30
I
sendiri dirasakan serta ditafsirkan sebagai perbuatan yang tercela
17
Perbedaan definisi delinkuensi mengakibatkan timbulnya kesulitan dalam penentuan macam-macam jenis tingkah laku yang termasuk perbuatan
delinkuen. Sementara banyaknya pengertian juvenile delinquency menggambarkan bahwa terhadap pengertian juvenile delinquency tidak ada
keseragaman . Sementara
definisi juvenile delinquency menurut beliau adalah setiap perbuatan atau tingkah laku seseorang anak di bawah umur 18 tahun dan belum kawin yang merupakan
pelanggaran terhadap norma-norma hukum yang berlaku serta dapat membahayakan perkembangan pribadi si anak yang bersangkutan. Berbeda
dengan Fuad Hassan yang menyatakan bahwa juvenile delinquency adalah perbuatan anti sosial yang dilakukan oleh remaja, yang apabila dilakukan oleh
orang dewasa maka dikualifikasikan sebagai kejahatan.
18
b. Perlindungan Anak dan Peradilan Anak
. Artinya definisi yang diberikan oleh setiap ahli tergantung dari sudut mana seseorang memandangnya.
1 Perlindungan Anak
Perlindungan anak merupakan salah satu wujud hak yang harus diterima anak, terutama anak yang sedang berkonflik dengan hukum. Anak harus
mendapatkan perlindungan agar segala kepentingannya dapat terlaksana. Anak wajib dilindungi agar mereka tidak menjadi korban tindakan siapa saja individu
17
Romli Atmasasmita, Problema Kenakalan Anak dan Remaja, Armico, Bandung, 1984, hlm. 23.
18
Marlina, Op. Cit, hlm. 41.
31
I
atau kelompok, organisasi swasta ataupun pemerintah
19
“Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara” . Hak untuk mendapatkan
perlindungan ini berhak diperoleh oleh semua anak tanpa terkecuali. Hal ini didasarkan karena anak adalah masa depan bangsa dan penerus cita-cita bangsa.
20
. Sejak dahulu Konstitusi kita sendiri sudah menyatakan demikian. Seyogyanya seorang
anak harus dipelihara dan mendapatkan perlindungan agar mempunyai kesempatan yang luas untuk tumbuh dan berkembang dengan wajar dan baik
secara rohani, jasmani, dan sosial. Perlindungan anak merupakan usaha dan kegiatan seluruh lapisan masyarakat dalam berbagai kedudukan dan peranan, yang
menyadari betul pentingnya anak bagi nusa dan bangsa di kemudian hari
21
Undang-Undang No. 23 Tahun 2002, dalam pasal 1 angka 2 menyatakan bahwa perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan
melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan,
serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Sementara itu, perlindungan khusus dapat diberikan bagi anak yang sesuai dengan konsep judul
skripsi ini, yaitu anak yang berkonflik dengan hukum. Hal ini dipertegas selanjutnya dalam pasal 1 angka 15 Undang-Undang Perlindungan Anak yang
menyatakan bahwa perlindungan khusus adalah perlindungan yang dapat diberikan kepada anak dalam situasi darurat, anak yang berhadapan dengan
.
19
Maidin Gultom, Perlindungan Hukum Terhadap Anak dan Perempuan, PT. Refika Aditama, Bandung, cetakan kedua, 2013, selanjutnya disingkat Maidin Gultom II, hlm. 69.
20
Pasal 34 UUD 1945
21
Maidin Gultom I,Op. Cit, hlm. 33.
32
I
hukum, anak dari kelompok minoritas dan terisolasi, anak yang dieksploitasi secara ekonomi dan atau seksual, anak yang diperdagangkan, anak yang menjadi
korban penyalahgunaan narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya napza, anak yang menyandang cacat, dan anak korban perlakuan salah dan
penelantaran. Dasar-dasar perlindungan anak adalah
22
a Dasar filosofis. Pancasila dasar kegiatan dalam berbagai bidang
kehidupan keluarga, bermasyarakat, bernegara, dan berbangsa, dan dasar filosofis pelaksanaan perlindungan anak.
:
b Dasar etis. Pelaksanaan perlindungan anak harus sesuai dengan etika
profesi yang berkaitan, untuk mencegah perilaku menyimpang dalam pelaksanaan kewenangan, kekuasaan, dan kekuatan dalam pelaksanaan
perlindungan anak. c
Dasar yuridis. Pelaksanaan perlindungan anak harus didasarkan pada UUD 1945 dan berbagai peratura perundang-undangan lainnya yang
berlaku. Penerapan dasar yuridis ini harus secara integratif, yaitu penerapan terpadu menyangkut peraturan perundang-undangan dari
berbagai bidang hukum yang berkaitan. Perlindungan hak-hak anak pada hakikatnya menyangkut langsung
pengaturan dalam peraturan perundang-undangan. Kebijaksanaan, usaha dan kegiatan yang menjamin terwujudnya perlindungan hak-hak anak, pertama-tama
22
Maidin Gultom II, Op. Cit, hlm. 70.
33
I
didasarkan atas pertimbangan bahwa anak-anak merupakan golongan yang rawan dan dependent, di samping karena adanya golongan anak-anak yang mengalami
hambatan dala pertumbuhan dan perkembangannya, baik rohani, jasmani maupun sosial
23
. Dari berbagai macam peraturan yang ada, maka secara yuridis, Indonesia telah berupaya secara maksimal dalam memberikan perlindungan terhadap hak
anak. Yang dibutuhkan kemudian adalah implementasi dari berbagai macam peraturan yang sudah ada yang tentunya menjadi tugas dan kewenangan dari
eksekutif
24
Berbicara mengenai peradilan, maka sangat besar kaitannya dengan proses beracara di pengadilan, yaitu dengan ketentuan-ketentuan hukum acara.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, peradilan yaitu segala sesuatu mengenai perkara pengadilan. Dan mengenai perkara yang dimaksud, apakah menyangkut
perkara pidana, perdata ataupun tata usaha negara, harus diselesaikan menurut hukum acara masing-masing. Peradilan juga merupakan tempat mencari keadilan
dalam menyelesaikan masalah-masalah tentang hak dan kewajiban seseorang menurut hukum. Secara yuridis peradilan merupakan kekuasaan kehakiman yang
berbentuk badan peradilan .
2 Peradilan Anak
25
23
Maidin Gultom I, Op. Cit, hlm. 35.
24
M. Nasir Djamil, Op. Cit, hlm. 29.
25
Maidin Gultom I, Op. Cit, hlm. 66.
. Peradilan secara sosiologis berperan sebagai lembaga kemasyarakatan harus dapat mencapai aspek tertinggi dari segala aspek
nilai dalam hubungan antara manusia dan masyarakat, yaitu nilai keadilan.
34
I
Peradilan Anak merupakan badan peradilan yang berada di lingkungan Peradilan Umum. Dikatakan demikian karena Peradilan Anak bukan merupakan
pengadilan khusus yang berdiri sendiri, melainkan suatu pengkhususan di lingkungan Peradilan Umum dengan kualifikasi perkara sama jenisnya dengan
yang dilakukan oleh orang dewasa, yaitu melanggar ketentuan dalam KUHP. Hanya saja penanganan maupun cara berprosesnya di pengadilan harus dibedakan
dari orang dewasa. Penempatan kata “anak” dalam Peradilan Anak menunjukkan batasan atas perkara yang ditangani oleh Badan Peradilan yaitu perkara anak
26
. Selain itu sebagai penegasan kekhususan untuk membedakan dengan sistem
peradilan pidana dewasa. Keadilan yang akan diwujudkan harus dilakukan dengan memperhatikan kepentingan dan kebutuhan anak. Hak-hak anak harus dijunjung
tinggi. Kesejahteraan anak adalah hal utama yang harus diwujudkan. Peradilan Anak melibatkan anak dalam proses hukum sebagai subyek tindak pidana dengan
tidak mengabaikan hari depan anak tersebut, dan menegakkan wibawa hukum sebagai pengayoman, pelindung serta menciptakan iklim yang tertib untuk
memperoleh keadilan
27
Sistem peradilan pidana criminal justice system menunjukkan mekanisme kerja dalam penanggulangan kejahatan dengan mempergunakan dasar
“pendekatan sistem” .
28
26
Ibid., hlm. 74.
27
Maidin Gultom II,Op. Cit, hlm.192.
28
M. Nasir Djamil, Op. Cit, hlm. 44.
. Pasal 1 angka 1Undang-Undang SPPA menyatakan bahwa Sistem Peradilan Pidana Anak adalah keseluruhan proses penyelesaian perkara
anak yang berhadapan dengan hukum, mulai tahap penyelidikan sampai dengan
35
I
tahap pembimbingan setelah menjalani pidana. Diundangkannya peraturan baru tentang sistem peradilan pidana anak yang menggantikan Undang-Undang
Pengadilan Anak terdahulu menyebabkan tata cara persidangan maupun penjatuhan hukuman dilaksanakan berdasarkan ketentuan undang-undang yang
baru.
c. Tujuan Peradilan Anak