I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kabupaten Cirebon dengan luas wilayah 986,00 km terletak antara 108
o
32’ – 108
o
49 Bujur Timur dan 6
o
– 7
o
Lintang Selatan merupakan bagian dari wilayah propinsi Jawa Barat yang terletak di bagian timur dan sekaligus sebagai pintu
gerbang antara propinsi Jawa Barat dengan Propinsi Jawa Tengah. Perairan Gebang, Kabupaten Cirebon merupakan kawasan pesisir yang subur dan memiliki potensi
sumberdaya perikanan yang cukup melimpah www.cirebonkab.go.id. Iklim wilayah Indonesia khususnya pesisir jawa bagian utara dipengaruhi oleh angin
muson yang mengakibatkan adanya dua musim, yaitu musim barat dan musim timur. Musim barat terjadi pada bulan Desember sampai bulan Februari, bulan
Maret sampai Mei merupakan musim peralihan antara musim barat ke musim timur. Musim timur terjadi pada bulan Juni sampai Agustus, bulan September hingga
November merupakan musim peralihan antara musim timur ke musim barat. Ikan tetet Johnius belangerii merupakan salah satu sumberdaya ikan yang
didaratkan di PPI Gebang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Ikan tersebut termasuk salah satu ikan komersial tingkat rendah www.fishbase.org. Harga relatif murah
sekitar Rp 4.000,00kg, sehingga biasanya dipasarkan dalam bentuk segar maupun asin. Habitat ikan tetet mendiami pantai dan muara. Nelayan setempat
memperlakukan ikan ini sebagai hasil tangkapan sampingan dengan hasil tangkapan utama berupa ikan-ikan pelagis kecil seperti ikan kembung, tenggiri, dan tongkol.
Walaupun dari segi penangkapannya ikan ini bukan tangkapan utama, tetapi harus ada upaya pengelolaan terhadap ikan ini untuk mencegah terjadinya overfishing.
Berbeda dengan ikan tetet di Perairan Mayangan yang merupakan ikan ekonomis penting bersama dengan ikan ekonomis penting lainnya seperti selanget, blama, dan
tiga waja. Ikan ini menjadi sasaran utama para nelayan yang beroperasi di daerah tersebut Rahardjo Simanjutak 2007.
Berdasarkan penelitian Rahardjo Simanjuntak 2007 di Pantai Mayangan, pencapaian tingkat kematangan ikan tetet betina dengan tingkat kematangan gonad
TKG IV selalu hadir setiap bulannya selama penelitian satu tahun, sedangkan ikan tetet jantan dengan tingkat kematangan gonad TKG IV hanya ditemukan pada
bulan Oktober hingga April. Hal ini menunjukan bahwa ikan tetet memiliki potensi reproduksi yang cukup baik di dalam memelihara keberlangsungan populasinya.
Penangkapan yang semakin meningkat secara terus menerus akan menyebabkan terjadinya perubahan struktur populasi, penurunan stok bahkan
menyebabkan kepunahan. Pada kondisi perikanan yang masih belum dieksploitasi, komposisi populasi masih menyediakan secara proporsional ikan-ikan yang
berukuran besar dan berumur tua. Akibat penangkapan, populasi akan didominasi oleh ikan-ikan berukuran kecil dan berumur muda yang selanjutnya berpengaruh
terhadap keragaan reproduksinya. Keragaan reproduksi merupakan penampilan parameter reproduksi ikan.
Penampilan ini dapat dilihat pada ikan betina karena pengaruh dari betina lebih tinggi terhadap keberhasilan reproduksi ikan. Aspek biologi reproduksi ikan tetet
dapat memberikan beberapa informasi penting, diantaranya adalah fekunditas yang berhubungan dengan rekruitmen, perkembangan gonad, ukuran pertama kali matang
gonad, waktu pemijahan, dan tipe pemijahan. Status eksploitasi ikan tetet Johnius belangerii
masih belum diketahui hanya sebatas biologi reproduksinya saja. Pengetahuan mengenai tingkat eksploitasi sangat diperlukan karena dengan
mengetahui tingkat eksploitasi ikan tersebut dapat melihat perubahan struktur populasi dan keragaan reproduksi ikan. Tingkat ekploitasi yang tinggi akan
memperlihatkan struktur populasi yang terdapat pada suatu perairan didominasi oleh ikan-ikan kecil dan muda yang akan mempengaruhi keragaan reproduksi ikan
tersebut. Sedangkan tingkat eksploitasi yang rendah memperlihatkan struktur populasi yang normal pada suatu perairan.
Penelitian ini diharapkan dapat melihat keragaan reproduksi ikan tetet dengan mengetahui pola pemijahan dan puncak musim pemijahan sehingga
diharapkan dapat menjadi dasar informasi dalam pengelolaan dan pengembangan sumberdaya ikan agar tetap lestari dan berkelanjutan. Pengetahuan mengenai aspek
biologi reproduksi perikanan khususnya ikan tetet dibutuhkan dalam keberhasilan kegiatan perikanan, terutama sebagai dasar dalam menentukan kebijaksanaan
pemanfaatan serta pengelolaan yang berkelanjutan.
1.2 Perumusan Masalah