Evaluasi model permintaan pariwisata

65 Nilai surplus konsumen Rp50.055.848,68 menunjukkan daya beli konsumen terhadap produk wisata bahari Pulau Pramuka ialah Rp50.055.848,68. Nilai Ekonomi Total NET obyek wisata di Pulau Pramuka merupakan hasil perkalian nilai surplus konsumen CS dengan jumlah kunjungan dalam satu tahun TV. Jumlah kunjungan yang digunakan ialah jumlah kunjungan tahun 2009 sebesar 26.880 kali. Berdasarkan Lampiran 5, nilai ekonomi total diperoleh sebesar Rp1.345.481.190.178,93. Nilai tersebut menunjukkan biaya yang harus dikeluarkan apabila obyek wisata di Pulau Pramuka mengalami kerusakan, sehingga tidak dapat digunakan untuk menarik kunjungan wisatawan lagi. Nilai Ekonomi Total NET obyek wisata di Pulau Pramuka akan meningkat seiring dengan meningkatnya kunjungan responden ke lokasi obyek wisata di Pulau Pramuka. Sebaliknya jika jumlah kunjungan wisata berkurang maka Nilai Ekonomi Total NET obyek wisata di Pulau Pramuka juga akan berkurang.

4.4.4 Evaluasi model permintaan pariwisata

Untuk mengetahui kelayakan suatu model maka diperlukan evaluasi model. Evaluasi model dapat dilakukan dengan beberapa kriteria, yaitu kriteria statistik, kriteria ekonometrika dan kriteria ekonomi. 4.4.4.1 Kriteria statistik Berdasarkan hasil pendugaan koefisien regresi Lampiran 5 diketahui nilai R Square R 2 sebesar 0,2598 yang mengindikasikan bahwa permintaan pariwisata di Pulau Pramuka dapat dijelaskan oleh variabel-variabel yang termasuk kedalam model sebesar 25,98 dan sisanya sebesar 74,02 dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak termasuk dalam model dugaan. Nilai Adjusted R Square sebesar 0,0243 menjelaskan bahwa hubungan atau korelasi antara permintaan pariwisata dengan variabel-variabel yang digunakan adalah positif. Nilai Standard Error sebesar 0,5644 merupakan nilai galat baku dari model secara keseluruhan yang menunjukkan adanya kemungkinan bias pada nilai dari model yang diduga sebesar 05644. Nilai F hitung sebesar 1,0298 lebih besar dibandingkan dengan nilai F tabel sebesar 0,3956 sehingga bisa disimpulkan semua variabel penduga yang digunakan secara bersamaan memberikan pengaruh nyata terhadap permintaan 66 pariwisata pada selang kepercayaan 95. Hal ini berarti model fungsi permintaan dapat digunakan untuk analisis selanjutnya. Uji t student digunakan untuk melihat pengaruh masing masing variabel. Berdasarkan Lampiran 5, pengaruh masing-masing variabel dapat diuraikan sebagai berikut : 1 Biaya perjalanan X 1 Nilai P-value biaya perjalanan X 1 diperoleh sebesar 0,06. Hal ini menunjukkan bahwa variabel X 1 berpengaruh nyata terhadap intensitas kunjungan pada selang kepercayaan sebesar 94 atau taraf nyata alpha = 0,06. 2 Lama kunjungan X 2 Nilai P-value lama kunjungan X 2 diperoleh sebesar 0,74. Hal ini menunjukkan bahwa variabel X 2 berpengaruh nyata terhadap intensitas kunjungan pada selang kepercayaan sebesar 26 atau taraf nyata alpha = 0,74. 3 Pendapatan X 3 Nilai P-value pendapatan X 3 diperleh sebesar 0,07. Hal ini menunjukkan bahwa variabel X 3 berpengaruh nyata terhadap intensitas kunjungan pada selang kepercayaan sebesar 93 atau taraf nyata alpha = 0,07. 2 Manfaat wisata X 4 Nilai P-value manfaat wisata X 4 diperoleh sebesar 0,86. Hal ini menunjukkan bahwa variabel X 4 berpengaruh nyata terhadap intensitas kunjungan pada selang kepercayaan sebesar 14 atau taraf nyata alpha = 0,86. 3 Nilai keindahan X 5 Nilai P-value nilai keindahan X 5 diperoleh sebesar 0,81. Hal ini menunjukkan bahwa variabel X 5 berpengaruh nyata terhadap intensitas kunjungan pada selang kepercayaan sebesar 19 atau taraf nyata alpha = 0,81. 6 Nilai kenyamanan X 6 Nilai P-value nilai kenyamanan X 6 diperoleh sebesar 0,59. Hal ini menunjukkan bahwa variabel X 6 berpengaruh nyata terhadap intensitas 67 kunjungan pada selang kepercayaan sebesar 41 atau taraf nyata alpha = 0,59. 7 Nilai kunjungan wisata X 7 Nilai P-value nilai kunjungan wisata X 7 diperoleh sebesar 0,07. Hal ini menunjukkan bahwa variabel X 7 tidak berpengaruh nyata terhadap intensitas kunjungan pada selang kepercayaan sebesar 93 atau taraf nyata alpha = 0,07. 4.4.4.2 Kriteria ekonometrika Asumsi-asumsi yang harus dipenuhi dalam uji kriteria ekonometrika adalah sebagai berikut : 1 Normalitas Pengujian normalitas untuk permintaan wisata bahari Pulau Pramuka dengan pendekatan individu dapat dilihat pada Gambar 26. Berdasarkan Gambar 26 terlihat bahwa titik-titik menyebar di sekitar sumbu diagonal. Dengan demikian, model regresi linier layak digunakan untuk prediksi fungsi permintaan berdasarkan masukan variabel independennya. Gambar 26 Grafik Normal Probability dengan pendekatan individu 68 2 Homoskedasitas Grafik scatterplot untuk fungsi permintaan sebelum dan sesudah gempa bumi dengan pendekatan individu dapat dilihat pada Gambar 27. Berdasarkan Gambar 27. dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar dan membentuk pola tertentu. Berkaitan dengan hal tersebut, model linier memenuhi asumsi heteroskedasitas, sehingga model regresi linier tidak layak digunakan untuk prediksi fungsi permintaan. Menurut Putri 2003, cara mengatasi masalah heteroskedasitas diantaranya adalah dengan menggunakan Weight Least Square Regression nilai variabel dibagi dengan nilai variabel yang dianggap menyebabkan heteroskedasitas dan dengan menggunakan fungsi log untuk variabel penjelas yang mengakibatkan heteroskedasitas. Gambar 27 Grafik Scatterplot dengan pendekatan individu 3 Multikoliniearitas Pengujian multikolinearitas dapat dilihat melalui besaran nilai VIF. Apabila besaran nilai tersebut berada di sekitar angka 1, maka model tersebut bebas multikolinearitas. Nilai VIF untuk variabel dalam fungsi permintaan wisata bahari disajikan dalam Tabel 25. Berdasarkan masukan nilai, ada 4 variabel 69 yang memiliki yang memiliki nilai tidak berada di sekitar angka 1, yaitu variabel biaya perjalanan, lama kunjungan, pendapatan dan nilai kunjungan wisata. Dengan demikian, model regresi linier tidak layak untuk digunakan dalam prediksi fungsi permintaan wisata Pulau Pramuka. Tabel 25 Nilai VIF untuk variabel dalam fungsi permintaan wisata bahari Variabel Nilai VIF Biaya perjalanan 2,574 Lama kunjungan 3,881 Pendapatan 45,346 Manfaat wisata 1,822 Nilai keindahan 1,518 Nilai kenyamanan 1,430 Nilai kunjungan wisata 63,463 Sumber : Data primer diolah 2010 4 Autokorelasi Nilai Durbin-Watson untuk permintaan rekreasi Pulau Pramuka ialah 1,660. Nilai 1,660 terletak diantara nilai -2 hingga +2 yang berarti tidak memiliki autokorelasi. Dikarenakan tidak adanya auto korelasi maka model regresi linier layak digunakan untuk digunakan sebagai prediksi fungsi permintaan berdasarkan masukan variabel independennya. 4.4.4.2 Kriteria ekonomi Variabel biaya perjalanan menuju obyek wisata memiliki tanda negatif, yang menunjukkan bahwa apabila jumlah biaya perjalanan yang dikeluarkan semakin tinggi, maka jumlah kunjungan wisata ke obyek wisata Pulau Pramuka semakin rendah. Tanda yang dimiliki oleh variabel lama kunjungan ialah negatif, yang berarti semakin lama masa kunjungan yang dibutuhkan maka akan mengurangi keinginan wisatawan melakukan kunjungan. Tanda yang diharapkan untuk variabel pendapatan adalah positif, akan tetapi hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa tanda untuk pendapatan adalah negatif. 70 Kualitas wisata terdiri atas manfaat wisata, nilai keindahan dan nilai kenyamanan. Variabel kualitas wisata bertanda positif menunjukkan bahwa apabila kualitas wisatawan terhadap obyek wisata semakin tinggi, maka jumlah kunjungan wisatawan ke obyek wisata tersebut akan semakin tinggi. Akan tetapi hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa tanda untuk kualitas wisata adalah negatif kecuali variabel nilai keindahan. Variabel nilai waktu kunjungan memiliki tanda positif, padahal tanda yang diharapkan ialah negatif yang berarti semakin besar nilai waktu kunjungan yang dirasakan, maka jumlah kunjungan wisata ke obyek wisata Pulau Pramuka semakin rendah. Variabel biaya dan nilai waktu kunjungan yang tinggi menunjukkan produk wisata bahari Pulau Pramuka sebagai barang mewah. 4.5 Hubungan Perikanan Tangkap dan Pengembangan Pariwisata Bahari di Pulau Pramuka, Kabupaten Kepulauan Seribu Keberadaan subsektor perikanan tangkap dapat dijadikan komoditas wisata yang menarik di Pulau Pramuka, bahkan subsektor perikanan tangkap dapat menjadi komoditas wisata unggulan yang menjadi ciri khas wisata bahari di Pulau Pramuka. Dengan keberadaan subsektor perikanan tangkap, aktivitas yang dilakukan wisatawan di dalam kegiatan pariwisata bahari di Pulau Pramuka bukan hanya mengamati penangkaran penyu dan penangkaran cucut, menikmati pemandangan alam, snorkling serta diving, tetapi juga wisata perikanan tangkap, sehingga subsektor perikanan tangkap tidak hanya berperan sebagai pendukung sektor pariwisata bahari tetapi juga menjadi suatu bagian yang sangat penting bagi pengembangan pariwisata bahari di Pulau Pramuka. Keunikan yang dimiliki oleh kegiatan perikanan tangkap dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Lokasi obyek wisata yang berdekatan dengan Pulau Pramuka semakin mendukung besarnya potensi perikanan tangkap terhadap pengembangan pariwisata bahari di Pulau Pramuka. Selama ini wisata bahari Pulau Pramuka hanya terpusat pada paket wisata snorkling dan diving dengan kisaran harga Rp380.000 – Rp1.500.000. Unit penangkapan ikan di Pulau Pramuka selain menjadi alat transportasi didalam mengunjungi lokasi snorkling, 71 diving dan penangkaran cucut juga memiliki beberapa potensi yang dapat dikembangkan dalam pengembangan pariwisata bahari ini seperti : 1 Atraksi wisata tour penangkapan ikan 2 Pemanfaatan kapal penangkapan ikan sebagai sarana wisata memancing fishing dan berperahu boating 3 Menghidupkan kembali Tempat Pelelangan Ikan TPI di Pulau Pramuka sehingga dapat dimanfaatkan sebagai obyek wisata. 4 Pemanfaatan hasil tangkapan sebagai pasokan ke restoran dan penginapan di Pulau Pramuka. Wisata penangkapan ikan merupakan trip penangkapan ikan yang dilakukan oleh nelayan dan diikuti oleh wisatawan dengan jangka waktu singkat yaitu 2 - 3 jam. Operasional unit penangkapan ikan dapat dilakukan di perairan Pulau Kelurahan Pulau Panggang, sehingga dapat dijangkau dengan waktu yang singkat dari Pulau Pramuka sebagai fishing base. Payang, pancing, jaring ikan hias dan bubu dapat dijadikan sarana operasional didalam kegiatan wisata penangkapan ikan. Selama ini wilayah perairan Pulau Pramuka dimanfaatkan untuk perikanan komersil, padahal wilayah perairan Pulau Pramuka termasuk kedalam zona inti Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu yang di wilayah tersebut dilarang dimanfaatkan untuk perikanan komersil. Dengan merubah perikanan komersil menjadi perikanan wisata, selain menjadi sumber penghasilan bagi nelayan, perikanan wisata juga menjadi salah satu metode konservasi di Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu. Operasional payang yang dilakukan pada pagi hari dapat dimanfaatkan untuk kegiatan tour penangkapan ikan. Wisatawan dapat melihat bagaimana urutan aktivitas nelayan mulai dari pencarian gerombolan schools ikan oleh fishmaster tekong, pengejaran gerombolan ikan, pemasangan jaring, pengangkatan jaring, serta penyortiran ikan hasil tangkapan. Wisatawan yang tertarik dapat mencoba bersama nelayan untuk melakukan aktivitas tersebut, sehingga menjadi daya tarik tersendiri dalam melakukan tour penangkapan ikan. Wisatawan yang ingin menikmati keunikan dari operasional unit penangkapan payang dapat menyewa dengan tarif per paket Rp650.000,00 dengan kapasitas 8 orang wisatawan. Tour payang dalam satu hari dapat dilakukan sebanyak 2 – 3 72 kali, sehingga dapat menambah penghasilan nelayan sebesar Rp1.300.000,00 – Rp1.950.000,00 per hari setiap hari Sabtu, Minggu dan hari libur nasional. Operasional pancing yang dapat dilakukan baik pada pagi hari maupun siang hari dapat dimanfaatkan untuk kegiatan tour penangkapan ikan. Wisatawan dapat melihat bagaimana nelayan melakukan operasional unit penangkapan pancing. Wisatawan juga dapat melakukan pemancingan menggunakan pancing yang ada baik alat pancing sewa maupun alat pancing yang dibawa sendiri. Didalam tour operasional pancing wisatawan dapat melatih kesabaran dan keahlian didalam memancing sehingga wisatawan akan menikmati suasana dari memancing, ditambah selama waktu soaking perendaman mata pancing wisatawan dapat menikmati pemandangan gugus kepulauan di Kelurahan Pulau Panggang. Wisatawan yang ingin menikmati operasional unit penangkapan pancing dapat menyewa dengan tarif per paket Rp500.000,00 dengan kapasitas 5 orang wisatawan. Tour pancing dalam satu hari dapat dilakukan sebanyak 2 – 3 kali, sehingga dapat menambah penghasilan nelayan sebesar Rp1.000.000,00 – Rp1.500.000,00 per hari setiap hari Sabtu, Minggu dan hari libur nasional. Operasional bubu yang dilakukan pada pagi hari dapat dimanfaatkan untuk kegiatan tour penangkapan ikan. Wisatawan dapat melihat bagaimana urutan aktivitas nelayan mulai dari pencarian terumbu karang yang ideal untuk peletakkan bubu, pemasangan bubu, perendaman bubu soaking, pengangkatan bubu, serta penyortiran ikan hasil tangkapan. Wisatawan yang tertarik dapat mencoba bersama nelayan untuk melakukan aktivitas tersebut, selain itu selama menunggu waktu perendaman soaking bubu wisatawan dapat menikmati pemandangan gugus kepulauan di Kelurahan Pulau Panggang, sehingga menjadi daya tarik tersendiri dalam melakukan tour penangkapan ikan. Wisatawan yang ingin menikmati keunikan dari operasional unit penangkapan bubu dapat menyewa dengan tarif per paket Rp400.000,00 dengan kapasitas 6 orang wisatawan. Tour bubu dalam satu hari dapat dilakukan sebanyak 2 – 3 kali, sehingga dapat menambah penghasilan nelayan sebesar Rp800.000,00 – Rp1.200.000,00 per hari setiap hari Sabtu, Minggu dan hari libur nasional. Operasional jaring ikan hias yang dapat dilakukan baik pada pagi hari maupun pada siang hari dapat dimanfaatkan untuk kegiatan tour penangkapan 73 ikan. Wisatawan dapat melihat bagaimana urutan aktivitas nelayan mulai dari pencarian gerombolan ikan, penyelaman untuk pengambilan ikan menggunakan jaring dan blewangserok scoop serta penyortiran ikan hasil tangkapan. Wisatawan yang tertarik dapat mencoba menyelam bersama nelayan untuk melakukan aktivitas tersebut, selama penyelaman untuk pengambilan ikan wisatawan dapat menikmati keindahan terumbu karang wilayah perairan Kelurahan Pulau Panggang dan bisa memilih ikan hias yang ingin ditangkap dan dibawa sebagai cinderamata hidup. Wisatawan yang ingin menikmati keunikan dari operasional unit penangkapan payang dapat menyewa dengan tarif per paket Rp400.000,00 dengan kapasitas 4 orang wisatawan. Tour payang dalam satu hari dapat dilakukan sebanyak 2 – 3 kali, sehingga dapat menambah penghasilan nelayan sebesar Rp800.000,00 – Rp1.200.000,00 per hari setiap hari Sabtu, Minggu dan hari libur nasional. Selain dari tour operasional unit penangkapan ikan, wisatawan juga bisa menyaksikan event tahunan yaitu Enjoy Jakarta Marine Festival. Acara Enjoy Jakarta Marine Festival mulai diadakan pada tahun 2009 oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan tujuan untuk mempromosikan wisata bahari yang tersebar di seluruh wilayah Kepulauan Seribu. Pulau Pramuka menjadi tempat berlangsungnya event ini. Kesempatan ini banyak dimanfaatkan oleh nelayan oleh nelayan untuk menyelenggarakan wisata berperahu boating. Wisatawan akan dibawa mengelilingi wilayah perairan Kelurahan Pulau Panggang menggunakan kapal nelayan yang telah diberi hiasan. Kegiatan perikanan tangkap lainnya yang dapat dimanfaatkan sebagai daya tarik wisata adalah kegiatan pelelangan ikan yang diadakan di Tempat Pelelangan Ikan TPI Pulau Pramuka. Pemanfaatan kegiatan pelelangan ikan terkendala dengan matinya TPI Pulau Pramuka yang disebabkan oleh seluruh nelayan yang mendaratkan hasil tangkapannya hanya di TPI Muara Angke. Padahal kegiatan lelang ikan yang memiliki ciri khas dan keunikan yang berbeda di tiap TPI dapat menarik minat wisatawan, karena itu kegiatan pelelangan ikan di Pulau Pramuka perlu dihidupkan kembali. Umumnya wisatawan pariwisata bahari memiliki minat cukup besar dalam mengkonsumsi makanan laut seafood dengan cita rasa khas daerah wisata yang 74 dikunjunginya. Karena itu, hasil tangkapan nelayan yang telah dilelang juga dapat berperan dalam kegiatan wisata bahari. Hasil tangkapan berperan sebagai pasokan makanan di restoran dan penginapan di Pulau Pramuka. Selain itu keberadaan Nusa Resto sebagai floating restaurant menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan untuk berkunjung ke Pulau Pramuka. 4.6 Analisis SWOT Strategi Pemanfaatan Perikanan Tangkap Untuk Pengembangan Pariwisata Bahari di Pulau Pramuka Dengan analisis SWOT, kekuatan strength dan kelemahan weakness, yang merupakan faktor internal dapat diidentifikasi, begitu pula peluang opportunity dan ancaman threat, yang merupakan faktor eksternal. Analisis SWOT strategi pemanfaatan potensi perikanan tangkap untuk pengembangan pariwisata bahari di Pulau Pramuka dilakukan dengan cara menentukan bobot dan rating yang disajikan nantinya dalam matriks IFE dan EFE. Keterkaitan faktor eksternal dan internal dapat digambarkan dalam bentuk matriks SWOT sehingga dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman dapat dihadapi dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki organisasi berdasarkan perumusan beberapa alternatif strategi 4.6.1 Identifikasi unsur SWOT pemanfaatan perikanan tangkap untuk pengembangan pariwisata bahari Identifikasi unsur kekuatan strength dan kelemahan weakness, yang merupakan faktor internal serta unsur peluang opportunity dan ancaman threat, yang merupakan faktor eksternal dilakukan untuk pembuatan matriks IFE dan EFE. Matriks IFE dan EFE nantinya akan digunakan dalam perumusan matriks SWOT. 4.6.1.1 Kekuatan Terdapat lima hal yang menjadi kekuatan dari pemanfaatan potensi perikanan tangkap untuk pengembangan pariwisata bahari di Pulau Pramuka. Kelima hal tersebut diuraikan lebih lanjut. 1 Keindahan dan Kenyamanan Obyek Wisata Kawasan wisata bahari Pulau Pramuka memiliki daya tarik alam yang cukup 75 baik. Hal ini dibuktikan dari hasil pengukuran terhadap persepsi pengunjung yang 73,33 menyatakan bahwa kawasan wisata bahari Pulau Pramuka “indah”, sehingga berdasarkan skala skor dapat dikategorikan sebagai tempat dengan tingkat keindahan “lebih dari indah”. Keindahan alam berupa hamparan terumbu karang di perairan dangkal, hamparan padang lamun di sekitar Pulau Pramuka dan posisi pulau-pulau yang berdekatan membrikan pemandangan yang indah yang dapat menarik wisatawan baik mancanegara maupun nusantara untuk berkunjung. Dilihat dari faktor kenyamanan, responden yang menyatakan “nyaman” sebanyak 80. Berdasarkan skala skor dapat dikategorikan sebagai tempat dengan tingkat kenyamanan “sangat nyaman”. Ketersediaan fasilitas dan keramahan penduduk membuat wisatawan baik mancanegara maupun nusantara merasa nyaman untuk melakukan kegiatan wisata. 2 Lokasi obyek wisata dan Pulau Pramuka berdekatan Obyek wisata di Kecamatan Kepulauan Seribu Utara berada tidak jauh dari Pulau Pramuka sebagai pusat kegiatan perikanan tangkap. Jarak terdekat ialah lokasi snorkeling dan daerah pengoperasian alat tangkap jaring ikan hias, yaitu di perairan Karang Keling Cetek dan Karang Keling Dalam yang berjarak 300-400 meter dari Pulau Pramuka. Jarak terjauh adalah lokasi snorkeling, scuba diving dan daerah pengoperasian alat tangkap pancing dan jaring ikan hias, yaitu di perairan Pulau Putri yang berjarak 3 km dari Pulau Pramuka. Kondisi demikian menjadi suatu keuntungan tersendiri dalam menarik wisatawan untuk mencoba melakukan wisata perikanan di Pulau Pramuka. 3 Sumberdaya alam yang potensial untuk wisata bahari Kawasan wisata bahari Pulau Pramuka memiliki sumberdaya alam yang potensial bagi aktivitas pariwisata bahari, sehingga produk yang ditawarkan menjadi bervariasi. Produk wisata bahari seperti wisata snorkling dan diving yang ditawarkan oleh kawasan wisata bahari Pulau Pramuka dapat meminimalisir kejenuhan wisatawan. Selain itu variasi produk wisata bahari seperti jasa wisata penangkapan ikan dapat dimanfaatkan secara optimal melalui operasi penangkapan ikan, sehingga secara langsung dapat 76 menambah pendapatan nelayan. 4 Peningkatan jumlah nelayan dan armada penangkapan ikan Pariwisata bahari di Pulau Pramuka tidak terlepas dari peranan nelayan dan armada penangkapan ikan. Upaya pengembangan pariwisata bahari di Pulau Pramuka seyogyanya juga didukung oleh adanya peningkatan ketersediaan nelayan dan armada penangkapan ikan sebagai bagian dari pariwisata bahari. Nelayan sebagai bagian dari pariwisata bahari Pulau Pramuka, sekaligus menjadi penyedia produk laut seperti ikan, serta bertugas sebagai tour guide bagi wisatawan baik untuk kegiatan snorkeling, scuba diving, maupun hanya berkeliling menjelaskan wilayah dan sejarah Pulau Pramuka. Trend peningkatan jumlah nelayan dan armada penangkapan ikan di Pulau Pramuka akan mendukung upaya pengembangan pariwisata bahari di Pulau Pramuka. 5 Nilai Ekonomi wisata besar Berdasarkan perhitungan nilai ekonomi dengan pendekatan individu, Nilai Ekonomi Total adalah Rp1.345.481.190.178,93. Nilai tersebut sangat besar dan merupakan nilai yang akan hilang jika kawasan wisata Pulau Pramuka tidak terpelihara dengan baik, sehingga tidak mampu lagi menarik wisatawan. Nilai ekonomi yang tinggi menunjukkan bahwa wisatawan mampu membayar lebih tinggi untuk menikmati wisata di Pulau Pramuka. 4.6.1.2 Peluang Terdapat empat hal yang menjadi peluang dari pemanfaatan potensi perikanan tangkap untuk pengembangan pariwisata bahari di Pulau Pramuka. Keempat hal tersebut diuraikan lebih lanjut. 1 Peningkatan jumlah wisatawan Berdasarkan hasil pengolahan data, jumlah wisatawan, baik nusantara maupun mancanegara meningkat hampir setiap tahunnya. Peningkatan jumlah wisatawan merupakan peluang sangat mendukung upaya pengembangan pariwisata bahari di Pulau Pramuka. 2 Tingkat pendidikan wisatawan menengah ke atas Karakteristik pendidikan wisatawan yang berkunjung ke kawasan wisata Pulau Pramuka adalah 33,33 SMA, 6,67 D3, 43,33 S1 dan 16,67 S2. 77 Hampir 70 wisatawan memiliki tingkat pendidikan di atas SMA. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan berpengaruh terhadap selera dan motivasi bagi wisatawan untuk mencoba atraksi wisata yang ada di kawasan wisata Pulau Pramuka, seperti snorkling dan diving. Tingkat pendidikan wisatawan yang tinggi sangat mendukung upaya pengembangan pariwisata bahari di Pulau Pramuka. 3 Peningkatan tren wisata bahari Berdasarkan data dari The National Marine Fisheries Services NMFS, pariwisata bahari merupakan salah satu jenis pariwisata yang populer dengan permintaan yang terus bertambah. Tren peningkatan wisata bahari, baik secara global maupun nasional, dapat memberi pengaruh yang baik terhadap upaya pengembangan pariwisata bahari di Pulau Pramuka yang sempat lesu pada tahun 1995 sampai dengan awal tahun 2000. 4 Pesatnya perkembangan internet dan teknologi Pesatnya perkembangan internet dan teknologi dapat memberi pengaruhbaik bagi pemasaran pariwisata bahari di Pulau Pramuka. Pemasaran wisata bahari di Pulau Pramuka yang semula hanya bersifat mouth to mouth atau melalui pembicaran saja dan pamflet dari suku dinas pariwisata Kepulauan Seribu menjadi lebih luas lagi karena dapat melakukan pemasaran melalui internet. Perkembangan internet dan teknologi memberi dampak sangat besar terhadap pengurangan biaya pemasaran. Penggunaan internet dapat menjadi diversifikasi cara pemasaran pariwisata bahari di Pulau Pramuka. 4.6.1.3 Kelemahan Terdapat tiga hal yang menjadi kelemahan dari pemanfaatan potensi perikanan tangkap untuk pengembangan pariwisata bahari di Pulau Pramuka. Ketiga hal tersebut diuraikan lebih lanjut. 1 Strategi promosi belum jelas dan belum berorientasi pasar Didalam strategi promosi wisata bahari Pulau Pramuka belum ada penentuan target konsumen, segmentasi dan fokus posisi pasar yang jelas. Hal tersebut menyebabkan promosi yang dilakukan baik oleh pihak swasta melalui internet maupun oleh pihak dinas pariwisata melalui flyer atau selebaran 78 menjadi tidak optimal. 2 Fasilitas kurang lengkap Sarana penunjang di kawasan wisata Pulau Pramuka masih kurang optimal pengoperasiannya. Kawasan wisata Pulau Pramuka memiliki fasilitas berupa dua unit restoran, satu unit floating restaurant, lebih dari 20 unit penginapan homestay dan sebuah rumah sakit yaitu Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kepulauan Seribu, tetapi fasilitas di kawasan wisata Pulau Pramuka banyak mengalami kerusakan dan tidak penah diperbaiki. Di seluruh kawasan Kelurahan Pulau Panggang kurang mendapat pasokan listrik. Pasokan listrik di Pulau Pramuka hanya disokong oleh sebuah generator yang hanya bisa difungsikan selama 12 jam per hari sehingga menghambat upaya upaya pengembangan pariwisata bahari di Pulau Pramuka. 3 Rendahnya brand awareness Brand awareness atau citra diri dari wisata bahari Pulau Pramuka tidak terpromosikan dengan baik. Promosi yang dikedepankan oleh dinas pariwisata lebih sering tentang pariwisata pesisir Jakarta dan Pulau Pramuka hanya diklasifikasikan sebagai salah satu dari pariwisata pesisir Jakarta dengan informasi yang seadanya. Hal tersebut menyebabkan hanya wisatawan yang pernah mengunjungi Pulau Pramuka yang mengetahui informasi lengkap mengenai Pulau Pramuka. 4.6.1.4 Ancaman Terdapat tiga hal yang menjadi ancaman dari pemanfaatan potensi perikanan tangkap untuk pengembangan pariwisata bahari di Pulau Pramuka. Ketiga hal tersebut diuraikan lebih lanjut. 1 Peningkatan persaingan antar pulau Peraturan mengenai otonomi daerah menyebabkan peningkatan persaingan antar pulau di sektor pariwisata bahari di Kabupaten Kepulauan Seribu baik di wilayah Kecamatan Kepulauan Seribu Utara maupun Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan. Sejumlah investor telah menanamkan modal di bidang pariwisata bahari di Kepulauan Seribu, sehingga meningkatkan 79 pendapatan di satu pulau dari bidang pariwisata bahari, namun hal ini dapat menjadi ancaman bagi pariwisata bahari di pulau lain. Sebagai contoh, pengembangan pariwisata bahari di Pulau Harapan dan Pulau Putri telah mematikan pariwisata bahari di Pulau Tidung dan mulai mengurangi pendapatan dari bidang pariwisata bahari di Pulau Pramuka. 2 Kerusakan lingkungan akibat aktivitas manusia Berkembangnya pariwisata bahari di Pulau Pramuka memberi dampak buruk bagi lingkungan sekitar. Peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Pulau Pramuka menyebabkan penambahan pembangunan fasilitas penginapan, namun tidak diikuti oleh pembangunan fasiitas pengolahan limbah dan pengelolaan lingkungan yang baik. Limbah yang berasal dari wisatawan seringkali mengotori lingkungan wisata Pulau Pramuka baik di darat maupun di air sehingga secara langsung member pengaruh buruk pada lingkungan sekitar Pulau Pramuka. 3 Tidak ada hukum yang mengatur perizinan usaha wisata bahari milik swasta di Pulau Pramuka Perizinan pembangunan usaha wisata di Pulau Pramuka sebenarnya belum ada hukum yang mengaturnya. Jumlah pembangunan usaha seringkali tidak mengindahkan jumlah sumberdaya yang tersedia baik lahan maupun sumberdaya yang lainnya, sehingga posisi penginapan di Pulau Pramuka menjadi terlalu berdempetan dan menimbulkan kesan kumuh di beberapa bagian pulau, khususnya bagian selatan dan timur pulau. Selain itu biaya jasa tour guide ilegal memiliki yang lebih rendah dibandingkan nelayan tour guide resmi membuat banyak pengusaha lebih memilih jasa tour guide ilegal dibanding nelayan tour guide yang memiliki izin resmi dari Suku Dinas Pariwisata Kepulauan Seribu.

4.6.2 Analisis Matriks EFE External Factor Evaluation dan IFE Internal Factor Evaluation