Indeks Kematangan Gonad IKG Fekunditas

Ukuran pertama kali matang gonad ikan tetet betina pada Perairan Gebang diduga 128-134 mm Tabel 8. Hasil penelitian Juraida 2004 menunjukan ukuran pertama kali matang gonad ikan tetet betina sebesar 86-100 mm. Dan pencapaian matang gonad ikan tetet di Pantai India Bombay lebih panjang, yaitu 165 mm Prabhu cit. Bal Rao 1984 in RahardjoSimanjuntak 2007. Tabel 8. Hasil pengamatan ukuran pertama kali matang gonad ikan tetet Johnius belangerii betina Lokasi Laju eksploitasi E Koefisien pertumbuhan K Ukuran pertama kali matang gonad mm Mayangan Juraida 2004 0.76 0.81 86-100 Gebang 2010 0.70 0.98 128-134 Perbedaan ukuran ikan pertama kali matang gonad ini dipengaruhi beberapa faktor, yaitu faktor luar dan faktor dalam. Beberapa faktor yang diduga dapat menjadi penyebab perbedaan pencapaian ukuran pertama kali matang gonad, seperti sifat genetik populasi, perbedaan letak wilayah latitude, kualitas perairan, dan besarnya tekanan penangkapan. Selain itu kematangan gonad berhubungan dengan pertumbuhan dan faktor lingkungan terutama ketersediaan makanan baik secara kualitas maupun kuantitas Toelihere 1985 in Affandi dan Tang 2000. Effendie 1997 menyatakan faktor yang mempengaruhi pertama kali ikan matang gonad ada dua yaitu faktor luar seperti suhu dan arus serta faktor dari dalam seperti umur, jenis kelamin, sifat-sifat fisologis ikan seperti kemampuan beradaptasi dengan lingkungan serta ukuran.

4.4.2 Indeks Kematangan Gonad IKG

Indeks kematangan gonad atau bisa juga disebut “maturity” atau “Gonado Somatic Index ” merupakan perbandingan antara berat gonad dengan berat tubuh. Nilai IKG ikan tetet betina setiap bulannya ditunjukan pada Gambar 14. Nilai tersebut menunjukan perubahan IKG setiap bulan. Nilai IKG tertinggi berada pada bulan April dan September, diduga pada dua bulan tersebut merupakan puncak pemijahan. Sedangkan nilai IKG terendah berada pada bulan Agustus. Perbedaan nilai IKG ini diduga karena adanya tahap-tahap perkembangan telur. Berdasarkan Effendi 1997 perubahan nilai IKG berkaitan erat dengan tahap perkembangan telur. Gambar 14. Nilai indeks kematangan gonad IKG ikan tetet Johnius belangerii berdasarkan bulan pengamatan April-September 2009. Indeks kematangan gonad IKG ikan tetet betina terus berkembang seiring dengan meningkatnya tingkat kematangan gonad TKG, seperti yang terlihat pada Gambar 15. Sesuai dengan pernyataan Effendi 1997 bahwa meningkatnya tingkat kematangan gonad menyebabkan ukuran diameter telur dan berat gonad juga meningkat. Dengan meningkatnya berat gonad menyebabkan nilai IKG meningkat. Berat gonad mencapai maksimum sesaat sebelum ikan akan memijah dan nilai IKG akan mencapai maksimum pada kondisi tersebut. Gambar 15. Hubungan indeks kematangan gonad IKG dengan tingkat kematangan gonad TKG. 6.4833 5.6847 5.8186 5.3807 5.1431 6.4455 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 April Mei Juni Juli Agustus September IK G Bulan Pengamatan 2.5828 3.7183 4.6982 6.78 0.0000 2.0000 4.0000 6.0000 8.0000 10.0000 12.0000 I II III IV R a ta -r a ta I K G TKG

4.4.3 Fekunditas

Fekunditas merupakan jumlah telur yang dikeluarkan ikan pada saat memijah. Pengamatan fekunditas dengan menggunakan ikan tetet betina TKG IV sebanyak 60 ekor. Panjang ikan berkisar 135-170 mm dan kisaran berat 7.45-54.35 gram. Fekunditas total ikan tetet betina berkisar antara 5238-31277 butir, dengan rata-rata fekunditas totalnya yaitu sebesar 16153 butir. Gambar 16. Fekunditas ikan tetet Johnius belangerii berdasarkan bulan pengamatan April-September 2009. Berdasarkan Gambar 16, terlihat jumlah telur yang dihasilkan ikan tetet setiap bulannya. Variasi tersebut menggambarkan bahwa ikan akan menghasilkan telur terbanyak pada bulan September yaitu sebanyak 19343 butir dan produksi telur terendah pada bulan Agustus yaitu sebanyak 13671 butir. Lagler et al. 1962 in Haryono 2006 menyatakan bahwa jumlah telur yang diproduksi oleh induk betina sangat dipengaruhi oleh umur induk, ukuran, kondisi dan jenis ikannya, serta pola pemijahannya dispersal atau dierami. Ikan tetet melakukan pemijahan setiap bulannya. Pada bulan September ikan ini memproduksi telur terbanyak, diduga pada bulan tersebut kondisi lingkungan perairan baik seperti kaya akan nutrien. Nutrien sangat diperlukan untuk telur-telur setelah menetas. Nutrien tersebut akan membawa makanan bagi ikan-ikan kecil. Hubungan fekunditas dengan panjang dan hubungan fekunditas dengan berat terlihat pada Gambar 17. Nilai koefisien korelasi yang rendah menunjukan tidak adanya hubungan yang erat antara fekunditas dengan panjang dan berat total. 15610 15421 17538 14591 13671 19343 5000 10000 15000 20000 25000 30000 April Mei Juni Juli Agustus September F e k u n d it as b u ti r Bulan pengamatan Rendahnya nilai koefisien tersebut kemungkinan disebabkan oleh adanya fekunditas yang bervariasi pada ukuran yang sama. Gambar 17. Hubungan fekunditas dengan panjang dan berat ikan tetet Johnius belangerii di Perairan Gebang.

4.4.4 Diameter telur