak
e. Stadium IIIA : Tumor dengan garis tengah kurang dari 5 cm dan sudah menyebar ke kelenjar getah bening ketiak disertai perlengketan satu sama
lain atau perlengketan ke strukur lainnya, atau tumor dengan garis tengah lebih dari 5 cm dan sudah menyebar ke kelenjar getah bening ketiak
f. Stadium IIIB : Tumor telah menyusup keluar payudara, yaitu kedalam kulit payudara atau ke dinding dada atau telah menyebar ke kelenjar getah bening
di dalam dinding dada dan tulang dada g. Stadium IV : Tumor telah menyebar keluar daerah payudara dan dinding
dada, misalnya ke hati, tulang atau paru-paru Magee, 2000.
2.1.6. Mastektomi
Prosedur yang paling sering digunakan untuk penatalaksanaan kanker payudara adalah mastektomi dengan atau tanpa rekonstruksi dan pembedahan
yang dikombinasi dengan terapi radiasi Andrews, Gilly, 2010. Ada dua jenis pengangkatan kanker payudara yaitu:
a. Mastektomi yaitu pengangkatan jaringan payudara melalui pembedahan
yang bervariasi, mulai dari pengangkatan payudara, otot-otot dada, dan nodus limfe aksilaris.
b. Lumpektomi yaitu reseksi kuadran payudara yang sakit, dan pengangkatan
nodus aksilaris untuk mengangkat tumor, diikuti dengan terapi radiasi untuk mengurangi resiko rekurensi tumor lokal setelah operasi Brunner
Suddarth, 2002. Mastektomi adalah operasi pengangkatan payudara yang terkena kanker.
Mastektomi hanya dapat dilakukan pada stadium II dan III. Mastektomi dapat menghambat proses perkembangan sel kanker dan umumnya mempunyai taraf
kesembuhannya 85 sampai dengan 87. Namun penderita akan kehilangan sebagian atau seluruh payudara, mati rasa pada kulit, kelumpuhan jika tidak
ditangani dengan tepat Wagman dalam Dewi et al, 2004. Ada beberapa jenis mastektomi yang dilakukan pada pasien kanker
payudara menurut Gilly Andrews 2010, yaitu sebagai berikut: a.
Mastektomi Radikal Pada prosedur operasi ini dilakukan pengangkatan payudara, otot
pektoralis mayor dan minor, seluruh nodus limfe aksilaris dan kulit serta
lemak. Mastektomi radikal merupakan operasi luas yang meninggalkan jaringan parut yang panjang pada dinding dada dan area dada yang
cekung. Pengangkatan semua nodus limfe aksilaris dapat menyebabkan pembengkakan lengan atau limfedema, beberapa penurunan kekuatan otot
di lengan, dan pergerakan bahu terbatas. b.
Mastektomi Modifikasi Radikal Mastektomi Patey Dalam prosedur operasi ini, dilakukan pengangkatan payudara, nodus
limfe aksilaris, dan lapisan otot dinding dada. Kadang – kadang otot pektoralis minor diangkat atau dipisahkan, untuk memfasilitasi akses ke
aksila. Karena otot pektoralis mayor dipertahankan, kekuatan lengan juga tetap terjaga dan pembengkakan pada lengan kemungkinan tidak terjadi.
Rekonstruksi payudara lebih mudah dicapai karena lebih banyak kulit yang tersisa dibandingkan pada mastektomi radikal.
c. Mastektomi Sederhana atau Total
Mastektomi sederhana atau total berupa pengangkatan payudara saja. Kadang – kadang sedikit nodus limfe aksilaris diangkat untuk memberi
indikasi apakah kanker sudah menyebar atau belum. Keuntungan prosedur ini yaitu otot – otot dada tidak diangkat dan kekuatan lengan tidak
berkurang. Karena sebagian besar nodus limfe aksilaris tidak diangkat, resiko kekambuhan lokal – regional lebih tinggi daripada jika seluruh
payudara dan nodus limfe aksilaris diangkat.