UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
volume pemberian maksimal 2ml sedangkan jika diberikan pada otot bagian gluteeal volume pemberian maksimal adalah 5ml TPC,92; Lachman 1992 tetapi
biasanya 4 ml. Persyaratan injeksi intramuskular yaitu dapat diberikan sediaan injeksi
dengan pembawa air ataupun non-air yang dapat bercampur atau tidak dengan air, suspensi atau larutan koloid, dan emulsi. Tujuan suatu obat diberikan secara
intramuskular adalah mendapatkan efek obat yang tidak terlalu cepat ataupun untuk sistem depo dimana obat dilepaskan secara lambat sehingga obat dapat
bertahan lama di dalam tubuh seperti contohnya obat-obat KB.
2.5 Uji Difusi
Difusi didefinisikan sebagai suatu proses perpindahan massa molekul suatu zat yang dibawa oleh gerakan molekular secara acak dan berhubungan
dengan adanya perbedaan konsentrasi aliran molekul melalui suatu batas, misalnya suatu membran polimer, merupakan suatu cara yang mudah untuk
menyelidiki proses difusi Martin, 1983. Difusi adalah proses menjadi difus atau tersebar luas, gerakan molekul
spontan atau partikel dalam larutan, disebabkan gerakan acak suhunya, sehingga kadarnya sama di seluruh larutan, proses itu tidak memerlukan penambahan
energi terhadap sistem. Pada dasarnya difusi ada 2 macam yaitu difusi aktif dan difusi pasif. Perbedaan dari keduanya ada pada penggunaan energi. Difusi aktif
memerlukan energy dalam perpindahanya sedangkan difusi pasif tidak memerlukan energi untuk perpindahan zat. Difusi bebas atau traspor pasif suatu
zat melalui cairan, zat padat, atau melalui membran adalah suatu proses yang sangat penting dalam ilmu farmasi Martin, 1983.
2.6 Hukum Fick
Mengacu kepada hukum Fick tentang difusi, jumlah materi M satuan =
gram atau mol yang melintasi suatu unit area satuan = cm
2
per satuan waktu
satuan = detik dikenal sebagai aliran J, digambarkan sebagai berikut :
= .
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Pada gilirannya, aliran bersifat proposional terhadap gradien konsentrasi
= −
Di mana dCdx adalah perubahan konsentrasi dalam sebuah jarak kecil tak berhingga. Untuk merubah tanda proporsional menjadi tanda sama dengan maka
sebuah konstanta ditambahkan
= −
Yang mana D diketahui sebagai koefisien difusi atau difusifitas satuan =
cm
2
det. Koefisien difusi adalah ukuran laju permeabilitas dari molekul melintasi suatu area. Tanda negatif menunjukkan bahwa konsentrasi berkurang sebagai
fungsi dari jarak. Bagaimanapun, aliran selalu memiliki nilai positif Amiji, M. M., 2003.
2.7 Sel Difusi Statis
Franz Cell
Franz Cell sel difusi statis dengan satu ruang One Chambered Cell pertama kali dibuat oleh Franz. Difusi Franz Cell mungkin adalah sel difusi yang
paling banyak digunakan dan telah tersedia secara komersil Crown Glass company, Somerville, New Jersey selama bertahun-tahun. Hal-hal yang perlu
diperhatikan tentang Sel Difusi Franz adalah sebagai berikut Bronaugh and Raymond, 1984:
a Volume Reseptor Volume reseptornya dapat dibuat bervariasi dengan diameter peletakan membran.
Volume reseptor Sel Franz tidak harus dimodifikasi seperti pada Flow Through Cell karena volume reseptor yang relaitf besar Bronaugh and Raymond, 1984.
b Pemeliharaan Suhu Air yang dipanaskan biasanya digunakan untuk mempertahankan suhu fisiologis,
meskipun ada perdebatan mengenai suhu yang sesuai untuk studi difusi. Sel harus dipanaskan dengan air pada suhu yang diinginkan. Pada umumnya air dengan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
suhu 37
o
C disirkulasikan melalui sel Franz untuk menjaga suhu sesuai dengan keadaan fisiologis tubuh Bronaugh and Raymond, 1984.
c Tempat Peletakan Membran Membran diletakkan diantara pertemuan dua bagian gelas utama dan direkatkan
dengan penjepit logam. Biasanya pada pertemuan kedua gelas utama ini terdapat karet O ring. Pada saat pengujian karet ini harus dilepas karena dapat
mengabsorbsi bahan-bahan yang bersifat lipofil Bronaugh and Raymond, 1984. d Pencampuran Isi Reseptor
Magnetic stirrer biasanya digunakan untuk mengaduk medium reseptor pada sel Franz. Magnetic stirrer ini digunakan agar senyawa yang ada dalam medium
difusi tetap tercampur homogen Bronaugh and Raymond, 1984.
Gambar 2.8. Franz Diffusion Cell
Pjanovic, Rada, 2009
2.8 Prosedur dan Alat Pengujian Difusi