24 d Autokorelasi
Menurut Gujarati 1997, autokorelasi dapat didefinisikan sebagai korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu atau
ruang. Model regresi yang baik seharusnya bebas dari autokorelasi. Cara mendeteksi autokorelasi yaitu dengan uji Durbin-Watson dengan patokan
sebagai berikut : - Angka Durbin-Watson di bawah -2 berarti ada autokorelasi
- Angka Durbin-Watson di antara -2 hingga +2 berarti tidak ada autokorelasi
- Angka Durbin-Watson di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif
Kriteria ekonomi
Menurut Putri 2008, kriteria ekonomi diperlukan untuk menunjukkan sejauh mana suatu fungsi atau model layak digunakan, apabila dilihat dari segi
ekonomi. Secara apriori teori ekonomi, tanda yang diharapkan dalam penggunaan biaya perjalanan menuju obyek wisata adalah negatif. Tanda negatif menunjukkan
bahwa apabila jumlah biaya perjalanan yang dikeluarkan semakin tinggi, maka jumlah kunjungan wisata ke obyek wisata tersebut semakin rendah. Tanda yang
diharapkan untuk variabel pendapatan adalah positif. Tanda positif menunjukkan bahwa apabila jumlah pendapatan bertambah, maka jumlah kunjungan wisatawan
akan bertambah. Menurut Putri 2008, untuk tanda yang diharapkan pada variabel kualitas
ialah positif. Variabel kualitas bertanda positif menunjukkan bahwa apabila kualitas wisatawan terhadap obye wisata semakin tinggi, maka jumlah kunjungan
wisatawan ke obyek wisata tersebut akan semakin tinggi.
3.6.3 Analisis SWOT
Menurut Rangkuti 2001, analisis SWOT ialah alat untuk menyusun suatu strategi dalam mengembangkan suatu kegiatan. Analisis SWOT berdasarkan
asumsi bahwa suatu strategi yang efektif memaksimalkan kekuatan dan peluang, serta meminimalkan kelemahan dan ancaman. Analisis SWOT digunakan untuk
memperoleh hubungan antara faktor eksternal dengan faktor internal. Dengan
25 analisis ini, kekuatan strength dan kelemahan weakness, yang merupakan
faktor internal dapat diidentifikasi, begitu pula peluang opportunity dan ancaman threat, yang merupakan faktor eksternal. Diagram dari analisis SWOT
dapat dilihat pada Gambar 8.
Sumber
: Rangkuti 2001 Gambar 8 Diagram analisis SWOT
3.6.3.1 Analisis faktor internal dan eksternal Analisis faktor internal dapat dilakukan menggunakan matriks IFE,
sedangkan analisis faktor eksternal dapat dilakukan dengan menggunakan matriks EFE Rangkuti 2001. Tahap pertama yang harus dilakukan dalam menyusun
matriks IFE dan EFE ialah dengan mendaftarkan semua kekuatan dan kelemahan pada matriks IFE serta semua peluang dan ancaman pada matriks EFE.
3.6.3.2 Penentuan bobot setiap variabel Menurut Kinnear dan Taylor 1991, penentuan bobot dilakukan dengan
jalan mengajukan analisis faktor strategis internal dan eksternal kepada pihak manajemen atau pakar dengan metode Paired Comparison. Menurut Kinnear dan
Peluang
Mendukung Strategi Turn Around
Mendukung Strategi Agresif
Ancaman Kelemahan
Kekuatan
Mendukung Strategi Diversifikasi
Mendukung Strategi Defensif
26 Taylor 1991 diacu dalam Putra 2009 metode Paired Comparison ialah metode
yang digunakan untuk memberikan penilaian terhadap bobot setiap faktor penentu eksternal dan internal.
Penentuan bobot setiap variabel digunakan skala 1, 2, 3. Skala yang digunakan untuk pengisian kolom adalah
1 = Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal. 2 = Jika indikator horizontal sama pentingnya dengan indikator vertikal.
3 = Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal. Bentuk penilaian pembobotan faktor strategis eksternal dari obyek wisata dapat
dilihat pada Tabel 1, sedangkan bentuk penilaian pembobotan faktor strategis internal dari obyek wisata dapat dilihat pada Tabel 2. Bobot setiap variabel
diperoleh dengan menentukan nilai setiap variabel terhadap jumlah keseluruhan variabel menggunakan rumus :
Keterangan : = bobot variabel ke-i
X
i
= nilai variabel ke-i n = jumlah variabel
i = 1, 2, 3, ...n
Tabel 1 Penilaian bobot faktor strategis eksternal
Faktor Strategis Eksternal A
B C
Total A
B C
Total
Sumber : Kinnear dan Taylor 1991
27
Tabel 2 Penilaian bobot faktor strategis internal
Faktor Strategis Internal A
B C
Total A
B C
Total
Sumber : Kinnear dan Taylor 1991
3.6.3.3 Penentuan peringkat rating Penentuan peringkat atau rating dilakukan oleh pihak - pihak terkait
seperti staf Dinas Pariwisata DKI Jakarta serta staf Dinas Kelautan dan Perikanan DKI Jakarta terhadap variabel-variabel dari hasil analisis situasi pariwisata dan
perikanan tangkap. Menurut Rangkuti 2001, perhitungan rating untuk masing –
masing faktor dilakukan dengan cara memberikan skala 1 poor hingga 4 outstanding berdasarkan pengaruh faktor
– faktor tersebut terhadap kondisi pariwisata dan perikanan tangkap di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu.
Untuk matriks EFE, skala peringkat yang digunakan yaitu : 1 = rendah, respon kurang
2 = sedang, respon rata-rata 3 = tinggi, respon diatas rata-rata
4 = sangat tinggi, respon superior Untuk matriks IFE, skala peringkat yang digunakan yaitu :
1 = sangat lemah 2 = lemah
3 = kuat 4 = sangat kuat
Selanjutnya untuk nilai dari pembobotan dikalikan dengan peringkat pada tiap faktor dan semua hasil kali tersebut dijumlahkan secara vertikal untuk
memperoleh total skor pembobotan. Hasil pembobotan dan rating akan ditampilkan dalam matriks berdasarkan analisis lingkungan dan situasi obyek
wisata dengan bentuk seperti pada Tabel 3 dan 4.
28 Menurut David 2003, jika dilihat dari Tabel 7, total skor pembobotan
tertinggi untuk suatu perusahaan ialah 4,0 dan total skor pembobotan terendah ialah 1,0 dengan rata
– rata skor 2,5. Total skor 4,0 mengindikasikan bahwa perusahaan mampu merespon peluang dan ancaman dengan baik. Strategi
perusahaan yang efektif sangat dibutuhkan untuk mengambil manfaat dari peluang dan meminimalisir ancaman yang ada.
Menurut David 2003, jika dilihat dari Tabel 8, total skor pembobotan berkisar dari yang terendah 1,0 hingga yang tertingggi 4,0 dengan rata
– rata skor 2,5. Total skor pembobotan di bawah 2,5 mengindikasikan kondisi internal
perusahaan yang lemah. Total skor pembobotan di atas 2,5 mengindikasikan kondisi internal perusahaan yang kuat.
Tabel 3 Matriks external factor evaluation
Faktor Strategis Eksternal Bobot
Rating Skor
Peluang : 1.
.. Ancaman :
1. ..
Total Sumber : David 2003
Tabel 4 Matriks internal factor evaluation Faktor Strategis Internal
Bobot Rating
Skor Kekuatan :
1. ..
Kelemahan : 1.
.. Total
Sumber : David 2003
29 Keterkaitan faktor eksternal dan internal dapat digambarkan dalam bentuk
matriks SWOT seperti tercantum dalam Tabel 5. Matriks SWOT dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman dapat dihadapi
dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki organisasi berdasarkan perumusan beberapa alternatif strategi. Penentuan peringkat terhadap alternatif strategi
pengembangan pariwisata dilakukan berdasarkan nilai –nilai hasil penjumlahan
bobot dari masing –masing unsur yang terkait dengan masing–masing strategi.
Tabel 5 Matriks SWOT
IFAS EFAS
Kekuatan Strength 1 Menentukan 5–10 faktor –
faktor kekuatan internal Kelemahan Weakness
2 Menentukan 5–10 faktor – faktor kelemahan
internal Peluang Opportunity
3 Menentukan 5-10 faktor – faktor peluang eksternal
Strategi SO Strategi yang menggunakan
kekuatan untuk memanfaatkan peluang
Strategi WO Strategi yang
meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan
peluang Ancaman Threat
4 Menentukan 5–10 faktor – faktor ancaman eksternal
Strategi ST Strategi yang menggunakan
kekuatan untuk mengatasi ancaman
Strategi WT Strategi yang
meminimalkan kelemahan untuk menghindari ancaman
Sumber
: Rangkuti 2001 Keterangan :
IFAS : Internal Strategic Factors Analysis Summary EFAS : External Strategic Factors Analysis Summary
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Keadaan Umum Kabupaten Kepulauan Seribu