62 pada Tabel 23 dan
sebaran nilai waktu kunjungan wisata Pulau Pramuka dapat dilihat pada
Gambar 24.
Tabel 23 Nilai waktu kunjungan wisata Pulau Pramuka Bulan Oktober 2010
No Nilai waktu kunjungan Rp
Responden orang
Persentase
1 50.000 - 150.000
10 34
2 150.001
– 250.000 7
23 3
250.001 – 350.000
3 10
4 350.001
– 450.000 1
3 5
450.001 – 550.000
5 17
6 550.001
4 13
Total 30
100
Gambar 24 Sebaran nilai waktu kunjungan wisata Pulau Pramuka Bulan Oktober 2010
4.4.2 Fungsi Permintaan Pariwisata
Permintaan wisata Q berdasarkan pendekatan individu ke Pulau Pramuka menggambarkan tingkat kepuasan responden terhadap obyek wisata di Pulau
Pramuka. Permintaan wisata di Pulau Pramuka dilakukan dengan meregresikan tujuh variabel, yaitu biaya perjalanan X
1
, lama kunjungan X
2
, pendapatan X
3
, manfaat wisata X
4
, nilai keindahan X
5
, nilai kenyamanan X
6
dan nilai kunjungan wisata X
7
. Hasil analisis regresi disajikan pada Tabel 24.
50.000-150.000 34
150.001- 250.000
23 250.001-
350.000 10
350.001- 450.000
3 450.001-
550.000 17
550.001 13
63
Tabel 24 Koefisien regresi variabel model permintaan pariwisata
No Variabel
Coefficients Standard Error
P-value 1
Intercept 2,248212
1,3275 0,1045
2 X
1
- 0,0000000215 0,0000000107
0,0569 3
X
2
- 0,20161 0,5971
0,7388 4
X
3
- 0,000000267 0,000000139
0,0683 5
X
4
- 0,03194 0,1823
0,8625 6
X
5
0,07097 0,2871
0,8071 7
X
6
- 0,17009 0,3081
0,5865 8
X
7
0,00000342 0,0000017320
0,0609
Sumber :Diolah dari Lampiran 5 Keterangan :
R Square = 0,2598 Adjusted R Square = 0,0243
Standard Error = 0,5644 F
hitung
= 1,0298 F
tabel
= 0,3956
Pada Tabel 24 dapat diketahui nilai koefisien regresi dari variabel-variabel penduga yang diduga mempengaruhi permintaan pariwisata di Pulau Pramuka.
Berdasarkan nilai koefisien regresi tersebut dapat dibuat persamaan permintaan pariwisata :
Q = 2,248 – 0,0000000215 X
1
– 0,20161 X
2
– 0,000000267 X
3
– 0,03194 X
4
+ 0,0709 X
5
– 0,17009 X
6
+ 0,00000342 X
7
Keterangan : X
1
= Biaya perjalanan X
2
= Lama kunjungan X
3
= Pendapatan X
4
= Manfaat wisata X
5
= Nilai keindahan X
6
= Nilai kenyamanan X
7
= Nilai kunjungan wisata
4.4.3 Surplus Konsumen dan Nilai Ekonomi Obyek Wisata
Perhitungan surplus konsumen dilakukan dengan pendekatan individu menggunakan intensitas kunjungan sebagai ukuran tingkat kepuasan. Variabel
64 bebas yang digunakan ialah biaya perjalanan yang merupakan seluruh biaya yang
dikeluarkan responden dalam melakukan satu kali kunjungan wisata ke Pulau Pramuka. Biaya perjalanan dijadikan sebagai variabel bebas dikarenakan kondisi
Ceteris Paribus. Ceteris Paribus ialah kondisi dimana variabel-variabel selain variabel biaya dianggap konstan atau diabaikan sehingga tidak mempengaruhi
analisis yang sedang dilaksanakan. Kurva permintaan wisata Gambar 25 didapat dari penurunan fungsi permintaan sebelumnya, yang menghasilkan fungsi :
Q = 1,5561 – 0,0000000215X
1
atau X
1
= 1,5564 – Q 0,0000000215
Gambar 25 Kurva permintaan terhadap wisata ke Pulau Pramuka
Berdasarkan Lampiran 5, kurva permintaan wisata Pulau Pramuka menyatakan bahwa produk wisata Pulau Pramuka akan tetap diminati selama
biaya atau harga produk wisata tidak melebihi rata-rata biaya perjalanan yaitu Rp4.106.233,33. Nilai Surplus Konsumen CS wisata Pulau Pramuka sebesar
Rp50.055.848,68 didapat dari hasil persamaan : CS =
1 2
B - Bi Qi
65 Nilai surplus konsumen Rp50.055.848,68 menunjukkan daya beli konsumen
terhadap produk wisata bahari Pulau Pramuka ialah Rp50.055.848,68. Nilai Ekonomi Total NET obyek wisata di Pulau Pramuka merupakan hasil perkalian
nilai surplus konsumen CS dengan jumlah kunjungan dalam satu tahun TV. Jumlah kunjungan yang digunakan ialah jumlah kunjungan tahun 2009 sebesar
26.880 kali. Berdasarkan Lampiran 5, nilai ekonomi total diperoleh sebesar Rp1.345.481.190.178,93. Nilai tersebut menunjukkan biaya yang harus
dikeluarkan apabila obyek wisata di Pulau Pramuka mengalami kerusakan, sehingga tidak dapat digunakan untuk menarik kunjungan wisatawan lagi.
Nilai Ekonomi Total NET obyek wisata di Pulau Pramuka akan meningkat seiring dengan meningkatnya kunjungan responden ke lokasi obyek wisata di
Pulau Pramuka. Sebaliknya jika jumlah kunjungan wisata berkurang maka Nilai Ekonomi Total NET obyek wisata di Pulau Pramuka juga akan berkurang.
4.4.4 Evaluasi model permintaan pariwisata