Prosedur kerja di lapang Prosedur kerja di laboratorium

3.2 Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan selama penelitian disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Alat, bahan, dan kegunaan dalam penelitian Jenis Kegunaan

A. Alat

1. Jaring Rampus dengan mesh size 1,75 Untuk menangkap ikan 2. Penggaris Mengukur panjang total ikan 3. Timbangan kue ketelitian 1 gram Menimbang bobot ikan 3. Timbangan digital ketelitian 0.01 gram Menimbang ikan dan bobot gonad 4. Mikroskop dan mikrometer okuler serta objektif Untuk mengukur diameter telur 5. Alat bedah Membedah ikan 6. Cawan petri Tempat menganalisis gonad ikan 7. Botol film dan plastik Wadah untuk mengawetkan gonad ikan 8. Hand tally counter Untuk menghitung jumlah telur

B. Bahan

1. Ikan Tetet Johnius belangerii Objek penelitian 2. Larutan formalin 10 dan 4 Mengawetkan ikan dan gonad ikan

3.3 Metode Kerja

3.3.1 Prosedur kerja di lapang

Pengambilan contoh ikan dilakukan setiap hari dimulai dari tanggal 1 April hingga 31 September 2009 oleh enumerator. Ikan contoh yang diambil sebanyak 3-5 ikan setiap harinya. Ikan yang diambil difokuskan pada ikan betina saja. Setiap ikan contoh diukur panjang dan berat, diambil gonadnya dan diberi formalin 4. Kemudian sampel gonad dikirim ke Bogor untuk dianalisis. Pengukuran panjang menggunakan mistar dengan ketelitian 0.1 cm dan pengukuran berat ikan contoh oleh enumerator menggunakan timbangan kasar dengan ketelitian 1 gr. Pengambilan contoh secara langsung pada tanggal 19 Juli 2010 sebanyak 20 ekor ikan dari hasil tangkapan untuk identifikasi, pengukuran panjang-berat, dan validasi berat. Validasi berat menggunakan timbangan digital dengan ketelitian 0.01 gram dan timbangan kasar dengan ketelitian 1 gram yang digunakan oleh enumerator. Adanya validasi berat antara berat timbangan kasar dengan timbangan digital untuk mengkonversi berat 1 gram pada timbangan kue ke timbangan digital. Validasi berat didapatkan rumus dengan nilai R 2 = 99,4 : = 0.938 − 11.31 Keterangan : TD : Timbangan Digital 0.01 gram TK : Timbangan Kasar 1 gram

3.3.2 Prosedur kerja di laboratorium

3.3.2.1 Penentuan tingkat kematangan gonad secara morfologi

Analisis laboratorium dimulai pada bulan Maret hingga Juni 2010. Sampel gonad ikan tetet yang dikirimkan kemudian dianalisis. Tingkat kematangan gonad ditentukan dengan mengamati ciri-ciri morfologisnya menurut Effendi 1997 terdapat pada Tabel 3 : Tabel 3. Tingkat kematangan gonad ikan Effendi 1997 TKG ikan belanak Mugil dussumieri modifikasi Cassie Tingkat Deskripsi I Ovarium seperti benang, panjang sampai kedepan rongga tubuh, warna jernih, permukaan licin II Ukuran ovarium lebih besar. Pewarnaan lebih gelap kekuning-kuningan, telur belum terlihat jelas dengan mata. III Ovarium berwarna kuning. Secara morfologi telur mulai kelihatan butirnya dengan mata. IV Ovarium makin besar, telur berwarna kuning, mudah di pisahkan. Butir minyak tidak tampak, mengisi ½ – 23 rongga perut, usus terdekat. V Ovarium berkerut, dinding tebal, butir telur sisa terdapat di deket pelepasan. Banyak telur seperti pada tingkat II. Gonad ikan dipisahkan berdasarkan TKG dan bulan ikan tersebut diambil. Kemudian gonad yang akan diamati fekunditas dan diameter telurnya hanya yang memiliki tingkat kematangan gonad IV. Fekunditas total telur dapat dihitung pada contoh dengan menggunakan metode campuran. Pada tahap selanjutnya diameter telur diukur dengan mengambil contoh dari tiga bagian telur yaitu bagian anterior, tengah, dan posterior setiap ikan, lalu dengan menggunakan mikrometer okuler dan objektif diukur diameter telurnya.

3.3.2.2 Pengitungan jumlah telur fekunditas dan pengukuran diameter telur

Penghitungan fekunditas dilakukan pada ikan tetet betina yang memiliki tingkat kematangan gonad TKG IV. Sampel gonad TKG IV diukur beratnya, sampel diambil dari bagian anterior, bagian tengah dan posterior gonad, kemudian ditimbang dan diletakkan di atas cawan petri lalu diencerkan dengan akuades sebanyak 10 ml, dan ambil 1 ml dari pengenceran 10 ml, kemudian dihitung dengan hand tally counter . Penghitungan fekunditas atau jumlah telur menggunakan metode gabungan Effendie 1979. Pengukuran diameter telur dilakukan pada ikan-ikan contoh yang memiliki tingkat kematangan gonad TKG IV. Diameter telur yang diukur merupakan bagian kecil yang diambil dari subgonad, yaitu bagian posterior, median, dan anterior telur. Telur-telur itu diletakkan di atas gelas objek secara rapi, kemudian diamati sebanyak 50 telur tiap bagiannya dengan mikroskop binokuler berskala mikrometer yang sudah ditera.

3.3.2.3 Pembuatan preparat histologis gonad

Metode pembuatan preparat histologis gonad ikan tetet Johnius belangerii berdasarkan Angka et al. 1990 in Simanjuntak 2010 Lampiran 1.

3.4 Analisis Data