Manfaat lingkungan TINJAUAN PUSTAKA

Lanjutan Tabel 2 Sistem Sub-Sistem Contoh Praktek Contoh Teknologi Sistem Tiga Strata Baru dipromosikan oleh dinas pertanian Lainnya Pohon pada Budidaya ikan Trees in piscicultre Dijumpai banyak pada area transmigrasi Budidaya ikan udang di mangrove aquaculture in mangrove area Hanya di beberaa daerah di wilayah pantai Sumatra, Kalimantan, dna Sulawesi Ide untuk mengatur pola tanaman guna menyempurnakan silvofishery Lebah madu alam Apiculture with trees Dijumpai banyak di desa-desa masyarakat asli lokal di pedalaman Kalimantan pebudidaaan; tetapi belum berkembang luas di luar Jawa

2.4.2 Dampak Sistem Agroforestri

Vergara, 1982 menyatakan bahwa terdapat tiga macam manfaat dari sistem agroforestri, yaitu:

a. Manfaat lingkungan

Manfaat lingkungan dari penggabungan tanaman pohon dan pangan di ladang pegunungan terdiri dari manfaat ekologi dan manfaat ekolologi tapak itu sendiri. Pada manfaat ekologi dari pernggabungan tanaman meliputi 1 agroforestri dapat menurunkan tekanan di hutan. Oleh karena itu, pohon kehutanan ditempatkan untuk melindungi area bukit dari perusahaan lingkungan; 2 agroforestri dapat mengembalikan nutrisi dengan lebih efisien melalui akar pohon yang dalam di tapak; 3 agroforestri dapat membuat perlindungan yang lebih baik sistem ekologi pegunungan sampai dapat menstabilkan penanaman yang nomaden atau berpindah-pindah. Manfaat ekologi tapak itu sendiri dari penggabungan tanaman meliputi 1 agroforestri dapat menurunkan run off permukaan, peluruhan nutrisi, dan erosi tanah, karena akar pohon dan batang menghalangi proses tersebut; 2 agroforestri dapat memperbaiki iklim mikro seperti menurunkan temperature permukaan tanah dan menurunkan evaporasi penguapan tanah melalui kombinasi mulsa dan keteduhan; 3 agroforestri dapat meningkatkan nutrisi tanah melalui penambahan dan pembusukan daun yang jatuh; 4 melaui agroforestri dapat memperbaiki struktur tanah melalui penambahan secara tetap bahan organik dari pembusukan daun yang berjatuhan serasah. b. Manfaat ekonomi Sistem agroforestri di ladang sempit dapat memberikan keuntungan ekonomi yang signifikan kepada petani, masyarakat, wilayah, atau negara. Beberapa keuntungannya sistem agroforestri antara lain 1 agroforestri dapat meningkatkan dan memelihara produksi pangan, kayu, kayu bakar, makanan ternak, dan dapat berfungsi sebagai penyubur atau pupuk; 2 melalui agroforestri dapat menurunkan bahaya kegagalan panen yang mungkin terjadi pada tanaman penanaman tunggal atau sistem monokultur; 3 agroforestri dapat meningkatkan pendapatan ladang untuk memperbaiki dan melanjutkan produksi. c. Manfaat sosial 1 agroforestri dapat memperbaiki standar hidup masyarakat pedesaan dari pekerjaan terus menerus; 2 agroforestri dapat memperbaiki nutrisi dan kesehatan yang disebabkan oleh peningkatan kuantitas dan keaneragaman hasil pangan; 3 melalui agroforestri dapat menstabilkan dan memperbaiki komunitas pegunungan melalui pembersihan kebutuhan untuk mengganti tapak dan aktivitas ladang. Menurut Vergara, 1982 selain manfaat yang didapat, juga terdapat faktor negatif dari sistem agroforestri terhadap lingkungan aspek sosial-ekonomi, yaitu: a. Faktor negatif terhadap lingkungan 1 agroforestri dapat menyebabkan kompetisi pohon dengan tanaman pangan untuk ruang, sinar matahari, kelembaban, dan nutrisi, yang mengurangi hasil panen tanaman pangan; 2 agroforestri dapat merusak tanaman pangan selama kegiatan panen pohon; 3 agroforestri dapat menyebabkan potensi pohon terhadap serangan hama serangga yang berbahaya untuk tanaman pangan; 4 melalui agroforestri, lahan dapat beregenerasi secara cepat karena pohon mudah berkembangbiak, sehingga menggantikan tanaman pangan dan mengambil alih seluruh lahan. b. Aspek sosial ekonomi sistem agroforestri yang tidak diinginkan 1 agroforestri membutuhkan input pekerjaan yang lebih, yang dapat menyebabkan kelangkaan pekerja pada saat aktivitas di lahan lain; 2 kompetisi antar tanaman pangan dan pohon pada sistem agroforestri, dapat lebih rendah dibandingkan tanaman tunggal; 3 sistem agroforestri membutuhkan periode yang lama untuk pohon tumbuh dewasa dan memperoleh nilai ekonomi; 4 sistem agroforestri dapat menyebabkan perlawanan dari masyarakat, karena menggantikan tanaman pangan dengan pohon terutama di lahan yang jarang ada orang. Tetapi dalam kenyataannya agroforestri sangat kompleks dimengerti dan sulit untuk diaplikasikan dibandingkan dengan ladang tanaman tunggal.

2.4.3 Pemilihan Lahan Agroforestri

Agroforestri merupakan suatu sistem yang dapat memadukan kepentingan ekosistem dengan kepentingan peningkatan produktivitas lahan untuk pangan, dan papan dalam hubungan penatagunaan lahan. Namun, sistem agroforestri jika salah melaksanakannya justru dapat menimbulkan masalah. Berdasarkan hal tersebut, kawasan pelaksanaannya perlu mendapatkan pertimbangan baik-baik Satjapradja, 1982. Menurut pihak agrarian tata guna lahan yang cocok untuk tanaman pangan antara 25 sampai 500 m dari permukaan laut dengan kemiringan 0-8 Satjapradja, 1982. Pada saat ini, desakan pertambahan penduduk sangat terbatas, karena untuk usaha perluasan dan ekstensifikasi para ahli dihadapkan pada lahan-lahan miring dengan tingkat kesuburan yang rendah. Untuk mengembangkan agroforestri, sebaiknya jangan mengkonversi hutan alam yang baik, tetapi justru memfokuskan pada rehabilitasi tanah-tanah kosong, padang alang-alang yang setiap tahunnya bertambah sekitar + 200.000 ha. Selain itu, sistem agroforestri dapat dikembangkan di daerah batas antara hutan dan pemukiman yang sering disebut daerah penyangga buffer zone.

2.5 Lanskap Agroforestri Berbasis Bioregional