UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.2.4.3 Minyak Jarak Castrol Oil
Minyak jarak adalah minyak kental yang berwarna kuning pucat dengan bau yang sedikit khas dan mempunyai rasa yang sedikit tajam. Minyak jarak
sedikit larut di dalam kloroform, etanol, eter, metanol, sangat mudah larut dalam etanol 95 dan petroleum eter, tidak larut dalam minyak mineral kecuali kalau
dicampur dengan minyak nabati. Minyak jarak harus disimpan pada wadah kedap
udara pada suhu tidak lebih dari 15ยบ C Rowe, Paul, Marian, 2009.
Minyak jarak biasanya digunakan dalam kosmetik, produk makanan, dan formulasi farmasetik. Dalam formulasi farmasetik, minyak jarak umumnya
digunakan untuk krim dan salep sediaan topical dengan konsentrasi 5-12,5. Namun, minyak jarak juga digunakan pada tablet oral dan formulasi berbentuk
kapsul serta digunakan juga sebagai pelarut pada sediaan injeksi intramuskular. Penggunaan minyak jarak dalam kosmetik, produk makanan dan formulasi
farmasi umumnya tidak toksik dan tidak mengiritasi jika digunakan sebagai zat
tambahan.
2.2.4.4 Tween 80
Tween 80 atau polisorbat 80 merupakan surfaktan nonionik yang memiliki toksisitas rendah sehingga dapat digunakan untuk penggunaan oral dan parenteral.
Tween 80 berbentuk cairan berwarna kuning dengan bau khas lemah. Tween 80 memiliki bobot jenis 1,08 gcm
3
dan nilai HLB 15 . Nilai HLBnya 14,9. Tween 80 larut dalam etanol dan air. Selain itu, tidak larut dalam minyak mineral dan
minyak nabati. Dalam sediaan farmasetik tween 80 digunakan sebagai agen pengemulsi, solubilisator, pembasah, dan agen pensuspensi atau pendispersi.
Dosis tween 80 yang dapat digunakan di dalam tubuh selama sehari acceptable
daily intake yaitu 25 mgkgbb Rowe, Paul, Marian, 2009.
2.3 Kestabilan Mikroemulsi
Ada empat fenomena yang terjadi jika sebuah emulsi tidak stabil yaitu flokulasi, creaming, koalesen dan pemisahan sempurna breaking. Hal tersebut
pun bisa terjadi pada sebuah sediaan mikroemulsi Im-Emsap, 2002.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Flokulasi terjadi jika partikel-partikel terdispersi saling berikatan
membentuk kelompok lebih besar, tapi jika dengan pengocokan yang cukup sediaan akan kembali terdispersi. Terjadinya flokulasi disebabkan oleh kurangnya
jumlah surfaktan dan volume fase terdispersi yang terlalu tinggi.
Creaming adalah pemisahan suatu emulsi ke dalam dua daerah yang
berbeda dimana salah satunya lebih kaya dengan fase dispersi dibandingkan yang lain. Creaming ini tidak begitu serius karena mudah dihomogen lagi dengan
pengocokan. Creaming mengindikasikan ketidakstabilan pada emulsi sehingga harus dicegah pembentukanya.
Koalesen terjadi pada kelompok partikel terdispersi yang membentuk
kelompok yang lebih besar lagi dan bersifat irreversibel, hal ini dapat terjadi akibat keringnya air yang terdapat pada lapisan tipis antarmuka atau pecahnya
lapisan tipis antarmuka.
Breaking adalah proses pemisahan sempurna dari emulsi menjadi masing-
masing komponen cair. Proses pemisahan tersebut terjadi dalam 2 tahap yaitu flokulasi dan koalesen.
Gambar 2.7. Ketidakstabilan Emulsi
Im-Emsap W, 2002
2.4 Sediaan Parenteral Intramuskular
Injeksi intramuskular adalah injeksi volume kecil yang diinjeksikan ke dalam otot rangka, biasanya pada otot deltoid di bahu atau otot gluteal di bokong.
Suspensi dan larutan berminyak serta injeksi dengan pembawa air dapat diberikan melalui rute ini. Perbedaan tempat injeksi membuat menyebabkan perbedaan
volume maksimal pemberian. Jika disuntikan pada otot .bagian deltoid maka
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
volume pemberian maksimal 2ml sedangkan jika diberikan pada otot bagian gluteeal volume pemberian maksimal adalah 5ml TPC,92; Lachman 1992 tetapi
biasanya 4 ml. Persyaratan injeksi intramuskular yaitu dapat diberikan sediaan injeksi
dengan pembawa air ataupun non-air yang dapat bercampur atau tidak dengan air, suspensi atau larutan koloid, dan emulsi. Tujuan suatu obat diberikan secara
intramuskular adalah mendapatkan efek obat yang tidak terlalu cepat ataupun untuk sistem depo dimana obat dilepaskan secara lambat sehingga obat dapat
bertahan lama di dalam tubuh seperti contohnya obat-obat KB.
2.5 Uji Difusi