Aspek Eksploitasi Laju eksploitasi dan variasi temporal keragaan reproduksi Ikan Tetet (Johnius belangerii) betina di Pantai Utara Jawa pada bulan april-september

4.3 Aspek Eksploitasi

Kegiatan penangkapan yang semakin meningkat secara terus menerus akan menyebabkan terjadinya perubahan struktur populasi, penurunan stok bahkan menyebabkan kepunahan. Tingkat ekploitasi ikan tetet Johnius belangerii belum banyak diketahui. Nilai eksploitasi ikan ini dapat dilihat dari beberapa aspek. Aspek pertumbuhan dengan melihat pola pertumbuhan ikan tersebut yang didominasi ikan- ikan berukuran besar ataupun ikan-ikan berukuran kecil. Aspek reproduksi dengan melihat ukuran pertama kali matang gonad ikan tetet, ukuran diameter telur, dan jumlah telur. Tabel 7. Parameter pertumbuhan dan mortalitas ikan tetet dengan menggunakan program FISAT II didua lokasi Lokasi Jenis Parameter Pertumbuhan Parameter Mortalitas L∞ K M Z F E Mayangan Juraida 2004 Johnius belangerii 232.05 0.810 0.878 3.719 2.841 0.76 Gebang 2010 Johnius belangerii 185.85 0.980 1.074 3.886 2.812 0.72 Keterangan : L∞ = panjang yang tidak dapat dicapai ikan mm; K = koefisien pertumbuhan per tahun; M = laju mortalitas alami per tahun; Z = laju mortalitas total per tahun; F = laju mortalitas penangkapan per tahun; E = laju eksploitasi Perhitungan tingkat ekploitasi menggunakan pengamatan nilai L∞, K koefisien pertumbuhan, dan parameter-parameter laju mortalitas. Parameter pertumbuhan pada Tabel 7 menunjukan ikan tetet Johnius belangerii wilayah Perairan Mayangan memiliki L∞ yaitu, 232.05 mm dengan koefisien pertumbuhan sebesar 0.810 per tahun. Sedangkan pada Perairan Gebang ikan tetet Johnius belangerii memiliki L∞ yaitu sebesar 185.85 mm dengan 0.980 per tahun. Laju mortalitas meliputi laju mortalitas total Z, mortalitas alami M, dan mortalitas penangkapan. Berdasarkan Tabel 7, diketahui bahwa nilai mortalitas ikan tetet di perairan Gebang tertinggi pada laju mortalitas penangkapan F yaitu 2.812 per tahun dibandingkan dengan laju mortalitas alami M yaitu 1.074 per tahun. Hal ini menunjukan bahwa 28.12 kematian ikan tetet di Perairan Gebang diakibatkan adanya kegiatan penangkapan. Sama halnya dengan di perairan Mayangan nilai laju mortalitas ikan tetet tertinggi diakibatkan kegiatan penangkapan F yaitu sebesar 2.841 per tahun dibandingkan dengan nilai laju mortalitas alaminya M, yaitu sebesar 0.878 per tahun. Hal ini tidak jauh berbeda dengan ikan-ikan yang berada di Gebang, dimana 28.41 kematian ikan tetet diakibatkan adanya kegiatan penangkapan. Hasil pengamatan pada Tabel 7 memperlihatkan bahwa tingkat ekploitasi di Perairan Gebang sebesar 0.720 atau 72. Dan pada perairan Mayangan sebesar 0.760 per tahun atau 76 . Nilai-nilai tersebut telah melampaui batas laju eksploitasi yang dikemukan oleh Gulland 1971 in Pauly 1984 yaitu 0,50 atau 50. Tingkat eksploitasi yang telah melebihi batas optimum yaitu 50 mengakibatkan ukuran panjang maksimum ikan menjadi lebih kecil. Ikan tetet Johnius belangerii di Perairan Gebang telah melebihi batas optimum atau dapat dikatakan telah mengalami tangkap lebih overfishing. Hasil pengamatan memperlihatkan bahwa nilai L∞ ikan lebih kecil dibandingkan dengan ikan di Pantai Mayangan. L∞ yang mampu dicapai oleh ikan tetet di Perairan Gebang sebesar 185.85 mm dengan koefisien pertumbuhan 0.98 per tahun.

4.4 Aspek Reproduksi