Hak dan Kewajiban Anak

19 I berumur 18 tahun atau belum pernah melangsungkan perkawinan tersebut, yang tidak berada di bawah kekuasaan orang tua, berada di bawah kekuasaan wali. 3. Menurut ketentuan Hukum Adat Batas usia anak menurut ketentuan hukum adat dapat didefinisikan secara umum. R. Soepomo menyatakan bahwa ciri-ciri ukuran kedewasaan adalah sebagai berikut : a. Dapat bekerja sendiri b. Cakap dan bertanggungjawab dalam masyarakat c. Mengurus harta kekayaan sendiri d. Telah menikah e. Berusia 21 tahun Pengelompokan batas usia maksimum anak bergantung dari kepentingan hukum anak yang bersangkutan. Yang terpenting untuk digolongkan bahwa usia seorang anak, yaitu 0 nol tahun batas penuntutan 8 delapan tahun sampai dengan batas atas 18 tahun dan belum pernah kawin.

c. Hak dan Kewajiban Anak

1 Hak Anak Anak merupakan cerminan dari kehidupan bangsa. Anak merupakan pembawa dan penerus cita-cita bangsa. Sehingga baik buruknya masa depan bangsa bergantung pada baik buruknya kondisi anak pada saat ini. Hal-hal yang 20 I termasuk dalam hak asasi manusia HAM juga melekat pada diri setiap anak bangsa. Hak asasi manusia merupakan hak yang melekat pada setiap manusia sejak ia dilahirkan, yang mencerminkan martabatnya, yang harus memperoleh jaminan hukum, sebab hak-haknya hanya dapat efektif apabila hak-hak tersebut dilindungi oleh hukum.Anak merupakan kelompok yang rentan terhadap pelanggaran HAM. Hak asasi manusia menyangkut segala aspek kehidupan manusia yang merupakan pencerminan hakikat manusia sebagai pribadi, anggota masyarakat, dan makhluk Tuhan, yang harus dihormati dan dijamin oleh hukum 9 Seorang anak, dengan kemampuan dan pengalamannya yang masih terbatas, dalam pemenuhan hak-haknya tidak dapat menjalankannya sendiri . Hak untuk hidup, kemerdekaan berpikir dan berpendapat, hak untuk menentukan dan memilih jalan hidupnya sendiri, merupakan beberapa contoh dari hak asasi manusia yang juga dapat dimiliki oleh anak. Namun terlepas dari hakikatnya sebagai manusia, hak-hak anak juga mendapatkan pengaturan khusus yang harus dibedakan dari hak-hak orang dewasa. Hal ini dikarenakan, seperti telah dijelaskan sebelumnya, bahwa anak itu dianggap kondisi kejiwaan maupun cara berpikirnya masih labil, sehingga belum dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya sendiri. Dan seiring perkembangan anak itu sendiri, anak yang bertumbuh dan berkembang nantinya menjadi manusia dewasa, tentunya memiliki hak dan kewajiban yang senantiasa berubah pula sesuai dengan perkembangan fisik dan psikisnya. 9 Maidin Gultom, Perlindungan Hukum Terhadap Anak Dalam Sistem Peradilan Pidana Anak di Indonesia, PT. Refika Aditama, Bandung, cetakan ketiga, 2013, selanjutnya disingkat Maidin Gultom I, hlm. 8. 21 I melainkan masih memerlukan bantuan dan bergantung pada orang dewasa, khususnya dalam lingkungan sejak anak itu dilahirkan. Inilah yang menjadi peran penting bagi sebuah keluarga, terutama peran orang tua, sebagai elemen terkecil dan paling utama bagi seorang anak itu untuk tumbuh dan berkembang dengan baik. Dalam pasal 28B ayat 2 UUD 1945 ditetapkan bahwa “Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi”. Dari penjelasan dalam batang tubuh konstitusi tersebut, jelaslah bahwa kedudukan dan perlindungan terhadap hak-hak anak merupakan hal penting yang harus dijabarkan lebih lanjut dan dijalankan dalam kehidupan sehari-hari. Secara umum kita lihat dalam kehidupan sehari-hari, hak-hak anak itu dapat dirumuskan secara umum, tidak dominan mengarah pada perlindungan akan hak-hak hukumnya, seperti berhak mendapatkan pendidikan yang layak, hak untuk berserikat dan berkumpul, hak mengeluarkan pendapat, dan lain-lain. Pada tanggal 20 November 1989 diadakan Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa yang mensahkan Convention On The Rights of The Child Kovensi tentang Hak- Hak AnakKHA. Lebih lanjut pengaturan hak-hak anak di Indonesia saat ini juga diatur secara khusus dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan Keputusan Presiden No. 36 Tahun 1990 tentang Pengesahan Konvensi Hak-Hak Anak 10 10 M. Nasir Djamil,Op. Cit, hlm. 12. . Undang-Undang Perlindungan Anak, dalam pasal 1 butir 12 menyatakan bahwa hak anak adalah bagian dari hak asasi manusia yang wajib dijamin, dilindungi, dan dipenuhi oleh orang tua, keluarga, 22 I masyarakat, pemerintah dan negara. Dan undang-undang ini sendiri merupakan bentuk konkretisasi dari pelaksanaan Konvensi Hak-Hak Anak yang telah diratifikasi oleh Indonesia melalui Keputusan Presiden No. 36 Tahun 1990. Maka sejak tahun 1990 Indonesia terikat secara hukum untuk melaksanakan ketentuan yang termaktub dalam Konvensi tersebut. Konvensi PBB yang dimaksud di antaranya memuat 10 asas tentang hak-hak anak, yaitu 11 1. Anak berhak menikmati semua haknya sesuai ketentuan yang terkandung dalam deklarasi ini. Setiap anak tanpa pengecualian harus dijamin hak-haknya tanpa membedakan suku bangsa, warna kulit, jenis kelamin, bahasa, agama, pandangan politik, kebangsaan, tingkatan sosial, kaya miskin, kelahiran atau status lain, baik yang ada pada dirinya maupun pada keluarganya. : 2. Anak berhak memperoleh perlindungan khusus dan harus memperoleh kesempatan yang dijamin oleh hukum dan sarana lain, agar menjadikannya mampu untuk mengembangkan diri secara fisik, kejiwaan, moral, spiritual, dan kemasyarakatan dalam situasi yang sehat, normal sesuai dengan kebebasan dan harkatnya. Penuangan tujuan itu ke dalam hukum, kepentingan terbaik atas diri anak harus merupakan pertimbangan utama. 3. Anak sejak dilahirkan berhak akan nama dan kebangsaan. 11 Lihat Mukadimah Konvensi Hak-Hak Anak 23 I 4. Anak berhak dan harus dijamin secara kemasyarakatan untuk tumbuh kembang secara sehat. 5. Anak yang cacat fisik, mental, dan lemah kedudukan sosialnya akibat keadaan tertentu harus memperoleh pendidikan, perawatan dan perlakuan khusus. 6. Agar kepribadian anak tumbuh secara maksimal dan harmonis, ia memerlukan kasih sayang dan pengertian. 7. Anak berhak mendapat pendidikan wajib secara cuma-Cuma sekurang- kurangnya di tingkat sekolah dasar. 8. Dalam keadaan apapun anak harus didahulukan dalam menerima perlindungan dan pertolongan. 9. Anak harus dilindungi dari segala bentuk kealpaan, kekerasan, penghisapan. Mereka tidak boleh dijadikan subyek perdagangan, tidak boleh bekerja sebelum usia tertentu atau dilibatkan dalam pekerjaan yang dapat merugikan kesehatan dan pendidikannya maupun yang dapat mempengaruhi perkembangan tubuh, jiwa, dan akhlaknya. 10. Anak harus dilindungi dari perbuatan yang mengarah ke dalam bentuk diskriminasi sosial, agama, dan lain-lain. 2 Kewajiban Anak Ada hak tentu ada kewajiban. Tidak disarankan setiap manusia hanya akan menuntut haknya tanpa melaksanakan kewajibannya. Karena harus ada keseimbangan antara hak dengan kewajiban, sehingga keduanya dapat berjalan 24 I beriringan. Begitu juga akan kewajiban dari seorang anak. Mengapa kewajiban perlu dilakukan oleh seorang anak? Karena tidaklah mungkin anak itu akan menjadi seorang anak yang berakhlak baik jika ia hanya menuntut pemenuhan akan hak-haknya saja, sementara kewajibannya sendiri sering diabaikan. Jadi dapat dikatakan bahwa pemenuhan kewajiban merupakan salah satu cara untuk membimbing anak ke arah yang lebih baik. Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dalam pasal 19 merumuskan, bahwa setiap anak berkewajiban untuk : a Menghormati orang tua, wali,, dan guru; b Mencintai keluarga, masyarakat, dan menyayangi teman; c Mencintai tanah air, bangsa, dan negara; d Menunaikan ibadah sesuai dengan ajaran agamanya; dan e Melaksanakan etika dan akhlak yang mulia. Pelaksanaan terhadap kewajiban anak merupakan tugas kita semua. Baik keluarga, lingkungan, pemerintah bahkan instansi-instansi terkait harus dapat menyokong, memberikan dukungan dan motivasi bagi anak agar dapat menjalankan kewajibannya dengan sebaik-baiknya.

2. Bantuan Hukum

Dokumen yang terkait

Analisis Konsep Diversi dan Restorative Justice Dalam Undang-Undang No. 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak

22 292 126

Pertanggungjawaban pidana anak menurut hukum pidana islam dan undang-undang nomor 11 Tahun 2012 tentang sistem peradilan pidana anak

0 6 169

Pertanggungjawaban Pidana Anak Menurut Hukum Pidana Islam dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak

0 8 0

ANALISIS PERBANDINGAN PERLINDUNGAN HUKUM PIDANA TERHADAP ANAK SEBAGAI PELAKU TINDAK PIDANA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 1997 TENTANG PENGADILAN ANAK DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK

0 8 49

PENULISAN HUKUM / SKRIPSI TINJAUAN DISKRESI KEPOLISIAN TERHADAP ANAK PELAKU TINDAK PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK.

0 4 12

PENDAHULUAN TINJAUAN DISKRESI KEPOLISIAN TERHADAP ANAK PELAKU TINDAK PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK.

0 2 10

PENUTUP TINJAUAN DISKRESI KEPOLISIAN TERHADAP ANAK PELAKU TINDAK PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK.

0 2 4

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Analisis Yuridis Undang-Undang No. 16 Tahun 2011 Tentang Bantuan Hukum Dan Undang-Undang No. 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak Dalam Pemberian Bantuan Hukum Terhadap Anak Sebagai Pelaku Dan Korban Tin

1 1 42

ANALISIS YURIDIS UNDANG-UNDANG NO. 16 TAHUN 2011 TENTANG BANTUAN HUKUM DAN UNDANG-UNDANG NO. 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK DALAM PEMBERIAN BANTUAN HUKUM TERHADAP ANAK SEBAGAI PELAKU TINDAK PIDANA

0 0 10

EFEKTIVITAS BANTUAN HUKUM BERDASARKAN UNDANG – UNDANG NO. 16 TAHUN 2011 TENTANG BANTUAN HUKUM DALAM SISTEM PERADILAN PIDANA TERPADU SEBAGAI PERLINDUNGAN ATAS HAK ASASI MANUSIA - repo unpas

0 0 43