Percobaan Pendahuluan Optimasi FormulaMikroemulsi dengan Variasi Kosentrasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Bioavailability Bioequivalence PBB, dan Laboratorium Medical Research, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Laboratorium Balai Inkubator Teknologi BIT kawasan PUSPIPTEK Serpong. Penelitian berlangsung selama 8 bulan, terhitung dari bulan Mei 2012 sampai dengan Desember 2012.

3.3 Alat dan Bahan

3.3.1 Alat

Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Ultimate 3000 Dionex ® yang terdiri dari pompa, kolom Dionex ® , injektor dan ultraviolet detektor, penyaring membran 0,45 µ m Filtrex ® , alat-alat gelas Iwaki Pyrex ® , timbangan analitik AND GH-202 ® , pipet mikro Eppendorf ® , lemari pendingin Sanyo Medicool ® , Oven France Etuves C 3000 ® , pengaduk magnetik Nuova Stirrer ® , hot plate Advantec SRS710HA, Centrifuge Eppendrof SH7R, perangkat alat uji difusi Franz, potongan melintang otot tikus.

3.3.2 Bahan

Testosteron Undekanoat Jinan Yunxiang Co. Ltd, Benzil Benzoat Aldrich Chemistry, Isopropil Miristat Merck, Castor Oil Aldrich Chemistry, Tween 80 Merck, Aquabidestilata PT. Ikapharmindo Putramas, Aquadest for HPLC Merck, Asetonitril Merck, Methanol Merck, Posphate Buffer Saline PBS.

3.4 Prosedur Kerja

3.4.1 Percobaan Pendahuluan

Percobaan pendahuluan dilakukan untuk mencari konsentrasi campuran minyak yang dapat mensolubilisasi testosteron undekanoat sesuai kekuatan yang paling besar. Selain itu, dilakukan optimasi kondisi pembuatan mikroemulsi yaitu kecepatan pengadukan dan waktu pengadukan. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Pencarian konsentrasi campuran minyak dilakukan dengan mencampurkan semua komponen minyak hingga tercampur homogen. Setelah itu ke dalam campuran minyak ditambahkan zat aktif sedikit demi sedikit hingga jenuh. Setiap penambahan zat aktif dilakukan pencatatan jumlah yang ditambahkan. Jumlah zat aktif yang dapat tersolubilisasi oleh perbandingan campuran minyak adalah jumlah zat aktif hingga sebelum jenuh. Perbandingan campuran minyak yang dipilih adalah yang dapat mensolubilisasi zat aktif paling besar. Perbandingan campuran minyak dapat dilihat pada tabel 3.1. Tabel 3.1. Perbandingan Campuran Minyak No IPM Minyak Jarak BB 1 20 8 43 2 20 8 41 3 22 5 44 4 25 5 41 Perbandingan campuran minyak ini didapatkan dari hasil optimasi formula yang akan jadi mikroemulsi. Formula pada tabel 3.1 merupakan formula yang dapat membentuk mikroemulsi sehingga selanjutnya ditentukan formula mana yang dapat meningkatkan solubilisasi testosteron undekanoat paling besar. Optimasi kondisi yang dilakukan yaitu kecepatan penggadukan dilakukan pada kecepatan yaitu 100-200rpm, 750 rpm dan 1000-1500rpm. Waktu percobaan dihitung setelah penambahan air lalu terbentuk mikroemulsi dan dilanjutkan hingga terlihat adanya kabut-kabut putih yang menandakan pada waktu tersebut mikroemulsi sudah tidak stabil. Waktu yang terpilih adalah waktu yang dapat menghasilkan mikroemulsi yang jernih, transparan dan stabil.

3.4.2 Optimasi FormulaMikroemulsi dengan Variasi Kosentrasi

Setelah mendapatkan persentase fase minyak maka dilakukan optimasi dan digambarkan dengan diagram fase pseudoterner. Diagram fase pseudoterner membantu mendapatkan konsentrasi optimum fase minyak, surfaktan, kosurfaktan dan air daerah yang menghasilkan mikroemulsi yang jernih, transparan dan tetap UIN Syarif Hidayatullah Jakarta stabil. Diagram Fase dibuat dengan variasi konsentrasi minyak dan surfaktan. Persamaan yang digunakan untuk komposisi diagram fase adalah : A Tween 80+ B minyak jarak + IPM + benzil benzoat+ C Air = 100 A = Surfaktan B = Fase minyak C = Air Tabel 3.2 Optimasi Formula Mikroemulsi Nama Formula Tween 80 Benzil Benzoat Isopropil Miristat Minyak Jarak Air A 3 55,46 27,26 11,48 3 B 10 51,33 25,23 10,44 3 C 15 48,38 23,78 9,48 3 D 20 45,43 22,33 9,24 3 E 22 44,25 21,75 9 3 F 23 43,66 24,46 8,88 3 G 24 43,07 21,17 8,76 3 H 25 42,48 20,88 8,64 3 I 27 41,3 20,3 8,4 3 J 28 41 20 8 3 K 29 40,12 19,72 7,806 3 L 30 39,53 19,43 7,68 3 M 33 37,46 18,56 7,68 3 N 37 35,76 17,4 7,2 3 O 45 21,32 10,4 4,16 3 P 30 36,58 17,96 7,44 5 Q 30 36,84 17,97 7,19 8 R 25 35,4 17,4 4,8 15 S 20 17,7 8,7 3,6 50 T 30 11,8 5,8 2,4 50 U 40 11,8 5,8 2,4 40 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.4.3 Pembuatan Mikroemulsi