langsung face to face. Ruang ini berhubung erat dengan cara eksternalisasi. Pengetahuan tacit yang dimiliki setiap individu
diartikulasikan melalui dialog antar pengikut. Ketiga, cyber Ba didefinisikan sebagai interkasi kolektif dan virtual maya. Ruang ini
berhubungan erat denga cara kombinasi. Pengetahuan explicit dapat ditrasnformasikan secara lebih mudah kepada lebih banyak orang
dalam bentuk tertulis. Keempat, exercising Ba yang didefinisikan sebagai interaksi secara indivudu dan maya. Ruang ini berhubungan
erat dengan internalisasi. Pada ruang ini individu memasukan pengetahuan explicit yang dikomunikasikan melalui media maya sperti
tulisan dan simulasi program. Keempat tipe Ba tesebut diperlukan untuk proses konversi pengetahuan. Ba akan memperkuat proses
penciptaan pengetahuan.
Gambar 4. Ba ruang pertukaran informasi Nonaka dan Konno 1998
2.2. Organisasi Pembelajar
Organisasi Pembelajar secara sistematis didefinisikan oleh Sangkala 2007 sebagai organisasi yang belajar dengan sekuat tenaga, secara kolektif
dan terus-menerus mengubah dirinya agar lebih baik dalam mengumpulkan, mengelola, dan menggunakan pengetahuan bagi kesuksesan perusahaan.
Lebih lanjut Sangkala menjelaskan bahwa Organisasi Pembelajar didefinisikan juga sebagai proses dimana seseorang memperoleh pengetahuan
Originating Ba Interacting Ba
Exercising Ba Cyber Ba
Tipe Interaksi Kolektif
Maya Tatap
Muka Individu
Media
dan pemahaman baru yang dihasilkan melalui perubahan dalam perilaku dan tindakan. Definisi lain dari Organisasi Pembelajar adalah sebagai perusahaan
yang terus menerus mengubah dirinya agar lebih baik dalam mengelola pengetahuan, memanfaatkan teknologi, memberdayakan karyawan, dan
memperluas pembelajaran agar lebih baik dalam beradaptasi serta berhasil di dalam lingkungan yang senantiasa berubah. Organisasi Pembelajar akan
memberikan lingkungan yang kondusif dalam membangun kemampuan untuk menciptakan yang sebelumnya tidak pernah diciptakan yang pada
akhirnya kemampuan tersebut diperluas antar individu, kelompok, dan organisasi.
Marquadt dan Michael 1994 dalam Sangkala 2007 menggambarkan model sistem Organisasi Pembelajar secara sistematis berupa gambar irisan
antara: pembelajaran learning, organisasi organization, anggota organisasi people, pengetahuan knowledge, dan teknologi technology. Model
sistem Organisasi Pembelajar dari Marquardt dan Michael, 1994 dalam Sangkala, 2007 Gambar 5.
Gambar 5. Model sistem organisasi pembelajar Marquadt dan Michael, 1994 dalam Sangkala, 2007
Pembelajaran merupakan bagian dan harus terjadi baik dalam subsistem manusia, teknologi, pengetahuan, dan organisasi. Apabila proses
pembelajaran dalam Organisasi Pembelajar terjadi, maka perubahan persepsi, perilaku, kepercayaan, mentalitas, strategi, kebijakan, dan prosedur baik yang
berkaitan dengan manusia maupun organisasi akan terjadi. Organisasi
Orang
Teknologi Pengetahuan
Pembelajaran
Marquadt 1996 dalam Sangkala 2007 menambahkan bahwa ada beberapa dimensi dan karakter yang ditimbulkan bila organisasi telah menjadi
Organisasi Pembelajar, yaitu sebagai berikut: 1.
Pembelajaran dilakukan oleh organisasi secara keseluruhan, seolah-olah organisasi mempunyai satu otak.
2. Anggota organisasi merasakan pentingnya proses pembelajaran
organisasi secara terus menerus untuk kepentingan meraih kesuksesan saat ini dan di masa yang akan dating.
3. Pembelajaran dilakukan secara terus menerus dan dari sisi strategi
pembelajaran digunakan serta paralel dengan perbaikan kinerja. 4.
Berpikir sistem merupakan hal yang bersifat fundamental. 5.
Kegiatan dicirikan dengan aspirasi, refleksi, dan konseptualisasi. 6.
Kompetensi inti dibangun dengan baik dan berfungsi sebagai titik awal setiap produk baru.
7. Iklim organisasi dan sistem penghargaan sangat kondusif dan
memungkinkan karyawan, baik secara individu maupun kelompok melakukan pembelajaran.
8. Pembelajaran dicapai dengan seluruh sistem organisasi.
9. Anggota organisasi mengakui pentingnya Organisasi Pembelajar dan
keberlangsungannya baik pada saat ini maupun untuk kesuksesan dimasa yang akan dating.
10. Pembelajaran adalah suatu kontinuitas, secara strategi menggunakan
proses terintegrasi dengan dan disejajarkan dengan pekerjaan. 11.
Ada suatu fokus atas kreativitas dan melahirkan pembelajaran. 12.
Orang-orang memiliki akses yang berkesinambungan terhadap sumber informasi dan data yang penting bagi kesuksesan organisasi.
13. Iklim organisasi mendorong, menghargai, dan mempercepat
pembelajaran individu dan kelompok. 14.
Pekerjaan memiliki jaringan bagi upaya melakukan inovasi. 15.
Perubahan merupakan bagian yang melekat, sementara kejutan yang tidak diinginkan serta kesalahan yang terjadi dipandang sebagai peluang untuk
belajar.
16. Organisasi Pembelajar cerdas dan fleskibel.
17. Setiap orang didorong oleh keinginan untuk melakukan perbaikan
kualitas secara berkelajutan. 18.
Setiap orang didorong oleh aspirasi, refleksi, dan konseptualisasi 19.
Ada pengembangan kompetensi inti yang baik sebagai dasar bagi produk dan layanan baru.
20. Anggota organisasi memiliki kemampuan untuk secara berkelanjutan
beradaptasi, memperbaharui dan merivitalisasi dirinya dalam merespon perubahan lingkungan.
Menurut Senge 1990, Organisasi Pembelajar adalah organisasi yang secara berkelanjutan memperluas kapasitasnya dalam menciptakan hasil yang
benar-benar mereka inginkan, dimana pola berpikir baru dan perluasan pola berpikir dipelihara, aspirasi kolektif disusun secara leluasa, dan orang belajar
bagaimana belajar secara bersama-sama. Ciri-ciri suatu organisasi belajar adalah adanya lima disiplin yang membentuk suatu tatanan organisasi yang
berhasil. Organisasi yang tidak memiliki salah satu atau beberapa dari kelima disiplin ini akan mengalami kesulitan untuk berfungsi secara maksimal.
Kelima disiplin ini yang akan dijadikan variabel Organisasi Pembelajar, yaitu sebagai berikut:
1. Disiplin Penguasaan Pribadi Personal Mastery
Penguasaan pribadi adalah suatu disiplin yang secara konsisten memperluas dan memperdalam knowledge dan keahlian masing-masing,
memfokuskan seluruh usaha untuk mempertajam visi pribadi, mengembangkan kesabaran dan ketekunan, serta mampu melihat realitas
secara objektif.
2. Disiplin Model Mental Mental Models
Model mental adalah pemahaman yang mendalam tentang nilai-nilai yang dimiliki dan dijunjung tinggi oleh seluruh anggota organisasi. Pemahaman
ini akan mempengaruhi kemampuan anggota organisasi untuk mengenali, memahami, menguji dan menigkatkan nilai-nilai yang sudah diyakini,
serta mempengaruhi pemahaman tentang kondisi internal dan eksternal
organisasi sehingga akhirnya dapat menentukan tindakan yang paling sesuai dengan konteks permasalahan yang dihadapi.
3. Disiplin Visi Bersama Shared Vision
Disiplin visi bersama merupakan kemampuan dan kemauan seluruh anggota organisasi untuk menumbuhkan kebersamaan pandangan tentang
visi organisasi kemudian meningkatkan komitmen pada pencapaian visi organisasi. Disiplin visi bersama berfokus pada upaya meningkatkan motif
dan kekuatan pengikatan diri pada tujuan organisasi sehingga seluruh karyawa mau dan mampu menunjukan usaha dan semangat untuk
berkorban demi kepentingan bersama agar organisasi dapat berumur panjang.
4. Disiplin Berpikir Tim Team Learning
Disiplin belajar tim merupakan disiplin seluruh anggota untuk mampu dan mau berdialog dan bekerja sama secara sinergis. Disiplin pembelajar tim
dimulai dengan dialog dan berpikir bersama sehingga dapat terbentuk pendalaman yang makin kaya, yang tidak mungkin terbentuk secara
individual. Belajar dalam tim penting karena yang menjadi unit belajar fundamental dalam suatu organisasi modern adalah tim, bukan individu.
Disiplin ini berfokus pada pengembangan kapasitas organisasi untuk mampu melihat permasalahan dengan cara pandang yang saling
melengkapi.
5. Disiplin Berpikir Sistem System Thinking
Disiplin berpikir sistem merupakan seluruh anggota organisasi untuk berpikir dan bertindak secara sistem dengan menimbang permasalahan
terkait secara menyeluruh dan terintegrasi. Disiplin berpikir sistem berfokus pada peningkatan kapasitas organisasi untuk mampu melihat atau
mempelajari hubungan keterkaitan seluruh permasalahan dan proses perubahan secara menyeluruh dan mampu merealisasikan secara tuntas.
2.3. Penelitian Terdahulu