Alat penangkapan ikan Keragaan Perikanan Tangkap di Pulau Pramuka

39

4.3.1 Alat penangkapan ikan

Jenis alat tangkap yang digunakan oleh nelayan di wilayah Kelurahan Pulau Panggang pada tahun 2008 dapat dilihat pada Tabel 11. Berdasarkan data pada Tabel 8, alat tangkap yang paling banyak digunakan oleh nelayan ialah pancing dengan jumlah 532 unit. Tabel 8 Jenis dan jumlah alat penangkapan ikan di Kelurahan Pulau Panggang pada tahun 2008 No Alat tangkap Jumlah Pemilik Jumlah Unit 1 Jaring dasar 21 21 2 Payang 20 22 3 Bubu besar 17 200 4 Bubu kecil 12 20 5 Jaring gebur 10 100 6 Muroami 10 10 7 Pancing 444 532 Total 534 905 Sumber : Dinas Kelautan dan Pertanian Provinsi DKI Jakarta 2008 Pancing menjadi alat tangkap dominan dikarenakan faktor harga yang relatif lebih murah dibanding alat tangkap lain. Alat tangkap terbanyak kedua ialah bubu. Bubu banyak dipakai karena dapat dioperasikan secara optimal di perairan Kelurahan Pulau Panggang yang sebagian besar memiliki terumbu karang. 4.3.1.1 Bubu tambun Bubu tambun merupakan unit penangkapan ikan kedua terbanyak setelah pancing. Hal tersebut dapat terlihat dari jumlah unit bubu tambun di Pulau Pramuka mencapai 200 unit. Disebut bubu tambun karena dalam pengoperasiannya, bubu tambun dipasang di terumbu karang dengan cara ditimbun atau ditutup dengan potongan karang dari terumbu karang yang ada di area tersebut. Pengoperasian bubu tambun memerlukan waktu yang cukup lama, sebab harus mencari terumbu karang hidup yang sesuai untuk menutupi bubu terlebih dahulu. Penutupan bubu menggunakan terumbu bertujuan sebagai kamuflase agar ikan karang tertarik memasuki bubu tambun. Bubu tambun terbuat dari bambu. 40 Konstruksi bubu tambun dapat dilihat pada Gambar 12. Mesh pada bubu tambun memiliki ukuran 3 cm. Gambar 12 Konstruksi bubu tambun Perahu motor yang digunakan untuk pengoperasian alat tangkap bubu tambun terbuat dari kayu. Perahu motor yang digunakan memiliki dimensi LxBxD adalah 8 meter x 1,8 meter x 1 meter. Jumlah nelayan yang mengoperasikan bubu tambun berkisar antara 2 hingga 4 orang. Perahu motor menggunakan tenaga penggerak dengan kekuatan 25 PK. Perahu motor untuk pengoperasian alat tangkap bubu tambun terbuat dari kayu ulin Eusideroxylon zwageri. Pengoperasian alat tangkap bubu tambun dilakukan melalui tahap persiapan, perjalanan menuju fishing ground, setting, soaking, hauling, dan perjalanan kembali ke fishing base. Persiapan yang dilakukan nelayan adalah persiapan perbekalan berupa bahan makanan, es, bahan bakar solar sebanyak 10-15 liter, serta umpan bubu berupa potongan daging ikan betok hitam Neoglyphidodon crossi dan gonad bulu babi Diadema sp. yang telah dihaluskan. Selanjutnya nelayan berangkat menuju fishing ground pada pukul 07.00 dan sampai di fishing ground dalam waktu 1,5 - 2 jam. Biasanya pengoperasian bubu tambun dilakukan 41 di sekitar perairan Pulau Pari dan Pulau Karang Congkak Lampiran 1. Fishing ground bubu tambun merupakan perairan dengan kepadatan terumbu karang yang cukup tinggi. Proses pemasangan setting bubu tambun biasanya memakan waktu 20-40 menit. Bubu dipasang dengan cara tunggal, masing - masing bubu dipasang dengan tali selambar dan pelampung tanda tersendiri. Bubu tambun dipasang diantara karang dan ditimbun dengan potongan karang. Menurut Santoso 2009, pemasangan bubu tambun dapat memicu kerusakan habitat terumbu karang. Sebaiknya pemasangan bubu tambun dilakukan hanya pada celah-celah terumbu karang tanpa diawali oleh penghancuran atau pemotongan terumbu karang terlebih dahulu. Semua bagian badan bubu ditimbun dengan karang kecuali bagian pintu. Waktu perendaman soaking bubu tambun bervariasi antara 4-5 jam bergantung pada kebutuhan nelayan. Proses hauling dilakukan dengan mengangkat bubu satu persatu. Selama proses hauling, setiap hasil tangkapan langsung dimasukkan ke dalam wadah yang berisi es. Kegiatan operasional bubu tambun berakhir pada pukul 16.00 dan nelayan langsung kembali ke fishing base pada pukul 17.00. Ikan hasil tangkapan bubu tambun ialah ikan kerapu koko Epinephelus quoyanus, kerapu merah Epinephelus fasciatus, kerapu hitam Epinephelus ongus. Selain itu bubu tambun juga menangkap ikan baronang Sigganus guttatus dan ikan kakaktua Scarus sp. 4.3.1.2 Jaring ikan hias Konstruksi alat tangkap jaring ikan hias yang dioperasikan di Pulau Pramuka terdiri atas bagian badan jaring yang terbuat dari bahan Polyamide monofilament dan tali ris yang terbuat dari bahan Polyetilen multifilament. Konstruksi alat tangkap jaring ikan hias dan alat bantunya dapat dilihat pada Gambar 13. Perahu motor yang digunakan untuk pengoperasian alat tangkap jaring ikan hias terbuat dari kayu. Perahu motor yang digunakan memiliki dimensi LxBxD adalah 5 meter x 1,8 meter x 1 meter. Jumlah nelayan yang mengoperasikan jaring ikan hias berkisar antara 2 hingga 6 orang. Perahu motor menggunakan tenaga 42 penggerak dengan kekuatan 18 PK. Perahu motor untuk pengoperasian alat tangkap jaring ikan hias terbuat dari kayu ulin Eusideroxylon zwageri. Gambar 13 Konstruksi jaring ikan hias Pengoperasian alat tangkap jaring ikan hias dilakukan melalui tahap persiapan, perjalanan menuju fishing ground, setting, hauling, dan perjalanan kembali ke fishing base. Persiapan yang dilakukan nelayan adalah persiapan perbekalan berupa bahan makanan, es, peralatan scuba diving, dan bahan bakar solar sebanyak 15-20 liter. Selanjutnya nelayan berangkat menuju fishing ground pada pukul 07.00 dan sampai di fishing ground dalam waktu 1,5 – 2,5 jam. Pengoperasian jaring ikan hias dilakukan di sekitar perairan Pulau Pari, Pulau Air, Pulau Putri dan Pulau Karang Congkak Lampiran 1. Kepadatan 43 terumbu karang di perairan tersebut tinggi, sehingga terdapat berbagai jenis ikan hias air laut yang memiliki habitat berupa terumbu karang. Jaring ikan hias dioperasikan di wilayah perairan dengan kepadatan terumbu karang yang cukup tinggi, karena gerombolan schools ikan hias hanya terdapat di wilayah dengan kepadatan terumbu karang tinggi. Proses pemasangan setting jaring ikan hias memakan waktu 20-30 menit. Proses pemasangan diawali dengan penyelaman ke wilayah terumbu karang dengan kedalaman perairan 3-5 meter, lalu gerombolan schools ikan hias yang menjadi sasaran dilingkari atau dikurung perlahan-lahan oleh dua nelayan penyelam menggunakan jaring hingga posisi jaring berhasil melingkari gerombolan ikan yang menjadi sasaran. Setelah dilingkari, ikan diambil menggunakan serok atau blewang kemudian ikan dimasukkan ke dalam wadah atau dongdang. Pada pukul 13.30 jaring ikan hias kembali diangkat ke atas kapal. Kegiatan operasional jaring ikan hias berakhir pada pukul 14.00 dan nelayan langsung kembali ke fishing base pada pukul 14.30. Volume ikan hasil tangkapan jaring ikan hias biasanya bervariasi bergantung pada pesanan atau order dari konsumen. Ikan hias yang biasanya menjadi pesanan konsumen ialah ikan belang ijo Coris sp, ikan kiper strip delapan Chaetodon octofasciatus, ikan triger biru Odonus niger dan ikan kepe- kepe Chelmon rostratus. Dikarenakan ikan hias air laut memiliki nilai jual tinggi dan sangat diminati oleh baik wisatawan maupun pengusaha ikan hias maka nelayan Pulau Pramuka banyak yang mengoperasikan alat tangkap jaring ikan hias. 4.3.1.3 Payang Konstruksi alat tangkap payang yang dioperasikan di Pulau Pramuka terdiri atas bagian sayap, badan jaring dan kantong. Bagian sayap, badan jaring dan kantong alat tangkap payang yang dioperasikan di Pulau Pramuka terbuat dari bahan Polyamide multifilament dengan ukuran mata jaring mesh yang berbeda- beda di tiap bagian. Selain itu payang yang dioperasikan di Pulau Pramuka memiliki pelampung tanda, pelampung, pemberat, tali ris atas, tali ris bawah dan tali selambar. Konstruksi alat tangkap payang dapat dilihat pada Gambar 14. 44 Perahu motor yang digunakan untuk pengoperasian alat payang terbuat dari kayu. Perahu motor yang digunakan memiliki dimensi LxBxD adalah 8 meter x 2 meter x 1 meter. Jumlah nelayan yang mengoperasikan payang berkisar antara 12 hingga 15 orang. Perahu motor menggunakan tenaga penggerak dengan kekuatan 23 PK. Perahu motor untuk pengoperasian alat tangkap payang terbuat dari kayu ulin Eusideroxylon zwageri. Gambar 14 Konstruksi payang Pengoperasian alat tangkap payang dilakukan melalui tahap persiapan, perjalanan menuju fishing ground, setting, hauling, dan perjalanan kembali ke fishing base. Persiapan yang dilakukan nelayan adalah persiapan perbekalan, yaitu bahan makanan, es, dan bahan bakar solar sebanyak 25 - 30 liter. Selanjutnya nelayan berangkat menuju fishing ground pada pukul 05.30 dan sampai di fishing ground dalam waktu 2,5-3 jam. Biasanya nelayan payang melakukan operasi penangkapan ikan di luar perairan Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu TNKPs Lampiran 1. 45 Diawal pengoperasian alat tangkap payang, fishing master mencari gerombolan schools ikan yang terdapat di perairan fishing ground dengan cara memperhatikan ciri-ciri pergerakan gerombolan ikan seperti adanya burung- burung pemburu ikan yang terbang menukik ke perairan, buih-buih air di permukaan laut dan perubahan warna permukaan laut akibat adanya pergerakan gerombolan ikan di bawahnya. Proses pemasangan setting payang dilakukan saat gerombolan ikan yang menjadi sasaran tangkap mulai terlihat, lalu dilakukan pengejaran terhadap ikan, setelah diperkirakan bahwa ikan dapat tertangkap maka jaring langsung diturunkan kedalam air mengelilingi gerombolan schools ikan dengan arah berlawanan arah jarum jam. Penurunan jaring dilakukan mulai dari pelampung tanda, lalu tali selambar hingga badan jaring setelah itu dilakukan penarikan hauling jaring yang dilakukan dari sisi kiri kapal. Lama waktu pemasangan jaring biasanya berkisar antara 15-20 menit sehingga bisa dilakukan 7-10 kali pemasangan setting didalam satu trip penangkapan ikan. Kegiatan operasional jaring ikan hias berakhir pada pukul 17.00 dan nelayan langsung kembali ke fishing base pada pukul 18.00. Ikan hasil tangkapan payang ialah ikan kembung laki Rastrelliger kanagurta, kembung perempuan Rastrelliger brachysoma, tembang Sardinella fimbriata, selar Selaroides sp. Selain itu payang juga menangkap ikan ekor kuning Caesio cunning dan pepetek Leiognathus dussumieri. 4.3.1.4 Pancing gandar Konstruksi alat tangkap pancing gandar yang dioperasikan di Pulau Pramuka terdiri atas bagian gandar atau tackle, roller, ring, pemberat, mata pancing atau hook dan benang pancing yang terbuat dari bahan Polyamide monofilament. Konstruksi alat tangkap pancing dapat dilihat pada Gambar 15. Perahu motor yang digunakan untuk pengoperasian alat pancing gandar terbuat dari kayu ulin Eusideroxylon zwageri. Perahu motor yang digunakan memiliki dimensi LxBxD adalah 9 meter x 2 meter x 1,2 meter. Jumlah nelayan yang mengoperasikan pancing berkisar antara 2 hingga 3 orang. Perahu motor menggunakan tenaga penggerak dengan kekuatan 23 PK. 46 Gambar 15 Konstruksi pancing gandar Pengoperasian alat tangkap pancing gandar dilakukan melalui tahap persiapan, perjalanan menuju fishing ground, setting, soaking, hauling, dan perjalanan kembali ke fishing base. Persiapan yang dilakukan nelayan adalah persiapan perbekalan, yaitu bahan makanan, es, umpan berupa potongan daging ikan betok hitam Neoglyphidodon crossi dan bahan bakar solar sebanyak 10-20 liter. Nelayan berangkat menuju fishing ground pada pukul 05.30 dan sampai di fishing ground dalam waktu 30 menit – 1,5 jam. Biasanya pengoperasian alat tangkap pancing dilakukan di sekitar perairan Pulau Pari, Pulau Air, Pulau Semak Daun, Pulau Karang Congkak Lampiran 1. Proses pemasangan setting pancing dimulai dari pelemparan mata pancing. Setelah mata pancing dilempar kemudian mata pancing hook dibiarkan terendam di dalam air soaking selama 20 menit hingga 40 menit. Proses hauling dilakukan saat ikan terkait di mata pancing. Proses hauling dilakukan dengan cara memutar roller untuk menarik mata pancing keluar dari permukaan air. Setelah ikan 47 berhasil diangkat keluar dari permukaan air, maka ikan dilepaskan dari mata pancing dan ikan dimasukkan ke dalam wadah. Waktu perendaman atau soaking yang relatif singkat, menyebabkan adanya beberapa kali proses setting dalam satu trip operasi penangkapan ikan. Kegiatan operasional pancing berakhir pada pukul 15.30 dan nelayan langsung kembali ke fishing base pada pukul 16.00. Ikan hasil tangkapan pancing ialah ikan tongkol Auxis sp, kerapu bebek Ephinephelus sp, kerapu koko Epinephelus quoyanus dan kurisi Nemipterus nematophorus.

4.3.2 Nelayan