79 pendapatan di satu pulau dari bidang pariwisata bahari, namun hal ini dapat
menjadi ancaman bagi pariwisata bahari di pulau lain. Sebagai contoh, pengembangan pariwisata bahari di Pulau Harapan dan Pulau Putri telah
mematikan pariwisata bahari di Pulau Tidung dan mulai mengurangi pendapatan dari bidang pariwisata bahari di Pulau Pramuka.
2 Kerusakan lingkungan akibat aktivitas manusia Berkembangnya pariwisata bahari di Pulau Pramuka memberi dampak buruk
bagi lingkungan sekitar. Peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Pulau
Pramuka menyebabkan
penambahan pembangunan
fasilitas penginapan, namun tidak diikuti oleh pembangunan fasiitas pengolahan
limbah dan pengelolaan lingkungan yang baik. Limbah yang berasal dari wisatawan seringkali mengotori lingkungan wisata Pulau Pramuka baik di
darat maupun di air sehingga secara langsung member pengaruh buruk pada lingkungan sekitar Pulau Pramuka.
3 Tidak ada hukum yang mengatur perizinan usaha wisata bahari milik swasta di Pulau Pramuka
Perizinan pembangunan usaha wisata di Pulau Pramuka sebenarnya belum ada hukum yang mengaturnya. Jumlah pembangunan usaha seringkali tidak
mengindahkan jumlah sumberdaya yang tersedia baik lahan maupun sumberdaya yang lainnya, sehingga posisi penginapan di Pulau Pramuka
menjadi terlalu berdempetan dan menimbulkan kesan kumuh di beberapa bagian pulau, khususnya bagian selatan dan timur pulau. Selain itu biaya jasa
tour guide ilegal memiliki yang lebih rendah dibandingkan nelayan tour guide resmi membuat banyak pengusaha lebih memilih jasa tour guide ilegal
dibanding nelayan tour guide yang memiliki izin resmi dari Suku Dinas Pariwisata Kepulauan Seribu.
4.6.2 Analisis Matriks EFE External Factor Evaluation dan IFE Internal Factor Evaluation
Analisis terhadap faktor-faktor internal dan eksternal dilakukan dengan cara menentukan bobot dan rating yang disajikan dalam matriks IFE dan EFE.
Penentuan bobot dan rating dilakukan oleh staf Suku Dinas Pariwisata Kabupaten
80 Administrasi Kepulauan Seribu dan staf Suku Dinas Kelautan dan Perikanan
Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu. Matriks IFE dapat dilihat pada Tabel 26 dan matriks EFE dapat dilihat pada Tabel 27.
Tabel 26 Matriks IFE strategi pengembangan potensi perikanan tangkap terhadap pariwisata bahari Pulau Pramuka
Faktor Strategi Internal Bobot
Rating Skor
Kekuatan :
1.
Keindahan dan Kenyamanan Obyek Wisata 2. Lokasi obyek wisata dan Pulau Pramuka berdekatan
3. Sumberdaya alam yang potensial untuk wisata bahari 4. Peningkatan jumlah nelayan dan armada penangkapan
5. Nilai Ekonomi wisata besar 0,14
3 0,43
0,14 3
0,41 0,14
3 0,41
0,13 4
0,52 0,12
3 0,36
Kelemahan :
1.
Strategi promosi belum jelas dan belum berorientasi pasar
2.
Fasilitas kurang lengkap
3.
Rendahnya brand awareness 0,10
3 0,30
0,11 2
0,23 0,12
2 0,24
Total 1,00
23 2,90
Sumber : Diolah dari Lampiran 2 dan 3 Tabel 27 Matriks EFE strategi pengembangan potensi perikanan tangkap terhadap
pariwisata bahari Pulau Pramuka
Faktor Strategi Eksternal Bobot
Rating Skor
Peluang :
1.
Peningkatan Jumlah Wisatawan
2.
Tingkat Pendidikan Wisatawan Menengah Keatas
3.
Tren wisata bahari yang meningkat baik secara global maupun nasional
4.
Pesatnya perkembangan internet dan teknologi 0,17
3 0,50
0,13 3
0,38 0,14
4 0,57
0,16 4
0,64 Ancaman :
1.
Peningkatan persaingan antar pulau
2.
Kerusakan lingkungan akibat aktivitas manusia 3. Tidak ada hukum yang mengatur perizinan usaha wisata
bahari milik swasta di Pulau Pramuka 0,15
2 0,30
0,11 3
0,32 0,15
2 0,30
Total 1,00
21 3,01
Sumber : Diolah dari Lampiran 2 dan 3
Berdasarkan hasil pengolahan faktor-faktor internal menunjukkan total skor 2,8961 dan hasil pengolahan faktor-faktor eksternal menunjukkan total skor
3,0066. Total skor matriks IFE Internal Factor Evaluation dan EFE External
Factor Evaluation yang menunjukkan angka diatas 2,5 memiliki arti bahwa
81 kekuatan dan peluang yang dimiliki oleh potensi perikanan tangkap didalam
pengembangan pariwisata bahari di Pulau Pramuka mampu mengatasi kelemahan dan ancaman yang ada.
Dari hasil analisis pada matriks IFE dan EFE, kemudian dilihat posisi kuadran dari strategi pengembangan pariwisata bahari di Pulau Pramuka dalam
diagram analisis SWOT Gambar 28. Posisi kuadran tersebut diperoleh dengan menghitung selisih total skor peluang dan ancaman yang dijadikan titik pada
sumbu vertikal, dan selisih total skor kekuatan dan kelemahan yang dijadikan titik pada sumbu horizontal.
Hasil perhitungan selisih total skor diperoleh ordinat 1,3647;1,1732 yang terletak pada kuadran 1. Posisi kuadran 1 menunjukkan bahwa potensi perikanan
tangkap menjadi kekuatan dan peluang yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan pariwisata bahari di Pulau Pramuka dengan mendukung kebijakan
pengembangan dengan strategi agresif. Strategi agresif yang digunakan bertujuan untuk mengoptimalkan peluang wisata bahari yang ada dengan kekuatan
sumberdaya Pulau Pramuka.
Sumber : Diolah dari Tabel 26 dan 27
Gambar 28 Diagram analisis SWOT potensi perikanan tangkap terhadap pengembangan pariwisata bahari di Pulau Pramuka
Peluang
Ancaman Kelemahan
Kekuatan
1,3647;1,1732
82
4.6.3 Analisis SWOT